Mohon tunggu...
Suyatno
Suyatno Mohon Tunggu... Lainnya - wirawiri

Bachelor of Law at UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2024

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seni Menjaga "Kewarasan" di Pedesaan

17 September 2024   15:19 Diperbarui: 18 September 2024   15:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian itu adalah lingkungan pedesaan tempat tinggal penulis, bahwa memang dari segi pendidikan masyarakatnya kebanyakan lulusan Sekolah Dasar dan minat baca masih rendah. 

Hal ini dapat diverifikasi ketika penulis melihat grup facebook terjadi kegaduhan karena salah satu postingan yang mengkritik sebuah oknum guru madrasah dengan basis sentimen. 

Bukannya direspons dengan diskusi yang sehat, postingan tersebut malah memicu serangan pribadi dan emosi. Ini menunjukkan betapa rendahnya literasi di kalangan masyarakat pedesaan, di mana kemampuan untuk membaca dan memahami informasi secara mendalam belum terbentuk dengan baik.

Sebagai seorang sarjana yang kembali ke lingkungan desa, tantangan ini bisa terasa berat. Bagaimana seorang lulusan perguruan tinggi bisa mengamalkan ilmunya di lingkungan yang tidak mendukung budaya akademik? 

Di sinilah pentingnya kewarasan akademik yang sebelumnya dibahas. Seorang sarjana yang sehat secara akademik mampu tetap menjaga semangat membaca, menulis, dan berdiskusi meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.

Seni Menjaga Kewarasan

Dari paparan di atas kita bisa memahami bahwa kewarasan dalam artikel ini adalah kembali pada keadaan semestinya seorang sarjana terhadap fitrahnya, yakni budaya akademik. 

Hidup di lingkungan masyarakat berbeda dengan lingkungan akademik, sehingga budaya akademik perlu dijaga agar tidak hilang oleh rasa malas akibat lingkungan dan zona nyaman, di mana keadaaan seseorang yang stagnan dan merasa cukup dalam sebuah situasi. 

Kedua hal ini secara tidak langsung dapat menjerumuskan sarjana pada pola monoton yang berujung pada penyakit malas. Untuk menyikapi hal itu, perlu ada langkah-langkah atau cara untuk menjaga kewarasannya.

Seni menjaga kewarasan adalah langkah atau cara yang dilakukan oleh seorang sarjana untuk merawat kewarasannya. Penulis menggunakan kata seni karena kewarasan merupakan bentuk ekspresi dari budaya akademik dan bisa dipelajari sehingga dapat mendorong daya kreatif seseorang. Seni menjaga kewarasan juga dapat dilakukan oleh semua orang untuk merangsang dan melatih literasinya. Berikut ini adalah paparan dari seni menjaga kewarasan;

Membaca Buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun