Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peracik Teh Pegagan yang Berkhasiat Itu Telah Tiada

2 April 2022   08:53 Diperbarui: 2 April 2022   09:08 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Godod Sutejo  bersama tokoh desa Turusan Pendoworejo saat pelayatan (Dok.Pri)

Peracik Teh Pegagan yang Berkhasiat itu Telah Tiada

Oleh: Suyito Basuki


Pegagan suatu tanaman dengan nama latin centela asiatica L.  Tanaman yang bertumbuh seperti halnya enceng gondok, semanggi, kentang, rumput grinting dan rumput teki ini di beberapa tempat, khususnya daerah Jawa dan Sunda ada yang memberi nama daun pacul gowang, cowet gompreng dan nama lainnya.  Di Sumatera tanaman ini dikenal dengan nama kaki kuda, daun aga dan lainnya. (detik.com 9/9/2021). Di Aceh disebut peugag, Di Banjar dikenal dengan nama jalukap, di suku Dayak disebut Kajalukap, di tanah Melayu dikatakan daun kaki kuda, di tanah Batak disebut ampagaga, di Sunda selain sebutan cowet gompreng, juga disebut antanan, dulang sontak.  Di Jawa selain dikatakan sebagai pacul gowang juga disebut gagan-gagan, rendeng, dan cowek-cowekan.  Di Bali dikatakan piduh.  Di Lombok disebut bebele. Di Papua disebut sandanan. Di daerah Indramayu dan Cirebon orang mengatakannya sebagai broken copper coin, semanggen. Orang Makasar bilang pagag.  Orang Bugis menyebut  daun tungke.  Sedang orang Minang mengatakan sebagai Pigago.  Di Solok orang menyebut daun tapak kudo.  Sedang di Kutai atau Kalimantan, orang menyebutnya jelukap/jaluka. (id.wikipedia.org)

Pemanfaatan tanaman yang tergolong sayur ini bermacam-macam.  Selain bisa disayur, sebagaimana tanaman semanggi dengan cara masak dioseng atau sekedar lapan, daun pegagan ini di beberapa tempat, seperti di daerah kami Ambarawa Kabupaten Semarang, daun pegagan diolah dengan dibuat keripik seperti layaknya daun bayam.  Pegagan banyak tumbuh di perkebunan, pematang sawah, di pinggir jalan dan di sekitar rumah.  Di tempat kami yang dekat dengan rawa yang disebut Rawa Pening, tanaman pegagan mudah ditemukan.

Manfaat Pegagan bagi Kesehatan

Ternyata daun pegagan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut catatan Wikipedia, tanaman pegagan memiliki 10 khasiat, yakni: untuk mengobati luka, untuk mengobati sakit maag dan perut kembung, untuk mencegah demam, untuk menambah nafsu makan, untuk mengobati asma dan batuk, untuk mengobati sariawan usus dan disentri, untuk mengobati wasir, untuk meningkatkan sistem imun, untuk menurunkan tekanan darah dan menghambat terjadinya keloid dan untuk meningkatkan fungsi sistem saraf dan daya ingat.

Menurut catatan kompas.com (21/3/2021), daun pegagan bisa bermanfaat untuk menurunkan demam, menurunkan hipertensi, menyembuhkan amandel, mengobati sariawan, menyembuhkan batuk dan sesak nafas dan memperlancar air seni. Daun pegagan juga diyakini bisa mengobati penyakit diabetes.   Dalam studi klinis disebutkan bahwa pegagan berfungsi sebagai penenang dan hipogliakemik, daun pegagan juga memiliki kemampuan insulin dan meregulasi glukosa. Kandungan polimer polifenol sebagai antioksidan di dalamnya.  Dengan demikian daun pegagan ini sangat bermanfaat bagi para penderita diabetes. (detik.com 9/9/2021)

Mbah Odho Peracik Teh Pegagan

Selain pegagan dikonsumsi dengan cara dimasak oseng, dibuat keripik, dan lain-lain, ternyata daun pegagan ini bisa diracik sehingga bisa menjadi teh yang diseduh untuk minuman yang menghangatkan sekaligus menyehatkan.  Tersebutlah mbah Odho, sebagaimana yang ditulis oleh Handoko Sufafal di kompasiana 26 Juni 2015 dengan judul artikel "Mbah Odho Si Pejuang Herbal".  Dalam artikelnya disebutkan bahwa mbah Odho memiliki nama lengkap Odho Sumarto.  Odho Sumarto remaja diceritakan hanya lulus sekolah SMP. Keinginannya untuk merantau ke luar kota tidak disetujui oleh orang tuanya, sehingga Odho remaja terpaksa tinggal bersama di lingkungan keluarganya di sebuah dusun kecil di Kulonprogo DIY.

Odho Sumarto, sebagaimana yang tertulis di kompasiana, kemudian bertekun mempelajari obat-obatan herbal melalui neneknya.  Pada saat lomba obat-obatan herbal secara nasional, Odho Sumarto mewakili DIY berhasil menjadi juara 2.  Setelah itu, Odho Sumarto yang tidak lagi berusia muda, menekuni dunia herbal dengan berbahan dasar daun antana yang kemudian dikenal daun pegagan yang tanamannya tumbuh di Bukit Menoreh, sehingga lahirlah karyanya, racikan teh pegagan yang langsung trending di dunia perdagangan.

Teh pegagan sudah dikemas juga sebagai teh celup dan sekarang bisa dibeli secara online.  Misal saja kalau ngeklik di Tokopedia akan muncul dengan harga Rp. 63.500,  di toko Shopee muncul dengan harga Rp. 62.190, di toko Lazada Rp. 19.500, di Tokopedia Rp. 20.000 setiap kemasannya.  Selain itu, teh pegagan juga dijual kepada para pengunjung pengolahan teh di Kulonprogo.  Saya pernah mendapat oleh-oleh dari seorang rekan yang bekerja sebagai tenaga medis yang mengadakan kunjungan bersama tim rumah sakit tempat dia bekerja ke pengolahan teh pegagan di Kulonprogo.  Rasanya sih seperti rasa teh pada umumnya.  Khasiatnya? Belum terasakan benar karena belum rutin mengkonsumsinya.

Peracik Teh itu Telah Tiada

Saya mendapat kabar dari pelukis Jogja, Godod Sutejo, bahwa mbah Odho Sumarto sang peracik teh pegagan ini telah tiada.  Mbah Odho Sumarto dipanggil Tuhan, Rabu Kliwon, 30 Maret 2022 jam 08.31 WIB dan dimakamkan pada hari Kamis Legi 31 Maret 2022 jam 10.00 WIB. yang baru lalu dalam usia berkisar 73 tahun.

Godod Sutejo  bersama tokoh desa Turusan Pendoworejo saat pelayatan (Dok.Pri)
Godod Sutejo  bersama tokoh desa Turusan Pendoworejo saat pelayatan (Dok.Pri)

Berdasarkan catatan yang disertakan Godod Sutejo, bahwa Mbah Odho Sumarto ini memiliki kontribusi yang luar biasa di bidang kesehatan dan kemasyarakatan di daerahnya.  Disebutkan bahwa mbah Odho Sumarto tokoh yang tinggal di Desa Turusan, Pendoworejo, Girimulyo, Kulon Progo ini banyak meninggalkan kenangan.  Selain peramu teh antana (pegagan) yang dibuatnya sebagai ramuan herbal yang bisa untuk menyembuhkan beberapa penyakit, diantaranya menurunkan gula darah, melancarkan air seni, melancarkan penyumbatan darah juga terapi otak. Mbah Odho juga ketua Tani Sedyo Rukun yang beranggotakan 20 orang, paguyuban tani tersebut  itu sudah mendunia, diperhitungkan sebagai kelompok tani tingkat Asean. Kepedulian mbah Odho untuk membudidayakan dan melestarikan alam desa dengan
tradisi budayanya perlu diacungi jempol.  Dalam hal ini, Mbah Odho termasuk banyak andil di acara tradisi Kembul Sewu Dulur yang diselenggarakan setiap tahun di akhir hari Rabu di Bulan Sapar di Bendung Kayangan, Kulon Progo.

"Semoga Mbah Odho Sumarto ada gantinya di kemudian hari," demikian harap Godod Sutejo, pelukis bertemakan alam sepi Jogja yang ikut melayat saat Mbah Odho Sumarto ke peristirahatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun