Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gegono Wilujengan Pangenep Pangaksumo Hosoro Hosoko Djowo

20 September 2022   06:38 Diperbarui: 20 September 2022   14:55 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khusuk saat membaca kemat/ doa (Dokumen Pribadi)

Gogono  Wilujengan Pangenep Pangaksumo Hosoro Hosoko Djowo

Oleh: Suyito Basuki

Hosoko Djowo adalah sebuah komunitas kepercayaan yang meyakini bahwa bulan Suro adalah bulan yang penuh pengampunan.  Oleh karena itulah bulan Suro atau Hosoro yang diyakini awal tahun baru Djowo, 15 Agustus 2022 yang baru lalu komunitas brayat ageng Hosoko Djowo  Ngayogyakarto  ini mengadakan gogono  atau istilah umumnya ritual di UPK Joglo Parangtritis Dinas Pariwisata Kab Bantul Yogyakarta.  

Menurut komunitas Hosoko Djowo tersebut, tanggal 15 Agustus 2022 itu disebut Srengat Pangaksumo Hosoro Koso Soworo Koto 6448 Toso Thotoko 19 Djowo Goto Pon 1 Hosoro 6448.

 Acara yang diadakan setiap tahun itu dilanjutkan melarung atau membuang dapus atau bunga panca atau 5  warna sebagai lambang 5 anasir yang ada dalam tubuh manusia ke  Pantai Parangtritis.   

Pelarungan bunga panca warna ini, oleh komunitas yang disebut Hosoko Djowo tersebut  saat itu diikuti  50-an orang  dengan sebuah keyakinan  agar mereka diberikan pengampunan atas segala dosa yang dilakukan selama 1 tahun sebelumnya. 

Menutup Bulan mengawali Tahun

Semalam, hari Senin tanggal 19 September 2022 ini brayat ageng Hosoko Djowo Ngayogyakarto kembali mengadakan acara wilujengan yang dimaksudkan menutup bulan Suro, sebuah bulan yang diyakini penuh dengan pengampunan.  

Acara gegono ini dipimpin oleh Bapak Widodo selaku pinisepuh brayat Hosoko Djowo Ngayogyakarto,  diadakan di daerah Tegaltirto Berbah Sleman.  Senin tanggal 19 September 2022 ini secara perhitungan komunitas Hosoko Djowo ini merupakan awal tahun djawa 6448 abad Thotoko  ke- 19.  

Diyakini oleh komunitas Hosoko Djowo berdasar  yang tertulis  di 'Layang Songokolo',  disebutkan bahwa apabila hari pengampunan dosa  sudah genap 35 hari maka semua harus mengadakan gogono wilujengan  dan wajib mengucapkan terima kasih kepada Gusti dari segala belas kasih-Nya yang sudah menurunkan anugerah berupa pengampunan dosa dari Gusti seperti yang terjadi pada kedua murid Josono yaitu Modjo dan Drono beserta semua yang menjalankannya.

Suasana guyup usai acara ritual (Dokumen Pribadi)
Suasana guyup usai acara ritual (Dokumen Pribadi)

Kisah Josono, Modjo dan Drono

Sebagaimana yang pernah dituturkan oleh Godod Sutejo, seorang pelukis Jogja pemerhati budaya Jawa ini, bahwa kisah ini bermula dari adanya  seorang tokoh yang bernama  Josono yang memiliki kelebihan dibanding orang lain.  Josono memiliki murid bernama Modjo dan Drono.  Josono berkeinginan melihat wujud Tuhan atau Gusti.  

Keinginan itu terkabul setelah melalui berbagai proses.   Namun rupanya Gusti marah pada Josono,"Hai Josono,   Akulah Tuhanmu bagimu yang di Djowo, tidak ada kecualinya." Pada saat itu pula, Godod mengisahkan,  Somoro dan Bomo raja dan ratu kegelapan yang mencoba memanipulasi Josono lari ketakutan setelah mendengar suara Tuhan yang penuh dengan kewibawaan.

Lalu Tuhan melanjutkan sabdanya," Hai Josono Aku tahu apa yang menjadi keinginanmu dan kalau engkau ingin melihat wujudku  lihatlah ke belakang . Kalau engkau dapat menoleh kedepan maka Aku akan dapat menanggapi keinginanmu."  Tetapi apa yang terjadi, demikian Godod melanjutkan kisahnya, ternyata setelah Josono melihat kebelakang tidak melihat sesuatu apapun.  

Kemudian saat Josono menoleh ke depan, seketika itu pula ia hanya dapat melihat kegelapan dan ternyata Josono menjadi buta lalu mati.

