Belanda datang ke Indonesia (Hindia Belanda) untuk mengeruk keuntungan dari hasil bumi dan rempah-rempah yang melimpah di wilayah nusantara. Â Politik etis atau balas budi Belanda menunjukkan rasa bersalah mereka. Â
Selain mereka memperhatikan irigasi dan emigrasi, mereka juga memberi kesempatan pada inlander untuk mengambil studi di dalam dan bahkan di negeri Belanda. Â Sehingga kemudian timbulah pergerakan-pergerakan nasional yang kemudian menginisiasi kemerdekaan. Â
Tetapi zaman itu memang harus diakui, banyak kesulitan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, sehingga berdampak pemberian asupan bergizi kepada anak-anak mereka jauh panggang dari api.
Jepang datang mengaku sebagai saudara tua. Â Mereka memiliki misi penyelamatan Asia Raya. Â Namun pada kenyataannya Jepang juga menguras kekayaan ekonomi Indonesia. Â
Ada sesesorang yang sudah tua bersaksi bahwa Jepang memberi perintah waktu itu, semasa ada suara sirine, orang-orang di kampung harus bersembunyi, karena katanya musuh segera akan  datang. Â
Saat sirine berbunyi, maka orang-orang di kampung bersembunyi, sehingga rumah menjadi sepi.  Saat itulah katanya orang-orang Jepang masuk ke rumah mengambil bahan-bahan  logistik berupa beras dan lain-lain yang ada di dalam rumah.
Pada masa itu, kakek saya bilang, orang makan seadanya. Â Maka ada istilah makan dengan "dangkel gedhang" (akar pohon pisang). Â "Dangkel gedhang" Â diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dikonsumi, sekedar pengganjal perut yang keroncongan. Â
Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi anak pada waktu itu. Â Mereka pastilah kesulitan memenuhi asupan yang bergizi untuk mendapatkan pertumbuhan tubuh yang normal. Â
Kalau kita perhatikan foto-foto anak pada masa lalu, hampir tidak ada foto anak yang berbadan tambun. Â Hampir semuanya kurus kerempeng dengan perut yang melesak kedalam.
Pada tahun 1970-an, saat pemerintah Indonesia menata ekonominya, kondisi  belum bagus-bagus benar.  Saya masih teringat saat mengikuti orang tua antre beras bulgur yang disediakan pemerintah.Â
Pada waktu itu makan dengan nasi ditambah garam sedikit atau dengan sambal sudah cukup. Â Karena kebiasaan itulah, sampai sekarang saya punya klangenan, kalau makan minta dibuatkan sambal, sambal apa saja. Â Sambal korek (lombok, bawang, garam ditumbuk) atau sambel terasi, wah itu favorit.