Apakah tulisan-tulisan yang dihasilkan  tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, yang dapat melahirkan protes masyarakat pembacanya?  Kalau menulisnya dengan niatan baik demi memajukan pengetahuan masyarakat dan tidak mengeksploitasi  unsur-unsur yang memicu pertentangan sara (suku, antar ras dan agama) dan golongan, maka saya kira akan aman-aman saja. Daripada beternak kalkun, mengapa tidak beternak tulisan saja?  Kabarnya sih jika ditekuni usaha "peternakan tulisan" itu, akan menghasilkan finansial juga.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!