Setelah itu, menurut Godod Sutejo, Gusti memberikan peringatan kepada kedua pengikut setia Josono  yang bernama Modjo dan Drono tadi agar  saat itu: tanggal 1 bulan 1 tahun 36 tahun Ho menjadi awal bulan  penuh pengampunan.  (Baca: Ritual Wilujengan Komunitas Hosoko Djowo Ngayogyokarto, Kembali  ke Tahun Djowo)

Berdasar penjelasan Bapak Widodo, kisah selanjutnya ada dialog antara Modjo dan Drono.  "Wahai Drono," demikian tutur Modjo, "Hari pengampunan dosa ini merupakan tanda kebesaran Gusti supaya kita bisa hidup secara jujur dan memohon maaf kepada sesama orang Djowo yang tahu akan Djowo-nya. 

Apabila hati kita tidak bersih dari rasa kejujuran, maka Gusti tidak mungkin akan menurunkan pengampunan-Nya  walaupun engkau membaca kemat (doa) pengampunan dosa." Demikian kata Modjo.

Tutur Modjo selanjutnya menurut Bapak Widodo selaku pemimpin komunitas Hosoko Djowo ini,"Memang hidup di alam ini amatlah susah, karena banyak godaannya sehingga diri kita sendirilah yang akhirnya menjadi 'dhemit' dan pada akhirnya kita mengalami hidup penuh kegelapan yang mana karena kita tidak pernah berlaku jujur.  

Maka dari pada itu silahkan jalankan segala sabda Gusti beserta segala hukum Gusti dengan sabar dan benar, dan pasti Gusti akan segera memberi apa yang engkau kehendaki."

Kemat atau Doa Pangenep Pangaksumo Hosoro  

Khusuk saat membaca kemat/ doa (Dokumen Pribadi)
Khusuk saat membaca kemat/ doa (Dokumen Pribadi)

Berikut adalah kemat atau doa yang diucapkan pada saat ritual menutup bulan Suro atau Hosoro yang diyakini penuh pengampunan itu:

- Gusti kang anitahake salir kiju aneng kene arawuh dawuh Gusti ngawenep lelawang pangaksumo

Gusti kang mbamban piwaneh dawuh.

- Arawuh Iguhing Dawuh Gusti kang anenggih kacakup kawurjan telung puluh limo srengat   sekawan ngamiko sesulih Gusti inganggit wose pangemat.

- Kang deles klawan siwah katitik Gusti datan waged kiapusi tjewet anggon kang luput. Hanenuwun  pangaksumo djeng Gusti sarto sapodho ngagesang.

- Waledi kije ceklih blaburan sakehing borang  hawiyo mlampah mbesusur mbenjang keblasar kesupen djeng dawuh Djowo Gusti   pangaksumo sembirat.

- Gusti kang ameto kadelesan   kiyu watak Sinuwun   paringono gesang kije pepadhang rino klawan wengi djeng sakehing tetuwuh kadi Modjo lan Drono.

- Gusti kang tenggil ngamriksani wose sekawan senggeh gesang kije rino klawan wengi paringono pepadhang gesang kije  tinedhoh sakehing kawiteng.

- Gusti kang kelar Ngawengak lelawang pangaksumo mestho kije srojono Sinuwun djumeneng  paringono gesang kije srojono sumedhak djeng Sinuwun.

- Gusti prambong kaleresan   amung Sinuwun Djowo gesang kije tumeko sedo   djinurung lelampah gesang kije  hawiyo kinilar saking apari Sinuwun.

- Gusti kang ameto prakelar  dawuh Djowo Sinuwun kije piwaneh pepadhang anggon gesang kije mindheng padjeng tumeko srengat lohoso ngagesang arawuh.

 - Gusti srojono hanenuwun  hawiyo Sinuwun medhanake welak Sinuwun anggon gesang kije kang luput nglirwakake djeng salir prowoso dawuh Djowo.

- Sinuwun kang tenggil palimarmo mbijak lelawang palimarmo kije anggon kang luput angandemi    Gusti kang nilingake sakehing panjuwun.

- Gusti pangirid prambong kaleresan sekawan ngamiko anenggih arawuh ngawenep lelawang mestho salir gumawang lan Arawuh Iguhing Dawuh Gusti.

Inilah babad pangenep pangaksumo hosoro beserta kemat yang setiap akhir bulan hosoro  selalu dijalankan oleh semua keluarga besar Hosoko Djowo yang ada di seluruh dunia  terlebih yang ada Belanda dan Suriname dan khususnya di  Yogyakarta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun