Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pameran Seni Rupa "Art Reunion" Teroboson TV di Masa Pandemi

11 Februari 2022   21:49 Diperbarui: 11 Februari 2022   21:51 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi Sosial Seni Perlu Publikasi

Salah seorang peserta pameran, Subroto SM menyebutkan bahwa seniman dan karya seninya membutuhkan media untuk menyampaikan atau mempublikasikan ide-idenya kepada masyarakat. Sebab, selain untuk ekpresi personal, seni juga memiliki fungsi sosial. Tanpa publikasi, seni tidak dikenal dan tidak bermakna atau bernilai. Bentuk dan media publikasi seni menurutnya ada beberapa yakni melalui pameran langsung, media cetak, media elektronik, diskusi/seminar, dan lain-lain. Televisi menurut alumni dan mantan pengajar di FSR ISI Yogyakarta ini adalah merupakan media komunikasi massa yang handal untuk mengomunikasikan dan menyebarkan informasi serta nilai-nilai.

Karya Subroto SM
Karya Subroto SM "Love of Tank Parade" (Dok.Pri)

Bagi Subroto yang lahir di Klaten, 23 Maret 1946, pameran merupakan salah satu media publikasi seni rupa yang utama. Karena dalam pameran menurutnya, penonton bisa menikmati karya dan bertemu orang lain dan bisa mengapresiasi secara langsung.  Setelah dalam acara Pendapa Kang Teja dimana seniman dan karyanya disiarkan oleh TVRI Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan Pameran aktual Art Reunion #1 dan Wawancara dengan peserta pameran, maka penyebaran informasi/nilai-nilai seni rupa menurutnya menjadi semakin lengkap.

Menurut pendapat Subroto yang saat ini tinggal di Jl Suryodiningratan 68 Yogyakarta, pameran ini menjadi unik, karena biasanya ada pameran yang aktual, disusul publikasi via televisi. Tetapi ini terbalik. Awalnya seniman dan karyanya dipublikasikan via televisi, sebagai tamu di acara Pendapa Kang Teja, kemudian muaranya diadakan pameran aktual. Oleh karenanya menurut Subroto, pameran dalam suasana pandemi kali ini merupakan terobosan luar biasa  dari TVRI Yogyakarta dalam merawat dan menyebarkan nilai-nilai seni/ kultural.  Subroto berpendapat jika dikemas lebih apik dan dikembangkan lagi, acara Pendapa Kang Teja dan tradisi Pameran Seni Rupa Art Reunion ini niscaya menjadi acara andalan/unggulan TVRI Yogyakarta.

Terima kasih TVRI Yogyakarta Sudah memfasilitasi

Beberapa penonton pameran juga melihat Pameran Seni Rupa Art Reunion ini sebagai pameran seni rupa yang positif. Yadi, seorang instruktur Yoga, yang beralamatkan  di Bangunjiwo Bantul, pada tanggal 9 Februari telah melihat pameran TV RI Yogya.  Ia merasa senang dan gembira dengan adanya pameran ini. Dia berharap semoga pameran seperti ini berkesinambungan sehingga dapat merangsang para pelukis yunior menjadi bersemangat dalam berkarya.

Hampir senada dengan Yadi; Puput yang beralamatkan di Bangunjiwo Bantul, setelah  tanggal  9 Februari melihat pameran tersebut, memiliki kesan sangat tertarik sekali, karena menurutnya di situasi pandemi seperti saat ini masih ada pameran seni lukis dan patung.  Puput, seorang ibu rumah tangga ini  mendapat informasi dari teman suaminya yakni Godod Sutejo seorang pelukis dan Kondang Sugito.  Puput juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada TVRI Yogyakarta yang telah memfasilitasi pameran tersebut.  "Semoga dapat berlanjut lagi sehingga dapat menghidupkan karya-karya seniman Yogya terutama." Demikian ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun