Menurut saya, sebagai penulis semua biaya yang dikeluarkan orangtua untuk menjaga dan merawat anak orang lain itu sebagai kewajiban yang memang harus dilakukan, pun juga dilakukan oleh ibu yang lainnya karena keduanya bersama-sama merawat bayinya dengan baik.Â
Untuk selanjutnya upaya yang perlu dilakukan adalah membangun hubungan antara anak dan ibu kandungnya agar lebih dekat dan lebih baik lagi. Dan menurut penulis pertukaran bayi ini tidak bisa instan atau cepat, tapi pelan-pelan secara bertahap dan perlu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan apabila terjadi kendala dapat melibatkan rumah sakit untuk membantu mencarikan solusinya.
Terakhir, penulis berharap, semua pihak dapat membantu untuk dapat menyelesaikan kasus ini dengan baik, wabil khusus demi kebaikan sang anak untuk mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya sendiri.Â
Dalam banyak hal, perhatian dan kasih sayang anak harus diberikan tidak terbatas dari ibu kandungnya sendiri. Dari kasus ini tentu mengingatkan kita semua, bahwa kita bisa memberikan kasih sayang kita untuk anak-anak kita sendiri namun juga bisa memberikan kasih sayang kita untuk anak-anak yatim, anak-anak di panti asuhan, bahkan anak-anak jalanan.Â
Semoga kita bisa menjadikan ibrah atau pelajaran dari kasus ini, bahwa manusia tidak akan terlepas dari salah dan khilaf. Tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Yang bisa dilakukan adalah menyadari kesalahan, meminta maaf dan memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan sebagai korban berusaha untuk mengerti kesalahan orang lain, memberi maaf dan instrospeksi diri untuk menjadi insan yang berbuat baik untuk sesama.
Referensi:
2. http://buahhatikusayang.blogspot.com/2007/08/nama-bayiku-sayang.html
3. https://er-indonesia.co.id/info-tips/hipoglikemia-pada-bayi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H