Mohon tunggu...
Dimas Suyatno
Dimas Suyatno Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka jalan-jalan di akhir pekan

Suka trevelling, tinggal di Solo | @dimassuyatno Bisa dihubungi via email thezatno@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Energi Terbarukan, Solusi Atasi Krisis Menuju Kemandirian Energi

31 Desember 2015   20:14 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:56 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10. Biogas

Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara fisiko-kimia dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.

Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang ada saat ini, seperti produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan, dan sebagainya. Berbagai aliran limbah harus diencerkan dengan air dan dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana. Residu dari aktivitas fermentasi ini adalah pupuk yang kaya nitrogen, karbon, dan mineral.

Manfaat & Kelebihan Energi Terbarukan

  • Tersedia secara melimpah.
  • Lestari dan tidak akan habis.
  • Ramah lingkungan ( rendah atau tidak ada limbah dan polusi )
  • Sumber energi bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan investasi teknologi yang sesuai.
  • Tidak memerlukan perawatan yang banyak dibandingkan dengan sumber-sumber energi konvensional dan mengurangi biaya operasi.
  • Membantu mendorong perekonomian dan menciptakan peluang kerja.
  • “Mandiri energi” – tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil dari Negara ketiga.
  • Lebih murah dibandingkan energi konvensional dalam jangka panjang, bebas dari fluktuasi harga pasar terbuka bahan bakar fosil.
  • Beberapa teknologi mudah digunakan ditempat-tempat terpencil.
  • Distribusi, energi bias diproduksi diberbagai tempat tidak tersentralisir.

[caption caption="Gatsu Drink, demikian nama gerobak ini. Menggunakan energi terbarukan, yakni memanfaatkan energi surya sebagai sumber listrik. Panel surya ada diatap gerobak. Gerobak ini dipamerkan di Gebyar Energi Pertamina di Ambarrukmo Plaza beberapa waktu lalu (foto: Dok. pribadi)."]

[/caption]
Dari acara Gebyar Energi Pertamina, banyak informasi yang disampaikan diantaranya terkait target pengembangan EBT Pertamina. Berikut target pengembangan EBT Pertamina hingga 2018 :
Produksi Energi Listrik dari Sumber Terbarukan :
Geothermal : 907 MW
Mini & Micro hidro : 45 MW
Energi Biomassa : 50 MW
Energi surya : 60 MW
Energi angin : 60 MW
Energi laut : 3 MW

Produksi biofuel untuk bahan bakar dari sumber terbarukan :
Green Diesel : 0,58 juta KL/tahun
Co-processing green diesel : 0,14 juta KL/tahun
Co-processing green Gasoline : 0,23 juta KL/tahun
Bio Avtur : 257.000 KL/tahun
Bio LNG Plant : 10 ton/hari

Selain dari pengembangan sebagaimana disampaikan diatas, Ada beberapa pengembangan sumber energi terbarukan Oleh Pertamina diantaranya :

  • Energi Listrik Tenaga Surya

Pertamina mengembangan energi listrik tenaga surga untuk kebutuhan internal dan komersial. Proyek energi surya ada di cilacap dan Mandalika. Pengembangan proyek Energi Surya (PLTS) dilakukan di kilang Pertamina. Kapasitas awal 4 MW dengan potensi penghematan hingga USD 2 juta/tahun. Adapun target onstream pada tahun 2016. Adapun untuk eco tourism di Madalika, pengembangannya hingga 40 MW. Fuel saving hingga USD 1,7 juta/tahun jika dibandingkan dengan pembangkit diesel, target on stream tahun 2016. 

  • Energi Listrik dari Limbah Sawit

Energi listrik juga bisa dihasilkan dari limbah sawit. Dengan produksi CPO 25 juta per ton per tahun, Indonesia merupakan produsen terbesar CPO di dunia. Limbah cair dari pemrosesan CPO merupakan sumber energi yang bisa dimanfaatkan. 

  • Energi Listrik dari Mikro Algae

Pertamina juga mengembangkan sumber energi masa depan dari Mikro Algae. CO2 + energi matahari (1 kg microalgae menyerap 1,83 kg CO2 akan dihasilkan crude Algae oil dan protein residu yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Mengapa microalga? Karena mikroalga tidak berkompetisi dengan industri makanan, akan melibatkan masyarakat untuk budidaya Algae. Mikro Algae diharapkan akan membantu mencapai target bauran energi pemerintah 23% pada 2025. 

  1. Dalam mengembangkan potensi EBT, Pertamina menjalin kerjasama strategis dan penguatan sumber daya lokal melalui :
    Bekerjasama dengan universitas, lembaga penelitian ataupun perusahaan dalam mengembangkan teknologi energi baru dan terbarukan
  2. Menjalankan sinergi dan kolaborasi dengan sesama BUMN dan perusahaan swasta lainnya di dalam dan luar negeri
  3. Kerjasama untuk pembiayaan
  4. Mengembangkan sumber daya lokal untuk mendukung bisnis EBT

[caption caption="Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto meyerahkan bingkisan kepada anak-anak dalam kunjungan ke mitra binaan Pertamina di Nglanggeran. Disini pertamina telah membantu petani selama 3,5 tahun dalam mengembangkan komoditas unggul berupa durian montong dan kelengkeng. (Foto: Dok. pribadi)"]

[/caption]Pertamina berkomitmen dalam Implementasi EBT hal ini diimplementasikan dalam bentuk pengembangan teknologi, kerjasama strategis, penguatan kapasitas lokal dan integrasi value chain untuk energi baru terbarukan. Pertamina mendukung penuh target bauran energi pemerintah yang mengacu kepada kebijakan energi nasional baik melalui penyediaan insfrastruktur untuk EBT maupun implementasi Bahan Bakar Nabati (BBN). Pertamina juga memanfaatkan teknologi terkini dan inovasi dalam EBT. Program CSR Pertamina pun diarahkkan untuk berkolaborasi dengan program EBT dalam penyediaan energi dan pengembangan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun