Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tulus, Selamat dari Kecelakaan Pesawat

11 Juni 2022   05:22 Diperbarui: 11 Juni 2022   12:39 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulus Rusidi (Dokumen Pribadi)

Berbulan-bulan ia harus melakukan tugasnya di dalam kapal yang berfungsi untuk menghisap timah dari dasar laut.  Bekerja tanpa mengenal hari libur, dilakukan oleh Tulus.  Mungkin orang berpikir bahwa dengan bekerja di sebuah kapal, akan mendapat penghasilan besar.

Tulus menepis anggapan orang yang seperti itu dengan membuatnya konten di akun Tik-Toknya.  Dengan menunjukkan sebuah kapal yang besar, dia menulis: "Tetap bersyukur, walau kadang tak seindah orang bayangkan. Meski di kapal tapi tdk seindah yg orang bayangkan."

Saat ini Tulus dipindahkan tugasnya, tidak lagi di Batam, tetapi di Pulau Bangka.  Dia masih menjalankan tugas sehari-harinya di kapal penghisap timah milik perusahaan penambangan dimana ia bekerja.  Salah satu tugasnya adalah, jika ada kerusakan pada kapal, maka dialah yang harus mencarikan spare partnya.  Sudah 6 tahun ini dia bekerja di kapal.

Dimajukan Jadwal Keberangkatannya

Tanggal 29 Oktober 2018, Tulus bersama 2 orang rekannya, oleh perusahaan dibelikan tiket pesawat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang dua minggu sebelumnya.

Tetapi tiba-tiba saja menjelang keberangkatannya, perusahaan tempat ia bekerja memerintahkannya untuk berangkat ke Pangkal Pinang di tanggal 28 Oktober 2018 karena ada kerusakan kapal yang harus segera ditanganinya.

Dengan demikian Tulus harus berangkat mendahului 2 orang rekannya yang bekerja di Kapal Puket ke Pangkal Pinang.  Tulus yang bekerja di Kapal RBS ini mengaku sedikit jengkel juga karena harus pergi sendiri tanpa bersama rekan-rekannya.

Namun sebagai karyawan, dia harus patuh dengan perintah bosnya, sehingga berangkatlah Tulus ke Pangkal Pinang dengan pesawat lain, tentunya dengan tiket baru.

Kemudian terjadi di tanggal 29 Oktober 2022, pesawat Lion Air yang mestinya Tulus berada di situ, kecelakaan di Pantai Karawang, banyak penumpang pesawat meninggal, termasuk 2 orang rekan Tulus yang berasal dari Yogyakarta itu tewas, bahkan sampai hari ini tidak dapat diketemukan mayatnya.

Saat mendengar adanya kecelakaan pesawat tersebut, Tulus hanya menganga penuh keheranan.  Dia hanya berpikir, kalau saja dia tidak dimajukan keberangkatannya, dia pasti juga akan menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat itu.

Hikmah di Balik Peristiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun