Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Antrean Para Sandal

13 Maret 2022   07:14 Diperbarui: 15 Maret 2022   23:01 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Heny tiba-tiba lesu, seharian menahan rasa lapar dan haus serta hati yang gundah karena memikir suami yang tidak mendapat hasil angkot malah didenda karena menabrak kambing orang, ternyata tidak bisa mendapatkan minyak goreng yang didamba.

Bu Lestari dan bu Titik yang tadi lewat dengan senyum merekah di hadapannya seperti malah mencibirnya. Sandal biru kusam menjadi berkunang-kunang karena kedua kaki bu Heny menjejak-jejakkan ke bumi sambil berkeluh kesah tida henti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun