Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Memorabili Art Kustiyah, Pameran Arsip yang Menginspirasi

14 September 2022   06:22 Diperbarui: 14 September 2022   08:24 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung mengamati karya pameran (sumber foto: dokumen pribadi)

Memorabili Art Kustiyah, Pameran Arsip yang Menginspirasi

Oleh: Suyito Basuki

Arsip, apa pun itu, ternyata berguna dan bisa dipamerkan.  Tentu saja, arsip yang dipamerkan itu adalah arsip yang memberi inspirasi positif bagi para pengunjung pameran tersebut.  Demikianlah yang terjadi, sejak tanggal 2 September 2022 yang baru lalu hingga Juni 2023, dipamerkanlah arsip-arsip yang berkaitan dengan kreatifitas Kustiyah, sebagai salah satu pelukis wanita Indonesia.

Pameran arsip yang bertajuk Memorabili Art Kustiyah ini berlangsung di Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Karanggeneng, Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.  

Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso ini sebenarnya merupakan bangunan yang dibuat oleh pematung terkenal Edhi Sunarso untuk memperingati mendiang istrinya, yakni Kustiyah yang meninggal di Yogyakarta di tahun 2012.  Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso diresmikan oleh Edhi Sunarso pada tahun 2015.

Perihal Kustiyah

Kustiyah lahir di Probolinggo, 2 September 1935.  Selama sekitar 60 tahun, Kustiyah mendampingi sang suami Edhi Sunarso dalam berkarya sebagai pematung yang banyak karyanya monumental.  

Karya besar Edhi Sunarso di Jakarta antara lain Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Internasional, Patung Pembebasan di Lapangan Banteng, Patung Dirgantara atau Pancoran.

Kustiyah sebelum menikah dengan Edhi Sunarso adalah mahasiswa Akedemi Seni Rupa Indonesia.  Pada saat gelaran lukisan di kampus ASRI di Bintaran Jogja, tahun 1953, Presiden RI pertama, Ir. Soekarno sempat meninjau kegiatan tersebut dan beberapa saat menunggui Kustiyah yang sedang melukis.  Hal itu merupakan kehormatan besar bagi Kustiyah sebagai mahasiswi.

Pameran di Amerika

Pada perkembangannya, Kustiyah memiliki kemampuan melukis yang luar biasa.  Memang ia di bawah bayang-bayang nama besar suaminya Edhi Sunarso.  Tetapi ternyata, sebagai pelukis wanita, diperhitungkan oleh dunia luar.  Hal ini terbukti bahwa Kustiyah bersama Kartika mendapat undangan mengadakan pameran di museum Carnegie Musium Of Art di Amerika.

Hanya sayang, undangan pameran itu datang saat Kustiyah sudah meninggal.  Akhirnya hanya karya lukis Kustiyah yang dikirim mengikuti pameran.  Kartika yang adalah anak dari pelukis terkenal Affandi saja yang menghadiri pameran di Amerika tersebut. Sejumlah 28 lukisan Kustiyah di bulan September 2022 ini dikirim ke Carnegie Musium Of Art di Amerika, disertakan dalam  pameran lukis itu dari tgl. 24 September 2022 hingga 2 April 2023.  

Kartika nampak melihat arsip dalam pameran (dokumen pribadi)
Kartika nampak melihat arsip dalam pameran (dokumen pribadi)

Sedikit informasi saja bahwa antara Kustiyah dan Kartika merupakan sahabat karib. Saat mereka tinggal di Karangwuni di Jalan Kaliurang, persahabatan mereka merambah kepada keluarga dan anak mereka masing-masing.  Kustiyah dan Kartika sering melakukan lawatan melukis ke Bali.  

Kartika yang hadir dengan kursi roda pada pameran Memorabili Art Kustiyah tersebut sempat menceritakan kedekatan mereka dalam bersahabat.  Cerita Kartika, saat mereka melukis di Bali, Kustiyah yang memiliki penyakit asma tersebut tidak dapat menyelesaikan lukisan-lukisan atau sket-sketnya.  

Kartikalah yang kemudian memberi semangat Kustiyah untuk akhirnya dapat menyelesaikan lukisan-lukisan ataupun sket-sketnya.

Kartika juga menceritakan betapa anak-anak mereka memiliki kedekatan.  Bahkan anak Kustiyah dianggap Kartika seperti anak sendiri, demikian sebaliknya.  Kartika yang mengamati arsip-arsip yang dipamerkan bertutur sambil sesekali menitikkan air mata.

Melewati Berbagai Kesulitan

Dari kiri: Pelukis Nasirun, Pelukis Godod Sutejo, Titik Sidin (Ketua Ikaisyo), bu Djoko Pekik dan bu Nasirun (dokumen pribadi)
Dari kiri: Pelukis Nasirun, Pelukis Godod Sutejo, Titik Sidin (Ketua Ikaisyo), bu Djoko Pekik dan bu Nasirun (dokumen pribadi)

Seorang pelukis senior Jogja saat ini, Godod Sutejo memberikan kesannya terhadap Kustiyah.  Menurutnya Kustiyah memang sangat istimewa.

 "Dia adalah pelukis yang handal yang waktu studinya di ASRI sudah menjadi wakil dari para mahasiswa untuk melukis dihadapan Presiden Sukarno dan sangat dekat dengan para pelukis pelukis senior kesohor," Godod Sutejo memberi contoh pelukis kesohor tersebut Hendra Gunawan yang nota bene Edhi Sunarso pun menurut Godod Sutejo banyak menyerap ilmu dari Hendra Gunawan tersebut.

Dari pameran arsip tersebut, Godod Sutejo memberikan kesan bahwa untuk menjadi seorang seniman besar memang tidak gampang. "Harus melalui liku-liku yang yang panjang dan rumit," demikian Godod Sutejo.

Tempat yang Menginspirasi

Memorabili Art Kustiyah (dokumen pribadi)
Memorabili Art Kustiyah (dokumen pribadi)

Pameran arsip Memorabili Art Kustiyah, dalam pembukaannya, banyak dihadiri oleh para murid Edhi Sunarso.  Pameran yang bertujuan untuk mengenang pelukis Kustiyah dan yang akan menjadi bahan penulisan cucunya ini dihadiri juga oleh pelukis Syahrial Koto, pelukis Nasirun dan istri, bu Joko Pekik, Titik Sidin sebagai ketua Ikaisyo, RJ Winarno seorang pematung pensiunan dosen Sarjana Wiyata Yogyakarta yang adalah murid Edhi Sunarso dan para sahabat serta pengunjung lainnya.

Museum Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso yang menjadi tempat pameran ini dilaksanakan, memang selayaknya tempat ini sebagai salah satu tempat budaya yang perlu mendapat kunjungan banyak orang, karena banyak liku liku kehidupan senirupa yang bisa dipelajari.  Layak memang museum tersebut menjadi tempat studi bagi para penerus bangsa, khususnya dalam bidang seni rupa. 

Di tempat ini pula, seorang pelukis bisa belajar juga bahwa kewajiban seorang pelukis adalah terus menerus melukis hingga sepanjang hayatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun