Nubuat Menderita
Oleh para nabi dalam Perjanjian Lama, mesias akan disalibkan dan menderita.  Salah satu nabi yang jelas sekali menubuatkan hal ini adalah Yesaya (bacalah pasal 53:1-12, 1 Petrus 2:21-25).  Yesus Kristus  dalam keallahannya tahu segala sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi.  Tetapi Yesus Kristus dalam kemanusiaan-Nya, tahu juga bahwa menderita dianiaya dan disalibkan itu bukan penderitaan yang biasa, tetapi penderitaan yang ekstrim yang sangat menyakitkan.Â
 Mungkin kalau saat itu kita, kita sebagai saudara Yesus dan kita  dimintai pendapat, maka hampir pasti kita berkata,"Ambil jalan pintas saja."  Mungkin kita akan menganjurkan supaya Yesus melarikan diri dan bersembunyi sehingga terlepas dari penderitaan atau kita mengumpulkan uang, patungan dengan saudara yang lain supaya ada uang sogokan cukup kepada aparat sehingga hukuman Yesus diperingan atau ditiadakan sama sekali!
Tetapi Yesus tidak demikian. Â Dia yang tahu akan menderita, Dia berkata,"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Â Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." (Matius 20: 18-19). Â
Perkataan itu diucapkan-Nya tidak sekali saja tetapi itu yang ketiga kali-Nya! (Matius 16:21, 17:22-23). Â Hal itu menunjukkan keteguhan hati-Nya terhadap jalan hidup derita yang harus Ia lalui! Lazimnya, orang yang tahu kalau di masa depan ia akan menderita, dia tidak suka membicarakannya berulang-ulang penderitaannya itu. Â
Dari pada membicarakan penderitaan yang akan menimpa, maka akan dicarilah jalan supaya terlepas dari penderitaan itu. Â Lazimnya pula orang akan mencari berbagai upaya supaya kehidupannya di masa mendatang bahagia dan jauh dari segala mara bahaya.
Tidak Takut Menderita
Kita melihat bahwa Yesus sebagai seorang pemimpin rohani bagi para murid dan pengikutnya saat itu, tidak takut menghadapi penderitaan dalam pelayanan-Nya. Â
Dia memang memiliki visi besar terhadap manusia, bahwa dengan jalan Ia menderita seperti itu, maka manusia akan mendapatkan keselamatan jasmani dan jiwanya (Matius 20:28, Yohanes 3:16).  Dan itulah yang dengan sadar membawanya menelusuri  proses kehidupan-Nya yang tidak mudah saat menajdi manusia.  Proses itu diselesaikan-Nya tanpa jalan pintas, tetapi mengikuti alur nubuatan para nabi tentang penderitaan dan akhir hidup-Nya!
Pada masa sekarang ini, bagi kita yang dipanggil menjadi pemimpin dan diberi tanggung jawab melayani sesama, kadang kita tidak ingin berjuang untuk menggumuli panggilan kita. Â Kemanusiaan kita selalu ingin lakukan "jalan pintas": cari yang termudah, tanpa mengikuti proses, yang penting terlihat berhasil dan terlihat gemilang secara duniawi. Â
Oleh karena itu kemudian kita tempuh jalan-jalan pintas, meski secara moral, etika dan etos kerja hal itu memalukan!  Pada peringatan Jumat Agung  ini, kita bersyukur dapat melihat keteladanan kepemimpinan Yesus Kristus yang tidak mengambil jalan pintas dan tidak takut menghadapi penderitaan dalam pelayanan-Nya. Â