Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gegono Wilujengan Pangenep Pangaksumo Hosoro Hosoko Djowo

20 September 2022   06:38 Diperbarui: 20 September 2022   14:55 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khusuk saat membaca kemat/ doa (Dokumen Pribadi)

Suasana guyup usai acara ritual (Dokumen Pribadi)
Suasana guyup usai acara ritual (Dokumen Pribadi)

Kisah Josono, Modjo dan Drono

Sebagaimana yang pernah dituturkan oleh Godod Sutejo, seorang pelukis Jogja pemerhati budaya Jawa ini, bahwa kisah ini bermula dari adanya  seorang tokoh yang bernama  Josono yang memiliki kelebihan dibanding orang lain.  Josono memiliki murid bernama Modjo dan Drono.  Josono berkeinginan melihat wujud Tuhan atau Gusti.  

Keinginan itu terkabul setelah melalui berbagai proses.   Namun rupanya Gusti marah pada Josono,"Hai Josono,   Akulah Tuhanmu bagimu yang di Djowo, tidak ada kecualinya." Pada saat itu pula, Godod mengisahkan,  Somoro dan Bomo raja dan ratu kegelapan yang mencoba memanipulasi Josono lari ketakutan setelah mendengar suara Tuhan yang penuh dengan kewibawaan.

Lalu Tuhan melanjutkan sabdanya," Hai Josono Aku tahu apa yang menjadi keinginanmu dan kalau engkau ingin melihat wujudku  lihatlah ke belakang . Kalau engkau dapat menoleh kedepan maka Aku akan dapat menanggapi keinginanmu."  Tetapi apa yang terjadi, demikian Godod melanjutkan kisahnya, ternyata setelah Josono melihat kebelakang tidak melihat sesuatu apapun.  

Kemudian saat Josono menoleh ke depan, seketika itu pula ia hanya dapat melihat kegelapan dan ternyata Josono menjadi buta lalu mati.

Setelah itu, menurut Godod Sutejo, Gusti memberikan peringatan kepada kedua pengikut setia Josono  yang bernama Modjo dan Drono tadi agar  saat itu: tanggal 1 bulan 1 tahun 36 tahun Ho menjadi awal bulan  penuh pengampunan.  (Baca: Ritual Wilujengan Komunitas Hosoko Djowo Ngayogyokarto, Kembali  ke Tahun Djowo)

Berdasar penjelasan Bapak Widodo, kisah selanjutnya ada dialog antara Modjo dan Drono.  "Wahai Drono," demikian tutur Modjo, "Hari pengampunan dosa ini merupakan tanda kebesaran Gusti supaya kita bisa hidup secara jujur dan memohon maaf kepada sesama orang Djowo yang tahu akan Djowo-nya. 

Apabila hati kita tidak bersih dari rasa kejujuran, maka Gusti tidak mungkin akan menurunkan pengampunan-Nya  walaupun engkau membaca kemat (doa) pengampunan dosa." Demikian kata Modjo.

Tutur Modjo selanjutnya menurut Bapak Widodo selaku pemimpin komunitas Hosoko Djowo ini,"Memang hidup di alam ini amatlah susah, karena banyak godaannya sehingga diri kita sendirilah yang akhirnya menjadi 'dhemit' dan pada akhirnya kita mengalami hidup penuh kegelapan yang mana karena kita tidak pernah berlaku jujur.  

Maka dari pada itu silahkan jalankan segala sabda Gusti beserta segala hukum Gusti dengan sabar dan benar, dan pasti Gusti akan segera memberi apa yang engkau kehendaki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun