Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kejahatan Klitih, Saatnya Jogja Kita Tinggalkan?

5 April 2022   08:33 Diperbarui: 5 April 2022   20:12 2541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kejahatan (Sumber Foto: Freepik)

Sebagai orangtua, saya ikut sedih, marah dengan peristiwa korban klitih ini.

Sedih karena ikut merasakan perasaan orangtua yang telah mengirim anak mereka untuk menimba ilmu di Jogja dengan harapan bisa membanggakan orangtua, tapi kenyataannya meninggal dengan sia-sia di tangan para penjahat klitih yang tidak bertanggung jawab.

Perasaan marah juga meruyak, karena penanganan klitih ini terasa tidak tuntas dan berkelanjutan dari pihak aparat keamanan dan pemerintah daerah yang bertugas mengayomi masyarakatnya.

Sudah Masanya Jogja Ditinggalkan?

Kota Jogja memang luar biasa hipnotisnya bagi para pelajar dan mahasiswa. Kota ini warisan budaya Jawa lama yang masih memiliki kekentalan budayanya. Banyak tempat yang mendatangkan kesan bagi orang-orang yang pernah tinggal di Jogja.

Penyanyi Katon Bagaskara bersama Kla Project, sangat terkesan dengan kota Jogja, sehingga sempat membuat dan menyanyikan lagu "Jogjakarta" yang hits dan memang enak didengar.

Selain Katon Bagaskara, ada beberapa penyanyi yang juga menyanyikan lagu bertemakan Jogja. Sebut saja Aditya Soyan (Sesuatu di Jogja), Didi kempot (Bangjo Malioboro), Gemini (Tunggu Aku di Jogja), dan Tony Q (Ngayogyakarta).

Para penyair angkatan Umbu Landu Paranggi, WS Rendra, Emha Ainun Najib, termasuk penyanyi Ebiet G.Ade adalah antara lain seniman-seniman yang terhipnotis kota Jogja dalam melahirkan karya-karyanya.

Jogja banyak juga melahirkan seniman lukis, tari, penyanyi dan lain-lain seperti Affandi, Amri Yahya, Bagong Kusudiarjo, Nyi Tjondro Lukito, Butet Kertadjasa, Godod Sutejo, Linus Suryadi AG, Joko Pinurbo dan masih banyak lagi. Jogja memang menjadi magnet tersendiri seniman menginiasi dirinya.

Tetapi Jogja dengan adanya kejahatan klitih ini, terus terang, menjadikan hati orangtua was-was untuk mengirimkan anaknya ke kota Jogja untuk belajar.

Selain itu, kebutuhan ekonomi di Jogja juga semakin mahal. Parkir mobil saja di area pertokoan ke arah Bethesda, di beberapa tempat angkringan dekat kraton Jogja dan mungkin saja di tempat-tempat sudah 5 ribu rupiah. Ini seperti parkir di kota-kota metropolitan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun