Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkunjung ke Masjid Agung Demak = Naik Haji ke Mekah?

7 April 2022   09:45 Diperbarui: 7 April 2022   12:10 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Masjid Agung Demak (Dok.Pri)

Tiang Masjid (Sumber Foto: kompas.com)
Tiang Masjid (Sumber Foto: kompas.com)

Masjid terdiri dari bangunan utama dan bangunan serambi.  Pada bangunan utama ditopang dengan empat tiang atau saka guru.  Keempat tiang tersebut menurut cerita dibuat oleh empat orang wali, yakni Sunan Bonang membuat tiang barat laut, Sunan Gunung Jati membuat tiang barat daya, Sunan Ampel membangun tiang tenggara dan Sunan Kalijaga membangun tiang di timur laut. (kompas.com, 12/1/2022) 

Cerita yang saya dengar sejak saya sekolah di SD adalah bahwa Sunan Kalijaga ini dengan kesaktiannya, membuat tiang tersebut dengan menggunakan tatal, bahasa Jawa yang artinya serpihan-serpihan kayu hasil limbah ketam tradisional pada waktu itu.  

Sunan Kalijaga yang sebelumnya bernama RM Said putra bupati Tuban Tumenggung Wilwatikta ini memang dikenal luar biasa kesaktiannya.  Cerita tentang kesaktian dan hikmat Sunan Kalijaga ini melegenda di masyarakat Jawa hingga saat ini.

Ganjaran atau Pahala Berkunjung ke Masjid Agung Demak

Dalam masyarakat Jawa pernah ada pendapat jika mengunjungi Masjid Agung Demak dan berziarah ke makam Sultan Demak dan para wali itu sudah memiliki ganjaran atau pahala yang sama dengan naik haji ke Mekah.  

Pendapat masyarakat Jawa seperti ini karena didasari pada saat perekonomian orang Jawa belum sebaik seperti saat ini, sehingga tidak mampu melaksanakan ibadah haji ke Mekah.  Namun pendapat seperti itu tidak dibenarkan karena bertentangan  dengan agama Islam. (elib.unikom.ac.id h.6)

Selasa 22 Maret 2022 saya mewawancarai seorang bapak yang sedang menjemput istrinya yang mengadakan aktivitas pengajian rutin Selasanan di Masjid Agung Demak.  Pak Ahmadi (67) yang saya wawancarai berasal dari desa Bonangrejo Demak, 5 km dari masjid Agung Demak dan memiliki anak lima orang. 

Menurutnya pada bulan Puasa, biasanya warga Jakarta banyak bermalam di Masjid Agung ini yang terkenal dengan sebutan Masjid Wali.  "Di Masjid Wali, pada malam tanggal-tanggal ganjil, melakukan sholat di tempat ini diyakini mendatangkan manfaat yang lebih utama," Demikian ujarnya.  Menurut Pak Ahmadi kebanyakan yang datang dari Jakarta tersebut adalah para pemborong bangunan. 

Terhadap pendapat bahwa jika umat Islam mengunjungi Masjid Demak dan berziarah ke makam Sultan Demak serta para wali sama dengan naik haji ke Mekah, Pak Ahmadi menolak keras." Tidak bisa disamakan dengan pergi haji, hanya saja pahalanya sama saja dengan ke Mekah.  Pahala itu tidak kelihatan, tetapi bisa dirasakan, misal setelah dari ziarah di tempat ini ekonominya menjadi lebih maju, tentram," demikian ujarnya. 

Kesan Rekan di Face Book

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun