Mohon tunggu...
SUYANTI SAFARINA AGUSTIN
SUYANTI SAFARINA AGUSTIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Malang

Hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Mahasiswa Pejuang Muda kota Batu

22 November 2022   06:36 Diperbarui: 22 November 2022   07:16 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team Based Project  bersama mentor pejuang muda melakukan gerakan penghijauan satu nama satu pohon yang berlokasi di  Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaj

Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar bisa berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat. Program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Tepat pada tahun 2021 Kementerian Sosial sebagai lembaga negara yang berwenang di bidang Sosial Kemasyarakatan, Memunculkan ide baru yang progresif bernama Pejuang Muda. Pejuang Muda adalah sebuah laboratorium sosial bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan untuk memberi dampak sosial secara konkrit. Melalui program ini, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.

                

         

Kementrian sosial Ibu Tri Rismaharini melepas 5.140 mahasiswa peserta Pejuang Muda,Image caption
Kementrian sosial Ibu Tri Rismaharini melepas 5.140 mahasiswa peserta Pejuang Muda,Image caption

Sasaran dari program pejuang muda berfokus pada 4 tempat yaitu di daerah pasca bencana, di kantong kemiskinan, di komunitas adat terpencil, dan di seluruh Nusantara. Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, melalui kegiatan (1). Pemecahan Masalah; (2) Identifikasi alternatif solusi; (3) Formulasi solusi terbaik; (4) Perencanaan sumber daya dan Capaian; (5) Pengerahan peran serta elemen masyarakat; (6) Implementasi dan Pelaporan serta pengukuran dampak.

Kategori program yang bisa diambil oleh mahasiswa antara lain, Pengembangan program bantuan sosial, Pemberdayaan fakir miskin & lansia, Pola hidup sehat & Kesehatan lingkungan serta Pembangunan Fasilitas umum di wilayah pasca bencana. Kegiatan ini merupakan kegiatan berbasis Blended Activities. Aktivitas online dan offline akan membuat mahasiswa dapat belajar langsung di lapangan sekaligus menggerakan banyak orang untuk berkontribusi via online. Dalam kegiatan offline dapat berkolaborasi atau magang dengan Kementerian sosial, balai, atau panti sosial lokal untuk mengatasi permasalahan sosial di wilayah tersebut. Sedangkan dalam platform online mahasiswa dapat membuat Digtal Campaign dan Fundraising untuk mendukung kegiatanya dalam memberikan dampak sosial. Secara keseluruhan, tugas principal sebagai pejuang muda ada 2 yaitu, Melakukan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). serta merumuskan, merealisasikan, dan melaporkan project sosial sesuai dengan permasalahan sosial yang ada di lokasi penempatan masing -- masing Pejuang Muda.

Kegiatan program Pejuang Muda verifikasi dan validasi ( DTKS ) yang berlokasi di Kecamatan Junrejo Image caption
Kegiatan program Pejuang Muda verifikasi dan validasi ( DTKS ) yang berlokasi di Kecamatan Junrejo Image caption

kami ditugaskan untuk membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) . Verifikasi dan validasi (DTKS) tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Socialial Affair Geographic Information System (SAGIS) di mana setiap penerima bantuan sosial masyarakat tersebut yang di verifikasi dan validasi di pergunakan untuk melakukan pendataan target survey dari kementerian sosial, Survey yang dilakukan oleh tim Pejuang Muda yang terjun ke lapangan pada akhirnya akan diinput di apk (SAGIS) dapat di konfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima atau yang belum pernah diterima.

Saya dan tim Pejuang Muda kota Batu juga ditugaskan untuk berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project. Merupakan  proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusi yang kemudian disusun dalam bentuk proposal. Selama saya dan tim Pejuang Muda bertugas, ada 6000 kurang lebih  data penerima bantuan sosial yang telah di verifikasi dan di validasi. Di sini tim kami menggunakan system grebeg perdesa untuk memverifikasi dan validasi data penduduk. Di kota Batu sendiri ada tiga Kecamatan yaitu, kecamatan Batu, kecamatan Junrejo dan kecamatan Bumiaji.

Team Based Project  bersama mentor pejuang muda melakukan gerakan penghijauan satu nama satu pohon yang berlokasi di  Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaj
Team Based Project  bersama mentor pejuang muda melakukan gerakan penghijauan satu nama satu pohon yang berlokasi di  Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaj
Team Based Project bersama warga kota Batu melakukan kegiatan pergerakan penghijauan satu nama satu pohon  yang berlokasi di Tulungrejo 
Team Based Project bersama warga kota Batu melakukan kegiatan pergerakan penghijauan satu nama satu pohon  yang berlokasi di Tulungrejo 

Dari hasil pemetaan wilayah melalui observasi, Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pejuang muda kota Batu adalah " SAMBANG BUMI: GERAKAN PENGHIJAUAN SATU NAMA SATU POHON SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH KOTA BATU" kenapa tim basic project pejuang muda kota Batu memilih sambang bumi dengan gerakan penghijauan satu nama satu pohon sebagai upaya mitigasi bencana banjir di wilayah kota Batu, karena pada saat berlangsungnya kegiatan pejuang muda pernah terjadi banjir bandang yang terjadi pada tanggal 4 November 2021 di kota Batu tepatnya di desa Bulukerto. Di sini berdampak pada timbulnya korban jiwa, kerugian harta benda psikologis, dan juga kerusakan alam. Bencana ini, menurut keterangan BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah) nasional selain disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan peningkatan intensitas hujan yang tinggi sehingga menyebabkan debit air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas meluap membawa serta material kepemukiman warga. Juga disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan kritis dan alih fungsi lahan di kota Batu menjadi lahan pertanian perumahan dan pariwisata.

Berkurangnya lahan kritis di Kota Batu  ini, selain menjadi penyebab timbulnya banjir juga dapat memberikan sumbangsih terhadap meningkatnya efek pemanasan global, berkurangnya sumber mata air, erosi, longsor, dan timbulnya resiko pendangkalan sungai. Maka berkaitan dengan hal tersebut, dibutuhkan sebuah solusi agar dapat mengatasi alih fungsi lahan dan meminimalisir dampak kerusakan alam yang ditimbulkannya salah satunya melalui kegiatan reboisasi atau penghijauan. Reboisasi atau penghijauan sendiri ditujukan untuk mengembalikan keberadaan pohon yang dapat berperan untuk menahan air tanah dan meningkatkan lahan kritis dan resapan air yang dapat mencegah terjadinya banjir dan longsor. Selain itu, reboisasi juga dapat berperan dalam hal pemulihan ekosistem, mengurangi dampak pemanasan global, mengurangi pencemaran udara, dan merupakan solusi untuk dapat mengatasi krisis air dan menjaga sumber mata air tetap mengalir.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami tim Pejuang Muda Kota Batu sebagai pegiat sosial yang ingin berkontribusi untuk memberikan kebermanfaatan dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan. Serta, sebagai bakti kami selaku mahasiswa dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal ini ingin menyelenggarakan aksi tanam pohon yang akan dilakukan di area Patok 54B Perum Perhutani LMDH Sumbergondo, DAS Kali Krecek salah satu titik yang mengalami alih fungsi lahan yang menjadi titik longsor dalam bencana banjir bandang Kota Batu. Melalui aksi tanam pohon yang kami lakukan, diharapkan dapat meningkatkan daerah resapan air dan meminimalisir terjadinya bencana alam dan menjaga kelestarian lingkungan hidup

Berdasarkan tingkat kerentanan bencana dari kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografisnya Kota Batu merupakan salah satu wilayah yang berpotensi mengalami bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional3 . Data pola kecenderungan bencana hidrometeorologi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, menunjukkan bahwa Kota Batu termasuk dalam daerah rawan bencana dan salah satu daerah dataran tinggi di Jawa Timur selain Kabupaten dan Kota Blitar yang berpotensi mengalami bencana banjir. Salah satu bencana banjir yang baru saja terjadi adalah banjir bandang pada 4 November 2021 yang membawa dampak yang cukup signifikan terhadap semua aspek kehidupan baik aspek fisik, ekonomi, psikologis, maupun sosial.

20 Desember 2021 pelepasan pejuang muda Kota Batu bersama bersama Dinas Sosial kota Batu. 
20 Desember 2021 pelepasan pejuang muda Kota Batu bersama bersama Dinas Sosial kota Batu. 
Foto bersama tim Pejuang Muda kota Batu kesayangan. Image caption
Foto bersama tim Pejuang Muda kota Batu kesayangan. Image caption

Di sini banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan ketika hadir dan juga berdinamika di tengah tengah masyarakat Kota Batu. Hal tersebut saya dapatkan ketika berbincang mengenai keluhan keluhan mereka yang membuat air mata saya menetes. Atau juga mendengar cerita mereka yang harus tinggal sendirian dan harus bekerja setiap hari dengan keadaan umur yang sudah tidak muda lagi. Kemudian juga dengan nada tangis seorang ibu yang di tinggal anak nya karena sang anak sudah berkeluarga sendiri. Pengalaman lainnya yakni ketika bertemu dengan sepasang orang tua yang hidup nya berpisah atau tidak tinggal lagi dengan anaknya dikarenakan orang tua yang memiliki prinsip untuk tidak membebankan atau menjadi tanggungan anaknya. Dalam masa akhir program saya juga menemui single parents yang harus bekerja keras demi anaknya agar memiliki pendidikan yang lebih bagus daripada orangtuanya.

Suatu ketika saya juga bertemu dengan seorang pemulung yang mau mencabut PKH nya karena beliau rasa masih banyak yang lebih butuh dari beliau, berdasar kejadian tersebut saya memiliki benak pemikiran yang tajam mengenai rasa syukur seperti: Rasa syukur mana yang sudah kita ucapkan? Lantas apakah kita pantas untuk mengeluh mengenai hari ini?. Padahal di luaran sana banyak saudara  kita yang memiliki ekonomi lemah dari kita namun, memliki rasa syukur yang melebihi kita semua.

Dengan adanya Program Pejuang Muda saya banyak belajar mengenai hal hal yang menurut saya baru seperti belajar menjadi orang rendah hati dan juga senantiasa berbagi dengan orang sekitar. Karena menurut saya ketika kita menolong orang lain sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri, dan juga harus memiliki kepercayaan bahwa Allah akan membalas kebaikanmu dengan berkat lain yang lebih indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun