Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Ikaisyo Adakan Pameran Lukisan Sambut Natal dan Tahun Baru

19 Desember 2022   11:08 Diperbarui: 19 Desember 2022   11:16 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dyan Anggraini bangga dengan perupa Yogyakarta (Sumber Foto: You Tube)

Rakhmat Supriyono, Penulis dan Pengelola Pameran (Sumber Foto: Godod Sutejo)
Rakhmat Supriyono, Penulis dan Pengelola Pameran (Sumber Foto: Godod Sutejo)

Rakhmat Supriyono menggambarkan profil Hendro Purwoko.  Hendro Purwoko  adalah pelukis kelahiran Jawa Timur, 1954. Kepiawaian menggambar figur manusia menurut Rakhmat Supriyono membuat kagum teman-temannya di jurusan Desain Interior STSRI ASRI (ISI Yogyakarta). Obyek manusia dan arsitektur perkotaan (cityscape) banyak singgah di kanvasnya. 

Menurut Rakhmat Supriyono, Hendro sangat patuh menjaga proporsi, perspektif, dan anatomi manusia. Latar akademisi sangat melekat pada karya-karyanya. 

Tak sampai di situ, Hendro menguasai berbagai teknik melukis, dry and wet drawing. Pada pameran kali ini ia menampilkan keduanya, lukisan dengan teknik transparan menggunakan media cat air dan sebagian lagi dengan teknik kering, crayon di kertas. 

Sementara itu Mahmoud Elqadrie menilai, Hendro Purwoko dengan gaya realismenya yang membidik obyek sosial seperti membawa mengenal dan memahami kembali, makna kearifan lokal, tema sosial yang sarat dengan pesan filofofi yang mendalam seperti mengajaka  berdialog dengan simpul-simpul budaya.

Dyan Anggraini bangga dengan perupa Yogyakarta (Sumber Foto: You Tube)
Dyan Anggraini bangga dengan perupa Yogyakarta (Sumber Foto: You Tube)

Dyan Anggraini, mantan Kepala Taman Budaya Yogyakarta memberikan tanggapannya, bahwa apa yang dilakukan oleh Ikaisyo ini bersama dengan para suami mereka yang adalah para perupa, memiliki makna menunjukkan bahwa Yogyakarta terdapat para perupa yang memberikan suport bersama-sama, untuk bisa memberi inspirasi bagaimana Yogyakarta sangat diwarnai oleh karya-karya para perupa Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun