Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Godod Sutejo Usia 70 Tahun, Pameran 70 Lukisan dalam 70 Hari

13 Februari 2023   11:48 Diperbarui: 13 Februari 2023   15:49 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Godod Sutejo, konsisten dengan gaya lukisan alam sepinya (Foto: dokumen pribadi)

Menikmati karya lukisan Godod Sutejo seperti menikmati sastra puisi pada sisi tarekat kontemplatif yang hening diatas kanvas. Karya lukis yang menggambarkan nuansa auratik alam dikerjakan dengan teknik yang detil dengan penuh ketelitian. Terutama pada figur-figur manusia yang kecil ditengah hamparan alam yang luas, suasana nuansa pantai, nuansa pedesaan dan panorama alam yang lain memberi sentuhan rasa yang mendalam. 

Apakah pilihan Godod Sutejo dalam menyusun karyanya? Adalah bersifat kegarisan-elementer membawakan kesan ketimuran. Pertama-tama oleh sifat utama lukisan yang dua dimensional dan komposisi yang memfokus pada nilai garis dan perwarnaan motif yang datar. Selanjutnya oleh ceritanya sendiri.

Godod sutejo bersama dengan para sahabat (Foto: dokumen pribadi)
Godod sutejo bersama dengan para sahabat (Foto: dokumen pribadi)

Kusnadi S: Optimisme dan Kemanusiaan

Menurut Kusnadi S yang adalah seorang pelukis yang tinggal di Jakarta ini, karya lukis Godod Sutejo mengembalikan ketenangan.  Kata Kusnadi: bahwa pada abad ke 20 ini tidak terhitung jumlah aliran seni lukis dan coraknya yang sudah ditampilkan masyarakat seniman. Apakah pilihan Godod Sutejo dalam menyusun karyanya? Adalah bersifat kegarisan-elementer, membawakan kesan ketimuran. Pertama-tama oleh sifat utama lukisan yang dua dimensional dan komposisi yang memfokus pada nilai garis dan pewarnaan motif yang datar. Selanjutnya oleh ceritanya sendiri.

Godod Sutejo menyoroti kehidupan desa atau kampung di kota dalam lingkup ruang yang luas, tanpa membatasi bumi dan udara. Apakah media yang dipakai, akrilik ataupun plakat yang disemprotkan di kertas, hanyalah berpengaruh sebagai unsur kolorit bagi dasar motif dan tempat penuangan gayanya yang dominan. Pilihan terhadap motif kehidupan rakyat dan anak-anak bermain yang berajang ruangan luas, membuat kita merenung tentang hidup dan alam yang tak terkotak-kotak, mengembalikan ketenangan pada pengamat sebagai unsur optimisme dan kemanusiaan.

Amos Setiadi: Keris Sebagai Objek Seni

Amos Setiadi adalah Guru Besar Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.  Amos Setiadi memberi komentar khusus terhadap Godod Sutejo atas usahanya membuat disain-disain keris akhir-akhir ini.  Komentar Amos Setiadi adalah sebagai berikut:

Godod Sutejo, keris merupakan objek seni yang membangkitkan perasaan yang pernah dialaminya sendiri, dan selanjutnya diekspresikan melalui disain sebagai bentuk bahasa komunikasi. Disampaikan secara sadar melaui tanda-tanda dan diserahkan pada penerimanya. Ekspresi tersebut memberikannya suatu pengalaman seni dengan keris sebagai objek. 

Senada dengan pernyataan Tolstoi, keris sebagai objek seni oleh Godod Sutejo mengekspresikan individualitas Godod Sutejo. Makin menonjol individualitasnya, makin kuat daya pengaruhnya dan makin menekankan bobot sikap jiwa Godod Sutejo. Ekspresi keris sebagai objek seni oleh Godod Sutejo mengekspresikan kejernihan perasaan yang diungkapkan sehingga penerima dapat menemukan perasaan yang mungkin jarang dirasakan.

Pameran tunggal ke-17 di usia ke-70 Godod Sutejo kali ini terasa istimewa dengan disain-disain keris sebagai objek seni Godod Sutejo. Amos Setiadi Guru Besar Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta Amos Setiadi K seni dengan keris sebagai objek. Senada dengan pernyataan Tolstoi, keris sebagai objek seni oleh Godod Sutejo mengekspresikan individualitas Godod Sutejo. Makin menonjol individualitasnya, makin kuat daya pengaruhnya dan makin menekankan bobot sikap jiwa Godod Sutejo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun