Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bedah Rumah, Nasi Bakar dan Aneka Gorengan

6 Januari 2022   23:10 Diperbarui: 6 Januari 2022   23:29 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun yang lalu, sebagai pendeta jemaat desa, saya mendapat sms dari seorang warga, saat itu hujan sudah mulai mengguyur daerah kami.  Sms tersebut bunyinya kira-kira seperti ini: Pak, ini bagaimana...rumah kami kemasukan air hujan, tidak ada tempat yang kering karena genteng kami hampir semua bocor!  Saya merasa terharu dengan hal itu.  

Saya hanya bisa menghibur supaya bersabar menghadapi keadaan seperti itu.  Kebetulan sekali, keesokan harinya ada warga lain yang mau pindah rumah dan rumahnya dengan kostruksi papan cukup kokoh dan genteng yang masih bagus mau dijual.  

Bangunan rumah saja yang dijual, tanahnya tidak.  Hal yang segera saya lakukan, saya hubungi pemilik rumah itu dan saya katakan akan membeli untuk keluarga yang sudah mengirim sms kepada saya.  

Langkah berikutnya saya menghubungi redaksi majalah rohani di Yogyakarta yang saya tahu memiliki dana kemanusiaan, saya sampaikan kebutuhan dan saya minta diberi dari alokasi dana kemanusiaan yang tersedia.  

Kebetulan saat itu, saya masih menjadi koresponden majalah rohani tersebut dan banyak usulan saya untuk membantu warga masyarakat yang sakit sekitar kampung dikabulkan untuk diberi dana kemanusiaan.  Langkah berikutnya saya menghubungi rekan-rekan gereja dan kami menghubungi orang-orang yang memiliki penghasilan bagus untuk memberi sumbangan, kami utarakan tujuan kami akan "bedah rumah".

Singkat kata, bantuan dana kemanusiaan dari majalah rohani yang ada di Yogyakarta turun dengan cara ditransfer, beberapa orang yang kami hubungi juga mengulurkan tangan untuk membantu.  

Jadilah kemudian kami menentukan hari untuk kerja bakti gotong royong membongkar rumah yang kami beli dengan harga yang terjangkau dan kemudian rumah tersebut kami dirikan di atas tanah yang bangunan rumah lama warga yang mengirim sms kepada saya.  

Rumah itu kemudian berdiri setengah permanen, artinya bangunan tembok setengah keliling, kemudian separoh ke atas adalah kayu.  Genteng-genteng yang retak kami salin dengan genteng yang utuh dan kokoh.   Warga yang kirim sms itu akhirnya berterima kasih dan rumah itu, sampai sekarang masih berdiri, keluarga dengan 2 orang anak yang bertumbuh remaja itu sangat bersuka cita.

Program Bedah Rumah Pemerintah

Saat ini ada program bedah rumah dari pemerintah.  Program tersebut dinamakan BSPS.  BSPS adalah singkatan dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.  Program dari kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)  ini dimaksudkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).  

Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas rumah menjadi layak huni.  Selain itu, program ini juga bertujuan menciptakan lingkungan yang sehat dengan rumah layak huni, dengan demikian bisa menjadi sarana untuk mencegah berkembangnya virus covid-19.

Rupanya bantuan stimulan bedah rumah itu sudah mulai berjalan di beberapa daerah.  Berdasarkan laporan web kementrian PUPR (9/7/2021), di Tanah Datar Sumatra Barat telah dilakukan bedah rumah tersebut.  Menteri PUPR, Basuki menyebut bahwa program pemerintah BSPS tersebut juga untuk mengurangi angka pengangguran.  

"Program ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah bagi masyarakat yang membutuhkan rumah, sekaligus mengurangi angka pengangguran di daerah-daerah. Tentunya kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan dengan memiliki rumah yang lebih layak, sehat dan nyaman," demikian ujar Menteri Basuki sebagaimana yang disebut dalam web kementrian PUPR itu. 

Adapun masyarakat Tanah Datar yang menerima bantuan subsidi bedah rumah tersebut di tahun 2020 menurut Direktur Jenderal Perumahan Khalawi Abdul Hamid sebanyak 640 unit.  

"Pada tahun 2020 lalu, Kabupaten Tanah Datar telah mendapatkan bantuan Program BSPS untuk peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 640 unit. Tahun ini kami juga sudah menerima usulan dari Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk mendapatkan program BSPS dengan jumlah rumah tidak layak huni sebanyak 12.439 unit yang tersebar pada 14 kecamatan dan 75 nagari. Jumlah sementara yang telah dialokasikan untuk Tahun 2021 adalah 25 unit yang tersebar di 3 kecamatan dan 3 nagari," demikian terangnya seperti yang dikutip web kementrian PUPR tersebut.

Berdasar informasi web pemerintah kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (26/8/2021), sebanyak 10 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah di Bukittinggi mendapat Bantuan Sosial Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun 2021. Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi Rismal Hadi, Kamis (26/08/2021) di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi, Belakang Balok.

Pemberian bantuan sosial dari Pemerintah Kota Bukittinggi untuk perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Bukittinggi terdiri dari dua program, yakni melalui kegiatan Bantuan Rumah Swadaya yang pendanaannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Bedah Rumah yang pendanaannya dari APBD Kota Bukittinggi, sebut Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Erwin Umar.

Menurut catatan Kompasiana, 5 Januari 2021 "Dapat Dana Bedah Rumah, Mau?", pada tahun 2022, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan anggaran sebesar Rp 5,1 triliun.  Dari total anggaran tersebut dialokasikan untuk beberapa program, satu dari salah empat program tersebut adalah Rumah Swadaya.  

Ditjen Perumahan menargetkan 70 persen atau 11 juta rumah tangga akan menghuni rumah layak. Setiap penerima manfaat akan mendapat Rp 20 juta (Rp 17,5 juta untuk bahan bangunan, Rp 2,5 juta untuk upah tukang)

Cara Mendapatkan Bantuan Bedah Rumah

Menurut catatan web 99.Co (9/8/2021) bantuan stimulan bedah rumah mulai dari 15 juta sampai 35 juta.  Hal itu tergantung di wilayah pembangunannya.  Seperti kita ketahui ada daerah yang memiliki biaya bangunan yang cukup murah, tetapi ada juga ada daerah yang membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

Berikut adalah syarat penerima bantuan stimulan itu.  Dana diberikan melalui kelompok yang dibuat. Anggota kelompok tersebut nanti yang akan bergotong royong saling membantu satu sama lain untuk mewujudkan rumah yang mereka dambakan dengan dana yang diberikan oleh pemerintah.  

Di desa kami, bantuan yang diberikan bukan berwujud uang, tetapi berbentuk bahan bangunan seperti batu bata, semen, pasir dan lain-lain yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah dengan nilai uang sesuai dengan budget bantuan.

Adapun syarat-syarat penerima bantuan menurut web 99.Co adalah sebagai berikut: 

1. WNI dan sudah berkeluarga, 

2. Memiliki atau menguasai tanah dengan dasar hukum yang sah dan bukan tanah sengketa, 

3. Belum memiliki rumah atau memiliki rumah dengan kondisi yang tak layak huni, 

4. Tempat tinggal sekarang merupakan satu-satunya rumah milik pendaftar, Sebelumnya belum pernah mendapat bantuan pemerintah untuk perumahan, 

5. Penghasilan paling banyak sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP), dan 

6. Bersedia berswadaya dan membentuk KPB.

Adapun pembentukan kelompok  harus memenuhi syarat berikut: Terdiri dari ketua, Sekretaris, bendahara, dan anggota. Anggota kelompok maksimal 20 orang. Anggota berdomisili di desa atau kelurahan yang sama. Kepala desa atau lurah akan membentuk dan menetapkan kelompok.

Bagaimana Cara Daftar Program Bantuan Bedah Rumah 2021?  Menurut web 99.Co sebagai berikut: setelah memenuhi seluruh syarat dan kriteria, bisa mendaftar sebagai penerima renovasi rumah gratis dengan cara: 

1. Mengajukan permohonan ke Kepala Desa, nantinya Bupati akan mengkoordir proses pendataan, 

2. Jumlah dan lokasi rumah tidak layak huni yang ada di desa atau kelurahan akan didata secara keseluruhan, 

3. Tiap desa atau kelurahan akan mengusulkan minimal 20 unit hunian tak layak huni, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan menetapkan calon penerima, 

4. KPA atau Kepala Satker akan mengesahkan calon penerima dan berubah jadi penerima bantuan bedah rumah, dan 

5. Dana bantuan akan dicairkan melalui bank atau pos penyalur.

Manfaat di sebalik Bedah Rumah

Rumah yang layak huni memang menunjang kehidupan berkeluarga dalam banyak hal.  Oleh karena itu kita sambut baik program bedah rumah dari pemerintah.  

Bedah rumah, selain menambah kesejahteraan dan keamanan keluarga juga mendorong anggota keluarga lebih bergiat bekerja.  Terbukti, keluarga yang pernah sms pada saya yang saya ceritakan di atas, kemudian kami lakukan upaya bedah rumah untuk keluarga tersebut dengan daya upaya; saat ini ekonomi keluarga itu bertumbuh.  

Ibu dari keluarga itu semakin bersemangat dalam mengajar di TK swasta gereja kami.  Bersama suami, sekarang membuka warung angkringan malam hari di desa sebelah yang larisnya bukan kepalang dengan menu idola nasi bakar dan berbagai aneka gorengan dan minuman.

Oleh: Suyito Basuki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun