Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar di Mindanao Peacebuilding Institute Filipina, Para Pengajarnya Top Markotop

17 Maret 2022   06:07 Diperbarui: 17 Maret 2022   07:47 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melukis untuk Perdamaian, Kyoko Okumoto berada di tengah peserta (Sumber Foto: peaceboat.org)

Tetapi ngomong-ngomong soal wanita Filipina nih ya, meski secara postur tubuh mereka hampir sama dengan wanita Indonesia, tetapi rata-rata kulit mereka agak lebih putih.  Mungkin hampir sama dengan wanita Manado ya.  Tetapi yang jelas, sikap mereka sangat terbuka.  Dengan penguasaan bahasa Inggris yang bagus, mereka mudah bergaul dengan lelaki dari negara mana pun.  

Wanita-wanita Filipina ini menurut pengamatan saya selama 3 minggu di tempat pelatihan, mereka suka acara party dan suka dansa atau menari.  Setiap akhir pekan diadakan semacam talenta show, masing-masing negara menampilkan kesenian khas mereka dan biasanya diakhiri dengan tarian.  

Di sinilah, wanita Filipina terlihat suka menari atau berdansa, mereka menguasai berbagai jenis tarian modern.  Kami yang dari Indonesia dan peserta negara lain yang tidak biasa menari mengikuti saja gerak tarian mereka.

Materi pelatihan perdamaian  yang diberikan selama 3 minggu, disampaikan oleh para pengajar dari berbagai negara dengan cara-cara mengajar yang menarik.  

Seperti Wendy Kroeker Direktur pada Canadian School of Peace Building serta pengajar pada Studi Transformasi Perdamaian dan Konflik di Departemen Universitas Mennonite di Winnipeg, Canada.  Wendy yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun sebagai mediator komunitas, pengajar transformasi konflik, manajer program perdamaian dan manajer program pengembangan proyek internasional, mengajar dengan santai tetapi semangat.  

Role playing adalah salah satu metode yang ia terapkan.  Jadi misalnya kami dibagi menjadi dua kelompok.  Satu kelompok adalah sebuah negara yang bertahan, kemudian kelompok yang lain sebagai pihak pemberontak.  Setelah "perang" berkecamuk, maka datanglah seseorang yang memiliki pengaruh yang menyarankan adanya resolusi perdamaian. 

Dari beberapa pelajaran yang ada, saya mengambil pelajaran antara lain dengan topik Interreligious Peacebuilding: Approaches for Cooperation, Social Cohesion and Reconciliation.  

Saya mengambil pelajaran ini karena memang di Indonesia seringkali terjadi konflik dengan dimotivasi oleh perbedaan pandangan agama.  Tujuan pelajaran ini adalah pada prinsipnya mengenali dan memahami dasar-dasar agama yang dianut dalam rangka mengupayakan perdamaian dalam suatu konflik.  

Oleh karena itu, pada saat tugas kerja kelompok, setiap kelompok diminta untuk menulis dasar-dasar ayat atau ajaran agama/ kepercayaan kami masing-masing yang dapat menjadi kontribusi terhadap perdamaian terhadap konflik yang ada.  Kemudian kelompok diminta untuk menerangkan ayat atau dasar agama/ kepercayaan yang kami cantumkan di lembar panel tersebut.  Seorang pengajar di topik ini adalah Shamsia Ramadhan.  

Wanita berjilbab ini bekerja di Catholic Relief Services (CRS) yang berbasis di Kenya .  Shamsia mengepalai berbagai proyek di beberapa negara yakni proyek pembangunan perdamaian intereligius.  Dia banyak mempromosikan perdamaian kepada para ekstrimis di Kenya, Uganda, Tanzania, Mesir, Nigeria dan Nigeria. 

Melukis untuk Perdamaian, Kyoko Okumoto berada di tengah peserta (Sumber Foto: peaceboat.org)
Melukis untuk Perdamaian, Kyoko Okumoto berada di tengah peserta (Sumber Foto: peaceboat.org)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun