Oleh: Suyito Basuki
Mengarang itu gampang, kata Arswendo Atmowiloto dalam sebuah bukunya. Â Benarkah mengarang itu gampang? Â Mengarang adalah menuangkan gagasan yang ada di dalam pikiran ke sebuah tulisan yang runtut. Â Keruntutan itu berkenaan dengan sistematika umum sebuah karangan yang harus diikuti.Â
Perhatikan kalimat: mengarang adalah menuangkan gagasan. Â Jadi kita sebenarnya cuma menuangkan sesuatu yang ada di benak kita. Â Kalau penuangan itu melalui lisan atau percakapan, terasa gampang bukan? Â Nah, semestinya penuangan melalui tulisan pun juga gampang, hanya persoalannya adalah kebiasaan dan itu berkaitan dengan kemauan.
Dengan demikian gagasan  yang kita tuangkan itu dapat dipahami oleh orang-orang yang membaca karangan tersebut.  Syukurlah jika karangan itu kemudian dapat menambah wawasan pengetahuan atau ketrampilan; bahkan dapat mengubah perilaku seseorang ke arah kebaikan.
Gerson Poyk, seorang pengarang cerpen (cerita pendek) getol menulis karena ia punya keyakinan bahwa dengan tulisan ia dapat mengubah perspektif seseorang. Â Nah, jika kita punya keinginan untuk mengubah dunia di sekitar kita, mari kita mengarang; bukankah mengarang atau menulis itu gampang?
Jenis tulisan apa yang bisa kita buat? Â Ada beberapa jenis tulisan; tetapi yang mau kita pelajari dengan mendalam saat ini adalah jenis tulisan renungan, artikel, dan berita.
A. Jenis-jenis Tulisan
1. Tulisan Renungan
Di kalangan kristiani ada jenis tulisan renungan (harian, mingguan, atau bulanan). Â Tulisan renungan ini adalah tulisan yang menguraikan hasil dari belajar sebuah nas dalam Alkitab, menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami (populer). Â Supaya penyampaiannya jelas, maka perlu didukung oleh ilustrasi-ilustrasi, fakta-fakta peristiwa, dan lain-lain.
Tulisan renungan dapat ditemukan dalam warta jemaat, buku renungan harian, di majalah atau surat kabar rohani dan lain-lain. Â Tulisan renungan ini bermanfaat untuk membawa hati senantiasa dekat dengan hadirat Tuhan. Â Bahkan, tulisan renungan ini pun dapat menguatkan dan mengubah hati orang percaya semakin hidup berkenan di hadapan Tuhan.
Oleh karena itulah, maka menulis renungan perlu dilakukan dengan baik. Â Langkah awal penulisan ini adalah dengan penggalian makna ayat firman Tuhan, membuat garis besar tulisan, pengerjaan tulisan, serta terakhir adalah penyuntingan dan penyajian.
Penggalian makna ayat firman Tuhan sebaiknya melalui cara induktif.  Yakni dengan membaca berulang-ulang nas pilihan kita, kemudian berusahalah mengerti  isinya.  Kita tulis apa yang menjadi pokok pembahasan ayat itu.  Kemudian menulis aplikasi apa yang dapat dilakukan oleh pembaca.
2. Tulisan Artikel
Tulisan artikel adalah tulisan yang dapat berisi pendapat atau argumentasi pengarang terhadap suatu persoalan tertentu. Â Karangannya kemudian disebut karangan argumentasi. Â Pengarang berusaha mempengaruhi pendapat pembacanya, supaya selaras dengan opininya. Â Oleh karena itu, akan banyak dijumpai bukti-bukti dalam karangan jenis ini.
Berikutnya adalah tuiisan artikel yang menerangkan suatu hal yang perlu diketahui oleh pembaca. Â Oleh karena itu, ciri-ciri obyek yang mau diterangkan: baik itu berupa sifat, keadaaan, cara kerja, kekuatan , kelemahan, dan lain-lain yang perlu disampaikan. Karangan jenis ini disebut karangan eksposisi.
Selanjutnya adalah tulisan artikel yang menceritakan suatu pengalaman, peristiwa yang dialami penulis atau orang lain yang dapat menambah pengetahuan pembaca.  Oleh sebab itu dalam tulisan ini akan didapati  alur yang bersifat kronologis: peristiwa demi peristiwa dirangkai dengan bertahap: dari awal sampai akhir kejadian.  Karangan jenis ini disebut karangan narasi.
Ada juga tulisan artikel yang tujuannya menggambarkan obyek tertentu. Â Ciri-ciri tulisan ini adalah berusaha menyajikan tulisan yang mengakibatkan orang bisa mengenal obyek tersebut dengan jelas. Â Seolah-olah obyek tersebut di depan mata kepalanya sendiri. Â Oleh karena itu pengarang perlu menjelaskan secara rinci segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indranya. Â Tulisan jenis ini disebut karangan deskripsi.
Yang terakhir adalah artikel yang tujuan utamanya hendak mempengaruhi opini pembacanya.  Oleh karenanya, fakta-fakta  dan pendapat-pendapat orang tertentu disampaikan supaya cara pandang pembacanya dapat berubah sebagaimana yang diharapkan oleh pengarang.  Karangan jenis ini disebut karangan persuasi.
3. Tulisan Berita
Tulisan berita adalah jenis karangan yang menginformasikan sebuah peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, kepada pembaca di tempat yang berbeda.  Misalnya peristiwa sederhana, tetapi  bernilai untuk memajukan kreatifitas: Desa Wisata Wayang di Klaten, Asyiknya Belajar Bikin Wayang Kulit sampai Memanah (Kompas.com 20/12/2021)
Tulisan berita ini dibangun dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan 5 W + 1 H.  Pertanyaan 5 W adalah: What? Menjelaskan peristiwa apa yang sedang terjadi yang layak diketahui oleh pembaca? Who? Menerangkan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?  When?  Menjelaskan kapan terjadinya peristiwa itu?  Where?  Menguraikan di mana peristiwa itu terjadi?  Why?  Berusaha menjawab mengapa peristiwa itu terjadi.  Sedangkan How?  Menyampaikan bagaimana kronologi peristiwa itu terjadi atau berlangsung.
Jenis tulisan berita yang sering dituliskan adalah: straight news dan investigative news. Â adalah berita yang ditulis secara singkat, cukup menjawab pertanyaan 5 W + 1 H saja. Â Oleh karena itu, penulisannya relatif lebih gampang. Â adalah berita yang disertai penggalian, sehingga perlu mencari latar belakang peristiwa itu, tanggapan orang-orang terhadap peristiwa itu, dsb.
4. Tulisan Fiksi
Tulisan fiksi adalah tulisan yang tidak nyata atau fiktif, meski ide penulisannya bisa dari kehidupan nyata. Â Tulisan fiktif ini antara lain bentuknya adalah cerpen, puisi, cerita bersambung ataupun novel. Â Tulisan fiksi seringkali menggunakan kata bermakna konotatif dan estetika kata lebih diperhatikan saat menulis puisi.
B. Langkah-langkah Penulisan
Langkah-langkah penulisan untuk semua tulisan hampir sama.Â
1. Menemukan temaÂ
Tema adalah pokok bahasan tulisan. Â Sebaiknya sebuah tulisan mengurai satu tema tulisan saja, jangan berlebihan, supaya pembaca bisa fokus. Â Contoh tema tulisan yang bisa dikembangkan: Â pengaruh pergaulan bagi pengembangan sifat anak remaja.
2. Menentukan Judul
Penulisan judul harus melihat siapa pembaca tulisan kita. Â Misalnya pembacanya adalah para remaja, maka dapat ditulis sebuah judul yang provokatif: Hey, remaja hati-hati dong pergaulanmu. Â Jika yang membaca adalah orang-orang dewasa, judul dapat ditulis: Pergaulan yang sehat bagi remaja. Â Pendeknya, judul harus sesuai dan menarik pembaca kita.
3. Menuliskan garis besar
Garis besar atau outline adalah uraian yang berupa kalimat-kalimat singkat, dibuat dengan urutan-urutan tertentu (dapat kronologi atau sebab akibat) yang menjadi dasar pengembangan sebuah karangan.
Menggali sumber bahan
Menggali sumber bahan dari berbagai sumber: buku, artikel, tokoh-tokoh, dan sebagainya perlu dilakukan. Â Kita harus rajin mengumpulkan informasi-informasi yang mendukung. Â Hal ini sangat membantu dalam proses penulisan lebih lanjut.
4. Menulis karangan berdasarkan garis besar
Pada bagian ini, kita perlu banyak memberi waktu supaya tulisan kita itu betul-betul jadi. Â Tekniknya adalah: kita menguraikan kalimat demi kalimat dalam garis besar itu. Â Misalnya satu kalimat menjadi 1 atau 2 paragraf. Â Pada waktu menulis, jangan sampai kita takut salah. Â Informasi-informasi yang kita dapatkan dari penggalian: berupa pembacaan buku, artikel, bertanya kepada narasumber, dan lain-lain kita manfaatkan sebaik-baiknya.
5. Melakukan penyuntingan
Penyuntingan atau editing adalah aktivitas kita memeriksa ulang tulisan kita yang masih bersifat sementara. Â Penyuntingan ini berkisar pada masalah: kesalahan tulis, kesalahan atau kurang efektifnya sebuah kalimat, kesalahan ejaan, dan lain-lain.
Oleh karena itu diperlukan buku-buku penunjang untuk pekerjaan ini. Â Buku-buku yang disarankan adalah: Tata Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan buku-buku penuntun teknis penyuntingan seperti Buku Pintar Penyuntingan Naskah, dan sebagainya.
6. Mengerjakan penulisan ulang
Penulisan ulang adalah kegiatan menulis kembali naskah sementara, dengan memperhatikan catatan-catatan pada waktu penyuntingan. Â Dengan demikian tulisan akan menjadi karangan yang bersih dari kesalahan. Â Enak dibaca dan gampang dipahami oleh pembaca. Â
Sesungguhnya walau awalnya sulit; namun sebenarnya mengarang itu gampang.  Ayo, baik tulisan renungan, artikel, berita kita coba dan praktekkan.  Semoga  hidup kita berguna dan dapat mengubah perspektif orang lain ke arah kebaikan melalui: tulisan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H