Mohon tunggu...
Suyatna Pamungkas
Suyatna Pamungkas Mohon Tunggu... -

Penulis cerpen, novel, skenario, mahasiswa program Magister Linguistik, serta CEO President di Indonesian Writers University

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menghidupkan Deskripsi dalam Fiksi 2: Ceritakan Pengetahuanmu!

13 Desember 2011   23:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:20 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[***Di setiap sekatnya ada jalan kecil yang dihiasi batu kecil warna putih. Segala hijau-kehijauan itu terkumpul dan ditangkap sekolam air jernih yang kemudian memantulkan kembali hijaunya. SEUMPAMA laut yang di permukaan airnya dijubeli plankton-plankton sahaja. Ujung-ujung sinar matahari menerabas masuk, namun tercegat di permukaan kolam, terhenti di situ.]

Atau…

[***Saat bersamaan bola-bola mata Chantika ternyata juga dirundung penasaran terhadap karyawan abahnya yang satu ini, ia juga mencuri-curi pandang. Brakkk-Dwarrrr! SEUMPAMA komet Shoemaker-Levy9 bertabrakan dengan Jupiter, bola-bola mata itu pun saling tertumbuk, kemudian meledak hebat, menggemparkan semesta. Aih, sungguh dosa! Elko pun kalang kabut mencari perlindungan, ke nanan salah, kiri juga. Sedangkan Chantika cukup berlindung dengan menenggelamkan wajahnya lebih dalam.]

Dan seterusnya……

Satu yang ingin saya tekankan di sini, bahwa semua informasi, sesederhana apapun informasi tersebut, dapat kita gunakan untuk memperkaya tulisan kita menjadi tulisan yang lebih bergizi. Hanya tahu kataDeutro Melayu, misalnya, itupun sangat bisa mempercantik tulisan kita.

[***….Tulang-tulang rusuknya tampak jelas, hanya terbungkus kulit tipis berpigmen ras Deutro Melayu.]

Akhirnya, ingin sekali saya tegaskan, bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari mana saja, dan janganlah ragu memasukkan informasi atau pengetahuan tersebut ke dalam tulisan fiksi yang sedang kita kerjakan. Namun demikian, kita juga harus yakin benar dengan informasi atau pengetahuan yang kita dapatkan, pengetahuan tersebut harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, bukan pengetahuan yang sepintas dengar dan kebenarannya disangsikan.

WITH LOVE,

Suyatna Pamungkas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun