Artinya adalah menyatukan hubungan kekerabatan yang sudah terpisah atau istilahnya "kelangan obor" (kehilangan obor), bagaikan sudah hilang dari peredaran kekerabatan.
Akhirnya silsilah, khususnya dalam masyarakat Jawa, yang dibuat mempunyai manfaat untuk menjelaskan kedudukan seorang anak dalam sebuah keluarga besarnya. Â
Sehingga dia akan menyebut mas, mbak atau dik kepada anak yang seusia dengannya, atau akan menyebut bulik/ tante, om atau pakdhe, mbah buyut atau cukup mbah saja kepada orang yang lebih tua darinya. Â
Sopan santun tercipta karena sebutan itu akan mempengaruhi unggah-ungguh atau tata krama dalam mereka berbahasa satu sama lain, apakah mereka akan berbahasa Jawa ngoko atau krama kepada saudaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H