Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikaisyo, di Balik Kesuksesan Para Maestro Perupa Yogyakarta

16 Agustus 2022   06:26 Diperbarui: 18 Agustus 2022   04:09 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Malam hari di bulan Juli, 1982, Pelukis Batara Lubis, yang tinggal di Jl Pengok, Jogja, mengadakan hajatan khitanan putranya bernama Ucok. Hadir sejumlah perempuan istri perupa bersama suaminya yang notabene merupakan  perupa terkemuka Indonesia, antara lain: Ny. Sumini Widayat, Ny. Soed Amri Yahya, Ny. Sutiyah Wardoyo, Ny. Tuty Aming Prayitno, Ny. Tinuk Djokopekik, Ny. Hafsah Damas, dan Ny. Batara Lubis sebagai tuan rumah.  Dalam acara ini muncul gagasan atau usulan dari Ny. Hafsah Damas, bahwa untuk menjalin komunikasi intens antar perupa di Jogja sebaiknya diadakan arisan untuk  ibu-ibu pad setiap bulan, disertai harapan, setiap arisan ibu-ibu didampingi suaminya," demikian tutur Subroto Sm.

"Gagasan Bu Damas itu kemudian mendapat dukungan ibu-ibu yang lain, termasuk Ny. Maryati Affandi.  Beberapa waktu kemudian gagasan arisan itu menemukan muaranya di rumah pelukis Damas, yang tinggal di Mangkuyudan, Jogja.  Kemudian diadakanlah pertemuan pertama yg diadakan pada hari Jumat, 14 Agustus 1982. Yang datang cukup banyak dan kebetulan bersamaan dengan Ulang Tahun Bu Hafsah Damas. Pada pertemuan pertama yang berlangsung  santai namun meriah itu,  sekaligus disepakati sebuah nama untuk kelompok arisan ibu-ibu istri perupa ini dengan nama IKAISYO, singkatan dari Ikatan Istri Senirupawan Yogyakarta," begitu lanjut Subroto Sm.

Titik Tino Sidin, putri pelukis Tino Sidin, sebagai Ketua Ikaisyo memberi sambutan (foto: dokumen pribadi)
Titik Tino Sidin, putri pelukis Tino Sidin, sebagai Ketua Ikaisyo memberi sambutan (foto: dokumen pribadi)

Mengapa Istilah Senirupawan?  Menurut penjelasan Subroto Sm,  istilah "senirupawan" dipakai untuk menerangkan singkatan Ikaisyo, karena  pada waktu itu istilah "perupa" belum populer. Seingat Subroto Sm, istilah "perupa" baru muncul pada awal th 1990-an bersamaan dengan maraknya seni rupa kontemporer.

Pameran Karya Suami dan Lomba-lomba

Berdasarkan keterangan Subroto Sm, dalam perkembangannya, sejak dibentuknya Ikaisyo yang diawali dengan kegiatan arisan, kemudian ada kegiatan sosial internal di antara mereka seperti mengunjungi anggota yang sakit, melayat, pernikahan, dan sebagainya.

Kemudian aktivitas eksternal atau go publik yang mereka adakan adalah mulai diadakan kegiatan, yang paling utama ialah Pameran Seni Rupa karya para suami, juga anggota Ikaisyo, dan penerbitan buku.   Juga kemudian pernah menyelenggarakan Lomba Lukis Anak, Lomba Sepeda Wisata, serta kegiatan bakti sosial memberi sumbangan untuk PMI hasil penggalangan dana melalui pameran-pameran yang sudah diadakan.

"Berawal dari arisan, dengan komunikasi yang relatif intensif terbangunlah rasa kekeluargaan dan sekaligus memacu para suami dan anggota dalam berkarya seni, yang dimanifestasikan dalam berbagai pameran bersama di Jogya, Jakarta, dan sekali di Bali pada tahun 1996," demikian jelas Subroto Sm.

Komunitas yang Unik

Subroto Sm, narasumber Ikaisyo (foto: dokumen pribadi)
Subroto Sm, narasumber Ikaisyo (foto: dokumen pribadi)

Subroto Sm lebih lanjut menjelaskan bahwa Ikaisyo, yang dalam kenyataannya  dihuni para maestro atau legenda seni rupa Indonesia adalah sebuah kelompok atau komunitas yang unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun