Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ucapan Berlebaran Jawa: Ngaturaken Sugeng Riyadi

1 Mei 2022   04:46 Diperbarui: 2 Mei 2022   18:30 10851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan kata krama Inggilnya "sugeng" yang adalah "wilujeng" konon sebaliknya sering diucapkan oleh orang Jawa yang berada di lingkungan Surakarta atau orang Jawa yang berbasiskan budaya Surakarta.

Sehingga klausa: Ngaturaken sugeng riyadi, bisa juga diucapkan Ngaturaken wilujeng riyadi. Baik kata "sugeng" maupun "wilujeng" bermakna sama yakni ucapan selamat.

Di kalangan orang-orang muda yang selevel, artinya sama-sama muda, maka ucapan selamat berhari raya Idul Fitri, bisa disampaikan dalam bahasa Jawa ngoko atau bahasa Jawa sehari-hari yang kadang tercampur dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia.

Misalnya seperti ini: Selamat Idul Fitri ya, aku njaluk ngapura kabeh kaluputanku (Selamat berhari raya Idul Fitri ya, aku minta maaf atas segala kesalahanku).

Biasanya pihak yang menerima ucapan tersebut akan memberikan jawaban: Selamat Idul Fitri uga, padha-padha ya, aku ya njaluk ngapura kabeh kaluputanku (Selamat berhari raya Idul Fitri juga, sama-sama ya, aku juga minta maaf atas semua kesalahanku). Ucapan ini serasa resmi ya kalimatnya lengkap.

Sesama usia, dalam masyarakat Jawa, biasanya saling mengucapkan selamat berlebaran dengan klausa atau kata-kata yang singkat saja. Mungkin mereka bertemu di jalan atau di tempat-tempat umum.

Setelah lebih dahulu bersalaman, maka pihak pertama akan berkata: Met lebaran, maafe ya kesalahanku (Selamat berlebaran, maafkan ya kesalahanku).

Pihak kedua akan menjawab dengan berkata: Ya, padha-padha, maafe jugak kabeh kaluputanku (ya sama-sama, maafkan juga semua kesalahanku). Ada juga sesama kaum muda yang sudah sangat akrab saat bertemu, sesudah berjabat tangan akan langsung saling berkata: Kosong-kosong ya.

Kata "kosong-kosong" itu diberi makna bahwa di antara mereka sudah saling memaafkan, sehingga tidak ada kesalahan atau dendam yang mereka sembunyikan. Akhirnya seperti pertandingan sepak bola dengan skore 0-0, siap dimulai laga babak yang baru.

Indahnya saling memaafkan di hari raya idul Fitri ini. Selamat hari raya idul Fitri, Minal Aidin Wa Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. 

Bumi Kartini niku Jepanten: kalepatan kula puniki, mugi karsa paring pangapunten (Bumi Kartini itu Jepara, semoga berkenan memberi maaf)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun