Pameran Lukisan The Master #3, Keindahan Jogja di Kanvas Subroto Sm
Oleh: Suyito Basuki
Dedy S, alumni FSR ISI Yogyakarta angkatan tahun 1995 memberi apresiasi kepada Subroto Sm dalam pembukaan pameran tunggal Subroto Sm yang dihadirinya, yang bertajuk The Master #3 yang di helat oleh Kiniko Art di Galeri Kiniko Art, Jl. Kalipakis RT 05/ II Tirtonirmala, Kasihan Bantul Yogyakarta.
Dedy S menyampaikan sebuah kalimat," Pagi pak.. saya jujur kemaren kaget liat pameran tunggal bapak. Karya cat minyak on the spot tahun 60-an luar biasa. Maksudnya antara lain lukisan Parangtritis dan Tamansari bertahun 1969." Demikian mantan mahasiswa Subroto Sm ini berkomentar. Selain itu, Dedy S juga menyebut karya-karya lain: "Karya karya terbaru 2022 (seperti Dua Sejoli dan Eforia), juga luar biasa. Ada lompatan dan emosi yg kuat. Seperti ada energi yg terpendam setelah bapak vakum beberapa saat"' demikian mantan mahasiswa Subroto Sm menambahi berkomentarnya.
Subroto Sm memang pernah mengajar di FSR ISI Yogyakarta hingga pensiunnya. Tidak saja mengajar, tetapi Subroto Sm yang adalah kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 23 Maret 1946 ini juga melukis dengan aktif. Beberapa penghargaan sempat diterimanya karena aktifitasnya ini. Dia pernah mendapat Piagam & Hadiah “Wendy Sorensen Memorial Fund-USA” untuk seni lukis terbaik ASRI (1968). Pernah juga menerima Piagam Penghargaan sebagai salah satu pencipta lambang ISI Yogyakarta, bersama Drs Parsuki(23 Juli 2008); serta menerima Piagam Penghargaan Jogja Annual Art #2, 2017: BERGERAK, atas Dedikasi dan Pemikirannya dalam mengawal seni rupa Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19 yang berjalan kurang lebih dua tahun ini, kreativitas melukisnya begitu deras. Hal ini tercetus dari kalimat Titik Tino Sidin, Ketua Ikaisyo, Ikatan Istri Senirupawan Yogyakarta. Ujar Titik,"Pada saat pandemi covid justru saya melihat semangat pak Broto terlahir kembali dengan produktif menghasilkan karya-karya lukisan maupun sketsa."
Hal ini yang memacu kreativitas Titik untuk juga semangat berkarya. Lanjut Titik," Melihat karya-karya beliau menyulut semangat saya untuk tetap berkarya, dengang melukis dan terus berjuang mewujudkan Museum Taman Tino Sidin sebagai museum dan ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya dunia seni rupa."
Parangtritis, Tamansari dan Ngejaman