Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin yang Tidak Mengambil Jalan Pintas dan Tidak Takut Menderita

15 April 2022   05:20 Diperbarui: 15 April 2022   05:25 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus dan murid-murid-Nya (Sumber Foto: heraldmalaysia.com)

Pemimpin yang Tidak Mengambil Jalan Pintas dan Tidak Takut Menderita

Oleh: Suyito Basuki

"Jalan pintas" adalah suatu tindakan yang menyederhanakan sebuah proses yang panjang menjadi sebuah proses yang pendek;  atau sebuah proses yang rumit menjadi proses yang sangat mudah.  

Jika ini diterapkan untuk sebuah rumus matematika, mungkin bisa dibenarkan.  Tetapi seringkali jalan pintas ini dilakukan seseorang demi  mencapai sebuah tujuan dengan cara melakukan manipulasi dan penipuan yang kadang dibenarkan oleh masyarakat umum.  Misalnya seorang pelajar yang ingin mendapatkan hasil tes atau ujian  yang bagus, dia tidak belajar dengan sungguh-sungguh, melainkan mengandalkan kertas contekan dan cara-cara tidak terpuji lainnya.  

Tidak semua anggota keluarga, masyarakat, bahkan sekolah menyalahkan hal ini.  Bahkan jika anggota keluarga, masyarakat, atau sekolah yang mendasarkan kebanggaan diri dan institusi pada hasil tes atau ujian anak, maka tidak saja mereka setuju, tetapi justru mengkondisikan pekerjaan "mencontek" itu terjadi.  

Makanya ada  cerita aneh, guru yang ingin sekolahnya populer dengan hasil kelulusan 100 persen, dengan sembunyi-sembunyi berusaha mengedarkan kunci jawaban kepada siswanya.

"Cinta ditolak dukun bertindak", itu sebuah ungkapan yang juga sering kita dengar di masyarakat.  Pengertiannya adalah jika seorang pemuda mencintai seorang pemudi misalnya, tetapi kemudian ternyata cintanya ditolak, maka pemuda itu akan meminta pertolongan mbah dukun supaya dapat membantunya mendapatkan si pemudi untuk dirinya.  

Meski secara iman Kristen kita tidak meyakini cesplengnya perdukunan, tetapi fakta di lapangan, masyarakat secara umum memiliki perilaku yang tak lekang dengan praktek perdukunan seperti itu.  Mereka tidak sabar dengan proses kesulitan yang memang harus dilalui oleh seorang pemuda dalam mendapatkan cinta seorang pemudi.  

Sebenarnya lazim, seorang pemudi agak mempersulit proses sebelum ia menerima cinta seorang pemuda.  Mungkin sekedar menguji kesungguhan dan kecintaan seorang pemuda yang mencintainya.  

Oleh karena itu, pemuda tersebut jangan buru-buru pergi ke dukun, tetapi harus berupaya menunjukkan kesungguhan dan kesetiaannya kepada pemudi tersebut, jika memang ia betul-betul mencintainya.  Dengan doa dan usaha, segala sesuatu akan indah pada waktunya. Mestinya begitu, bukan jalan pintas yang mesti dilaluinya.

Nubuat Menderita

Oleh para nabi dalam Perjanjian Lama, mesias akan disalibkan dan menderita.  Salah satu nabi yang jelas sekali menubuatkan hal ini adalah Yesaya (bacalah pasal 53:1-12, 1 Petrus 2:21-25).  Yesus Kristus  dalam keallahannya tahu segala sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi.  Tetapi Yesus Kristus dalam kemanusiaan-Nya, tahu juga bahwa menderita dianiaya dan disalibkan itu bukan penderitaan yang biasa, tetapi penderitaan yang ekstrim yang sangat menyakitkan. 

 Mungkin kalau saat itu kita, kita sebagai saudara Yesus dan kita  dimintai pendapat, maka hampir pasti kita berkata,"Ambil jalan pintas saja."  Mungkin kita akan menganjurkan supaya Yesus melarikan diri dan bersembunyi sehingga terlepas dari penderitaan atau kita mengumpulkan uang, patungan dengan saudara yang lain supaya ada uang sogokan cukup kepada aparat sehingga hukuman Yesus diperingan atau ditiadakan sama sekali!

Tetapi Yesus tidak demikian.  Dia yang tahu akan menderita, Dia berkata,"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.  Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." (Matius 20: 18-19).  

Perkataan itu diucapkan-Nya tidak sekali saja tetapi itu yang ketiga kali-Nya! (Matius 16:21, 17:22-23).  Hal itu menunjukkan keteguhan hati-Nya terhadap jalan hidup derita yang harus Ia lalui! Lazimnya, orang yang tahu kalau di masa depan ia akan menderita, dia tidak suka membicarakannya berulang-ulang penderitaannya itu.  

Dari pada membicarakan penderitaan yang akan menimpa, maka akan dicarilah jalan supaya terlepas dari penderitaan itu.  Lazimnya pula orang akan mencari berbagai upaya supaya kehidupannya di masa mendatang bahagia dan jauh dari segala mara bahaya.

Tidak Takut Menderita

Kita melihat bahwa Yesus sebagai seorang pemimpin rohani bagi para murid dan pengikutnya saat itu, tidak takut menghadapi penderitaan dalam pelayanan-Nya.  

Dia memang memiliki visi besar terhadap manusia, bahwa dengan jalan Ia menderita seperti itu, maka manusia akan mendapatkan keselamatan jasmani dan jiwanya (Matius 20:28, Yohanes 3:16).  Dan itulah yang dengan sadar membawanya menelusuri  proses kehidupan-Nya yang tidak mudah saat menajdi manusia.  Proses itu diselesaikan-Nya tanpa jalan pintas, tetapi mengikuti alur nubuatan para nabi tentang penderitaan dan akhir hidup-Nya!

Pada masa sekarang ini, bagi kita yang dipanggil menjadi pemimpin dan diberi tanggung jawab melayani sesama, kadang kita tidak ingin berjuang untuk menggumuli panggilan kita.  Kemanusiaan kita selalu ingin lakukan "jalan pintas": cari yang termudah, tanpa mengikuti proses, yang penting terlihat berhasil dan terlihat gemilang secara duniawi.  

Oleh karena itu kemudian kita tempuh jalan-jalan pintas, meski secara moral, etika dan etos kerja hal itu memalukan!  Pada peringatan Jumat Agung  ini, kita bersyukur dapat melihat keteladanan kepemimpinan Yesus Kristus yang tidak mengambil jalan pintas dan tidak takut menghadapi penderitaan dalam pelayanan-Nya.  

Kiranya ketegaran dan keberanian-Nya menghadapi kesengsaraan aniaya bahkan kematian yang dihadapi-Nya menjadi kekuatan kepada kita untuk mampu menekuni jalan kehidupan dan pelayanan yang mungkin berliku dan penuh derita!  Selamat memperingati hari Jumat Agung dan menyongsong Paskah, semoga kita dapat menemukan nilai-nilai keindahannya dalam kehidupan kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun