Zendeling Otto Stauffer sering disebut oleh orang Kedungpenjalin dengan sebutan 'Tuwan Stopper'.
Pendewasaan Jemaat
Berdasarkan hasil pertemuan jemaat: Pati, Kudus, Kudus, Kayuapu, Jepara, Kedungpenjalin, Bondo, Margokerto, Kelet, Bandungharjo, Banyutowo, dan Tayu; tanggal 29-30 Mei di Kelet, bersepakat mendirikan  sinode GITJ yang diberi nama: "Patoenggilanipun Para Pasamoewan  Kristen Tata Injil ing Wewengkon Kabupaten Kudus, Pati, lan Jepara."Â
Berkenaan dengan Kedungpenjalin, maka S.H. Soekotjo menyarankan supaya  tanggal 30 Mei 1940 dianggap sebagai dewasa dan lahirnya GITD (Gereja Injili di Tanah Djawa) Kedungpenjalin.  Sebutan GITD berubah menjadi GITJ karena perubahan ejaan bahasa Indonesia.
Di dalam pertemuan sinode bulan Agustus tahun 1940, diputuskan akan ditahbiskannya Guru Injil Sukar Yogapranoto (Kedungpenjalin) dan Guru Injil Radiyo Nitiharjo (Margokerto) menjadi pendeta. Â Akhirnya penahbisan keduanya menjadi pendeta dilakukan di Gereja Margokerto tanggal 24 November 1940. Â Selanjutnya dalam sidang sinode tanggal 8 April 1943, Pdt. Sukar Yogapranoto dan Pdt. Radiyo Nitiharjo ditetapkan menjadi anggota pengurus sinode.
Dalam pelayanan selanjutnya, GITJ Kedungpenjalin yang terletak di desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara, Jawa Tengah ini memiliki berananak pinak dengan mendirikan pepanthan-pepanthan (cabang-cabang) di wilayah desa Karanggondang dan sekitarnya, yang menjadi binaan pelayanan. Â
Pepanthan tersebut adalah: Pakis Suwawal, Srobyong, Kancilan, Balongbeji, Balongkodhok (Balongarto), Kedungtunggak (Kedung Mulyo), Ploso Ngipik, Ploso Barat, serta Pailus. Â Semua pepanthan tersebut sekarang sudah didewasakan dengan jumlah rata-rata anggota jemaat 100-500 warga. Â Adapun pepanthan yang saat ini belum didewasakan adalah pepanthan Bucu, Cepogo, dan Ngemplik. Â
Hamba Tuhan yang melayani setelah zendeling Otto Stauffer yakni: Pdt. Em. Sukar Yogapranoto (almarhum), Pdt. Em. Â Filemon Mintardja (almarhum), Pdt. Em. R. Prabawa HW, B.Th., Guru Injil Em. Wasiyanto, Pdt. Drs. Suyito Basuki, M.Div.Th.M., dan Pdt. Zudi Riyono, S.Si (Teol). Â
Hidup Saling Tolong Menolong
Pelayanan jemaat GITJ Kedungpenjalin yang saat ini jumlah warganya 463 kk ini dilakukan untuk mencapai: "jemaat yang hidup di tengah masyarakat, yang mengutamakan peribadatan serta setia kepada Tuhan;Â