Ima sadar dengan kelakuannya, sehingga ia pun mawas diri. Â Ima pun tidak lagi bekerja dengan keras, ia bekerja dengan agak santai. Â Segala urusan yang bisa dilakukan esok hari, akan ia kerjakan esok harinya. Â Padahal sebelumnya Ima akan mengerjakan pekerjaan esok hari itu dikerjakan pada hari ini. Â Dulu, Ima ingin pekerjaan-pekerjaan selesai dengan perfect. Â Tapi akhir-akhir ini ia bekerja dengan lebih slow. Â Bahkan cuti tahunan yang biasanya hanya ia ambil separohnya, akhir-akhir ini ia ambil secara penuh. Â Ima merasakan bahwa dia dan Adi perlu waktu banyak untuk bersama-sama. Â Dengan demikian, Ima dan Adi akhir-akhir ini sering terlihat bersama. Â Pergi ke sebuah pegunungan, seperti anak-anak sekolah, mereka membuat tenda berdua atau dengan teman mereka. Â Sering juga Ima dan Adi pergi ke kafe untuk duduk dan bercengkerama berdua.
Kadang Adi menemani Ima ke kolam renang anak. Â Tetapi Ima menyadari bahwa Adi juga harus bekerja, sehingga Ima pergi ke kolam renang anak lebih banyak sendirian. Â Saat Ima mendengar tawa canda anak-anak di kolam renang ini, maka Ima pun merasa nikmat dan Ima pun memanjatkan doa kepada Tuhan tentang keinginannya segera punya anak. Â Entah siapa yang menyanyi dengan karaoke, tiba-tiba ada lantunan lagu rohani. Â "Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku, Dia menyenangkanku dan memliharaku, seumur hidupku... Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku, sehelai di rambutku tak akan terjatuh, tanpa seijin-Mu." Â Hati Ima menjadi seperti diiris-iris menyadari perbuatan Tuhan atas umat-Nya. Â Betapa Tuhan mengasihi manusia dengan begitu besar-Nya. Â Dalam perenungannya, Ima meyakini bahwa Tuhan akan memberikan apa yang menjadi permintaan doanya.
**
Ima segera menyalakan mesin mobilnya. Â Ia ingin segera berada di rumah. Â Dia tahu bahwa sebentar lagi Adi akan pulang dari kerjanya. Â Beberapa hari Adi berada di luar kota mengantar tamu-tamunya. Â Saat Adi kembali maka Ima akan menyambutnya di rumah. Â Itulah saat-saat yang membahagiakan bagi keduanya. Â Ima kemudian akan membuka oleh-oleh yang dibawa Adi. Â Jika oleh-oleh itu berupa makanan, maka keduanya akan menikmatinya bersam-sama. Â Tentu saja ada bagian-bagian yang akan dikirimkan kepada kedua orang tua mereka masing-masing. Â Jika oleh-oleh itu berupa pakaian, maka Ima akan segera mengenakan dan Adi akan memuji penampilan Ima dengan pakaian baru. Â Adi biasanya akan berkata,"Kamu menjadi semakin cantik dengan pakaian warna ini sayangku." Â Adi kemudian akan memeluk Ima dan menumpahkan segala kerinduan yang dipendam Adi selama melakukan perjalanan ke luar kotanya.
Saat Adi pulang, biasanya Ima sudah menyiapkan makanan-makanan kesukaan Adi. Â Adi bukan tipe laki-laki yang menyukai makanan yang aneh-aneh. Â Sayur kesukaan Adi hanya sayur oseng-oseng kangkung dengan lauk pindang yang digoreng dengan sebuah sambal trasi. Â Oleh karena itulah, sebelum Adi pulang, Ima akan membeli kangkung dan ikan pindang. Â Dia akan pilihkan trasi yang terbaik, sehingga saat bikin sambal, akan menghasilkan sambal yang enak.
Benar saja, tidak selang lama Ima berada di rumah, Adi pulang dengan naik motor kesayangannya. Â Ima menyambut Adi sambil tersenyum. Â "Eh, bukankah hari ini kita harusnya kontrol kesehatan ke dokter?" Demikian Adi megingatkan kepada Ima. Â Ima menjadi terperanjat juga, betul setiap Sabtu sore sebulan sekali mereka selalu meluangkan waktu untuk konsultasi kesehatan ke dokter kandungan. Â Beberapa bulan ini mereka memang mereka melakukan kontrol kesehatan. Â Hal ini mereka lakukan supaya kesehatan mereka terkontrol dengan baik dengan harapan mereka dapat segera mendapatkan keturunan. Â Dokter pun selain memberi saran-saran hidup sehat, juga memberikan obat-obat untuk penopang kesuburan bagi mereka masing-masing.
"Oh iya betul. Â Ayuk kita segera berangkat. Â Tapi apa mas Adi tidak capek?" Â demikian kata Ima setengah merajuk.Â
"Ya setelah beristirahat sebentar, mandi, minum kopi dan makan snack, kita akan segera berangkat saja, jangan sampai kemalaman, nanti jam praktek dokter sudah habis," demikian Adi berkata sambil masuk ke kamar mandi, segera akan mandi.
Mereka sampai di tempat praktek dokter. Â Dokter menyambut mereka dengan ramah. Â Dokter kemudian bertanya kepada Ima dan Adi hal-hal tentang kesehatan mereka, termasuk perkembangan emosi mereka akhir-akhir ini. Â Setelah dokter mengecek kesehatan mereka dan memberikan nasihat-nasihat dokter kemudian berniat untuk mengecek kandungan Ima dengan sebuah alat deteksi. Â Dokter terkejut dan kemudian mengatakan kepada Ima dan Adi.
"Ini kelihatannya di kandungan bu Ima ada pergerakan kecil. Â Apakah mungkin ini bakal janin telah tumbuh?" Dokter berkata.
"Bagaimana dok? Â Ada pergerakan dan kemungkinan itu bakal janin saya?" Demikian Ima berkata tak sadar berteriak. Â Adi segera memegang tangan Ima, menyadarkannya.