Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagu Joko Tingkir, Desakralisasi yang Digugat

20 Agustus 2022   07:54 Diperbarui: 20 Agustus 2022   17:33 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Farel Prayoga dan Lagu Joko Tingkir (foto: youtube.com)

Penulisan lagu "Joko Tingkir Ngombe Dhawet" ini menggunakan skema pantun.  Pantun adalah penulisan puisi gaya lama dengan membuat di awal kalimat sampiran dan di akhir kalimat isi.  Misal saja: berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.  Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.  Kalimat berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian adalah kalimat sampiran.  Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, kalimat terakhir inilah yang disebut kalimat isi, dimana pesan pantun itu disampaikan.  Contoh lagi: jika ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi (kalimat sampiran), kalau ada umur yang panjang, bolehlah kita berjumpa lagi (kalimat isi).  Contoh lagi: dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali (kalimat sampiran), dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati (kalimat isi).

Skema pantun ini dalam perkembangannya banya digunakan dalam seni tradisional. Khususnya di Jawa Timur, ada kesenian Ludruk yang para pemainnya seringkali menembangkan tembang-tembang dengan skema pantun.  Ambil contoh misalnya dalam tembang Jula-juli Jawatimuran irama ludruk, pemainnya bermain pantun dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada penonton.  Ambil contoh misalnya: Langit biru lho cak, mendhung mentiyung, wayah jam papat udane teka, amit sewu lho cak, kula ndherek ngidung, meski kathah lepat, nedhi sepura (Langit biru, mendung menggelantung, hujan datang, aku minta ijin ikut menyanyi, jika ada salah, mohon dimaafkan). (You Tube: Jula-juli Jawatimuran, Cak Yudho Bakiak -- Sekar Budoyo) 

Pencipta lagu Pratama, sebagai orang Jawa Timur (mungkin orang Lamongan?) tentu akrab dengan ludruk dan cara bernyanyi para pemainnya dengan menggunakan pantun dalam menyampaikan pesannya.  Oleh karenanyalah saat mencipta lagu Joko Tingkir tersebut, skema pantun menjadi pilihannya sehingga dapat sudah dipahami oleh masyarakat sekarang ini.

Mirip Irama Selawat

Diberitakan bahwa salah satu ulama di Lamongan menyebut bahwa lagu Joko Tingkir mirip dengan irama selawat.  Selawat itu apa sih?

Selawat atau kadang muncul dengan tulisan sholawat ataupun shalawat dari arti kata sholla yang berarti doa untuk nabi sebagai ibadah kepada Allah SWT.  Shalawat dari Allah kepada nabi Muhammad adalah sebagai rahmat dan keridhaan, sedangkan shalawat dari malaikat kepada Nabi SAW adalah sebagai doa dan istigfar dan shalawat umat kepada Nabi SAW adalah sebagai doa dan pengagungan kepada Rasululah SAW. (inews.id, 8 September 2021)

Lalu irama selawat itu yang bagaimana?  Rhoma Irama dan Grup Sonetanya pernah melantunkan lagu Sholawat Badar di sebuah stasiun teve swasta yang diunggah di  You Tube.  Dalam pertunjukkan Rhoma Irama ini musik yang ditampilkan seperti irama padang pasir atau irama samproh, gambus atau qasidah menurut istilah di kampung saya.  Lagu-lagu grup Nasida Ria pada jaman jaya-jayanya dulu dengan lagu "Perdamaian", juga melantunkan lagu dengan irama jenis ini.

Bagi para ahli musik mungkin perlu menelusuri bahwa irama yang disebut selawat ini oleh beberapa orang, benarkah milik religi tertentu atau itu merupakan irama umum yang biasa dilantunkan di negara manca asal muasal irama lagu itu berada?  Karena di negara-negara yang berlokasi di padang pasir sepertinya irama jenis ini banyak ditemukan. 

Joko Tingkir seorang Ulama

Disebut Joko Tingkir adalah seorang ulama? Hal ini mungkin perlu keterangan lebih lanjut tentang tokoh Joko Tingkir yang dimaksud. 

Dari cerita rakyat Jawa Tengah yang saya dengar sejak kecil, Joko Tingkir adalah nama lain dari mas Karebet.  Joko Tingkir adalah putra dari Ki Kebo Kenanga murid Syeh Siti Jenar, penguasa daerah Pengging yang terletak sekarang ini di kabupaten Boyolali, berdekatan dengan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun