Ikan Laut Jangan Digoreng Melulu, Dipindang Serani Saja Bu...
Oleh: Suyito Basuki
Setelah pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, minyak goreng kemasan tiba-tiba saja memenuhi rak-rak minimarket atau toko-toko di pasar. Â Namun harga minyak goreng masih terbilang sangat tinggi dibanding harga sebelumnya.
Jika sebelumnya harga minyak goreng kemasan berkisar Rp. 14.000.00 per liternya, saat ini bisa mencapai Rp. 40.000,00- Rp. 50.000,00 perdua liternya. Pak Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan bingung, saat HET ditentukan oleh pemerintah, minyak goreng langka, setelah HET dicabut minyak goreng melimpah di pasaran tetapi dengan harga melejit.
Anjuran mantan presiden kita, bu Megawati untuk para ibu tidak selalu memasak memakai minyak goreng perlu disikapi dengan bijaksana.
Dengan demikian, ibu-ibu tidak harus berusaha mendapatkan minyak goreng dengan mengantre, berdesak-desakan yang di beberapa tempat ada ibu yang pingsan dan bahkan meninggal karenanya. Â Ibu-ibu tentu lebih berpengalaman soal masak-memasak ini sehingga tidak selalu masakan harus dengan cara digoreng yang menggunakan minyak goreng.
Di khasanah cara memasak di Jawa ada kata-kata yang mencerminkan cara memasak tersebut. Â Selain kata "digoreng" ada juga kata "digodhok" (direbus), "dikukus" (dimatangkan dengan uap), "diungkep" (direbus hingga air habis), "dibakar" (menggunakan arang atau kayu), "digangsa" (digoreng dengan sedikit minyak), "digoreng sangan" (digoreng bukan dengan minyak tetapi dengan pasir), "ditim" (ini khusus untuk nasi yang dibuat menjadi semacam bubur) dan lain-lain.
Di Jepara, ada cara memasak ikan laut dengan cara direbus dengan bumbu khas Jepara, yakni pindang serani. Â Saat saya masuk ke kota Jepara pertama kali, sekitar 22 tahun yang lalu, saat disuguhi masakan Pindang Serani, yang lahir di Salatiga dan besar di Semarang, maka yang ada di pikiran saya adalah ikan yang dimasukkan di dalam keranjang kecil yang cara memasaknya mungkin digoreng atau dioseng.
Tapi ternyata bukan seperti itu. Pindang Serani yang dimaksudkan ternyata ikan laut yang direbus dengan bumbu yang dicampur rempah-rempah. Tentang jenis ikan laut yang menjadi bahan masakan, jenisnya bisa bermacam-macam, tergantung hasil tangkapan nelayan atau selera.Â
Ada ikan selayar, ikan kembung, ikan cucut, ikan tongkol, ikan pethek, "ikan grandong", ikan bawal, ikan bandeng laut, ikan dorang, ikan kakap merah, ikan patikoli dan lain-lain.
Tetapi di antara jenis ikan-ikan tersebut, ikan kakap merah dan ikan patikoli merupakan ikan favorit masyarakat Jepara.
Ikan-ikan ini mudah didapat di Jepara. Masyarakat ada yang memancing, menangkap pakai jala baik di tepi pantai atau secara khusus berlayar dengan perahu ke tengah laut untuk mendapatkan ikan-ikan tersebut. Kalau mau beli ikan, di pasar-pasar tradisional melimpah.
Setiap hari juga ada penjual gendongan yang menawarkan ikan-ikan laut hasil tangkapan nelayan ke rumah-rumah. Â Hampir setiap hari, masyarakat Jepara, terutama yang berada di pinggir pantai, dimanjakan dengan makan ikan-ikan segar.Â
Oleh karena itu, ketika suatu saat saya berada di Salatiga, di lapangan Pancasila ada banner dari pemerintah daerah, ajakan untuk mengkonsumsi ikan, karena ikan memiliki nutrisi yang bisa menyehatkan otak, maka dalam hati saya berpikir,"Ah, di Jepara tidak ada himbauan itu, karena memang setiap hari masyarakatnya mengkonsumsi ikan laut yang segar." Â Asal tahu saja, masyarakat Jepara kurang menyukai ikan air tawar seperti ikan lele dan lain-lain.
Bagaimana cara memasak ikan direbus dengan cara masak Pindang Serani? Â Yang pertama tentu perlu dipersiapkan ikan yang akan dimasak. Misal saja kita siapkan ikan kakap merah 500 gram.
Bumbu-bumbu yang perlu dipersiapkan adalah:
1 butir jeruk nipis
4 siung bawang putih
6 siung bawang merah
2 batang serai, memarkan
2 cm kunyit, 2 cm jahe
2 lembar daun jeruk
1 lembar daun salam
10 buah cabai rawit merah atau yang suka pedas bisa ditambah lagi
1 buah tomat, potong-potong
2 tangkai daun kemangi
1 liter air,
garam secukupnya
gula merah secukupnya
lada secukupnya
minyak goreng sedikit saja.
Cara memasaknya: ikan kakap merah dibersihkan lebih dahulu, dipotong-potong, besar kecilnya potongan sesuai selera. Â Bawang putih, bawang merah, cabe rawit ditumbuk lalu digoreng, bahasa jawanya digangsa.
Kemudian masukkan air yang telah disiapkan. Setelah itu masukkan jeruk nipis yang telah dibelah, batang serai, jahe yang telah digeprek.Â
Masukkan juga kunyit yang telah digeprek untuk menghilangkan bau amis ikan, serta masukkan juga batang serai, lembar daun jeruk, lembar daun salam, tomat, daun kemangi, gula merah, lada yang telah ditumbuk. Lalau masukkan ikan kakap merah yang telah dipersiapkan.
Jika mau, tambahkan sedikit bumbu masak. Â Setelah beberapa saat, ikan diyakini sudah matang, matikan api kompor.
Pindang Serani siap disajikan. Dimakan dengan nasi yang hangat bersama cumi atau udang krispi serta krupuk terung, wah terasa banget sedapnya.
Ayo ibu-ibu, kalau memiliki ikan laut, jangan digoreng melulu, dimasak model Pindang Serani saja. Â Semoga di masa pandemi, harga minyak goreng yang semakin membumbung tinggi ini, kita tetap sehat, semangat, dan bahagia bersama keluarga.
Janganlah minyak goreng terlalu memusingkan kepala kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H