Hati-hati Berkendara di Jalan Berlubang
Oleh: Suyito Basuki
Anak saya yang mau berangkat kerja bertanya pada saya,"Pah, boleh pakai mobil?" Â Langsung aku jawab,"Boleh, kenapa tidak? Â Cuma harus berhati-hati, karena jalan banyak berlobang. Â Sebisa mungkin hindari jalan berlubang itu."
Cerita Jalan Kota Kami
Memang benar, jalan di kota kami Jepara, dari daerah kecamatan kami Mlonggo, hingga ke kota, sepanjang kurang lebih 8 kilometer banyak lubang yang menganga. Â Hal ini kemungkinan selain kualitas jalan yang pembangunannya kurang bagus, juga hujan yang terus menerus turun mengguyur sehingga menggerus jalan. Â Selain itu juga disebabkan karena di daerah kami banyak berlalu lalang kendaraan berat seperti truk trailer, tronton dan juga truk fuso dan pick up pengangkut meubel ataupun balok-balok jati.
Beberapa perbaikan jalan sudah dikerjakan, namun hanya parsial, di titik-titik rawan tertentu. Â Seperti baru-baru ini perbaikan jalan dengan cara dicor beton hanya berkisar 20 meter. Â Itu saja proses pembangunannya memakan waktu seminggu lebih dan menyebabkan potensi kemacetan yang lumayan setiap harinya.
Suatu ketika saya menuju ke Kudus dengan  melewati daerah Pakis Aji, Bate Alit hingga Mayong.  Jalan dulu yang lumayan mulus, saat ini selain terasa lebih sempit juga banyak lubang di jalan.  Jika mau menghindari lubang, maka harus bersabar agar kendaraan yang berlawanan arah supaya lewat lebih dulu, baru kemudian melakukan manuver kendaraan sedikit ke arah kanan, sehingga terlepas dari lubang jalan tersebut.
Ngulik Kondisi Jalan Kota Lain
Jalan berlubang hampir terjadi di setiap tempat. Â Sesesorang yang bekerja di rumah sakit swasta di kota Kudus memiliki rumah di Blora. Â Saya bertanya bagaimana kondisi jalan yang menuju rumahnya? Â Dia menjawab kondisi jalan tersebut banyak lubangnya, maka saat berkendara dia bersama istri harus ekstra hati-hati, supaya sepeda motornya tidak terjerembab ke jalan yang berlubang. Â Asal tahu saja, untuk sampai ke kota Blora, dari Kudus, kendaraan akan melewati kabupaten Grobogan dan Purwodadi, barulah sampai di Blora.
Saat kami mengadakan sebuah rapat di kota Pati untuk suatu keperluan gereja, kami terpaksa menunggu kedatangan rekan dari daerah Tawangrejo Kabupaten Pati hampir satu jam dari waktu rapat yang kami rencanakan. Â Dari Tawangrejo kalau mau ke kota Pati maka harus melewati Kecamatan Tayu, Margoyoso, Ngemplak, Trangkil, Wedarijaksa baru kemudian sampai ke kota Pati. Â Rekan tadi bilang bahwa kendaraan tidak bisa berjalan kencang karena selain arus lalu lintas yang padat, juga jalanan banyak berlubang sehingga dia harus hati-hati dalam mengendarai mobilnya.