Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gegara Sudah Boleh Buka Masker, Good Bye Menikah Murah

28 Mei 2022   07:22 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:29 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan artis Maudy Ayunda, meski tertutup tetapi pasti mahal (Sumber Foto: mata-mata.com)

Semula Dibatasi

Semasa pandemi sedang pada masa awal dan puncak-puncaknya, ada aturan dari Kemenag bahwa pernikahan yang merupakan hak azasi manusia cukup dihadiri sekitar 10 orang, perhelatan di rumah maksimal dihadiri 30 orang. (kemenag.go.id 12 Juni 2020)  Perhelatan pernikahan yang menimbulkan kerumunan orang dilarang. 

Aparat keamanan ditugaskan pemerintah untuk menghalau dan menghentikan pesta pernikahan.

Mungkin kita masih ingat ya dan rekaman videonya dapat dicari di You Tube, bahwa aparat keamanan terpaksa membubarkan acara perhelatan pernikahan warga yang digelar karena mendatangkan kerumunan massa.  

Meski keluarga yang punya hajatan itu sudah menyediakan alat-alat sesuai dengan protokol kesehatan, tetapi aparat tetap tidak mengijinkan karena saat itu, kerumunan massa yang bisa menjadi potensi tersebarnya virus Covid-19 terjadi.

Seniman Panggung Sepi Job

Dampak dari pembatasan-pembatasan di acara pernikahan tersebut memang akhirnya membawa dampak para seniman panggung menjadi sepi job.  Seorang dalang wayang kulit yang sepi job karena pembatasan ini sempat menyampaikan uneg-unegnya di akun FB miliknya.  

Karena saat itu, pertunjukan wayang kulit hanya diberi batas waktu berdurasi sekitar 3 jam.  Siapa orang yang mau mengeluarkan dana bersar belasan bahkan puluhan juta hanya untuk pagelaran wayang kulit yang biasanya semalam suntuk hanya menjadi 3 jam saja?   

Saat itu muncul protes-protes para seniman di jalan terhadap kebijakan pemerintah saat itu.  Terjadi juga, karena sepinya job, para seniman menjual aset-asetnya, seperti wayang kulit, koleksi motor gede kesayangan dan lain-lain.

Di Yogyakarta, menurut Godod Sutejo, seniman lukis yang di masa pandemi terpaksa menjual koleksi-koleksi barang kunonya mengatakan, bahwa seniman Yogyakarta dalam usaha menyambung kehidupan mereka, para seniman banyak beralih profesi dengan membuka kafe-kafe.  Ada yang patungan menyewa tanah dan mendirikan kafe di area itu.  Maka adalah sebuah kafe dengan aktifitas menggambar bersama dan apresiasi seni yang menginspirasi.

Nikah Biaya Murah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun