Mohon tunggu...
SUYANTI SAFARINA AGUSTIN
SUYANTI SAFARINA AGUSTIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Malang

Hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Mahasiswa Pejuang Muda kota Batu

22 November 2022   06:36 Diperbarui: 22 November 2022   07:16 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team Based Project  bersama mentor pejuang muda melakukan gerakan penghijauan satu nama satu pohon yang berlokasi di  Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaj

Berkurangnya lahan kritis di Kota Batu  ini, selain menjadi penyebab timbulnya banjir juga dapat memberikan sumbangsih terhadap meningkatnya efek pemanasan global, berkurangnya sumber mata air, erosi, longsor, dan timbulnya resiko pendangkalan sungai. Maka berkaitan dengan hal tersebut, dibutuhkan sebuah solusi agar dapat mengatasi alih fungsi lahan dan meminimalisir dampak kerusakan alam yang ditimbulkannya salah satunya melalui kegiatan reboisasi atau penghijauan. Reboisasi atau penghijauan sendiri ditujukan untuk mengembalikan keberadaan pohon yang dapat berperan untuk menahan air tanah dan meningkatkan lahan kritis dan resapan air yang dapat mencegah terjadinya banjir dan longsor. Selain itu, reboisasi juga dapat berperan dalam hal pemulihan ekosistem, mengurangi dampak pemanasan global, mengurangi pencemaran udara, dan merupakan solusi untuk dapat mengatasi krisis air dan menjaga sumber mata air tetap mengalir.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami tim Pejuang Muda Kota Batu sebagai pegiat sosial yang ingin berkontribusi untuk memberikan kebermanfaatan dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan. Serta, sebagai bakti kami selaku mahasiswa dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal ini ingin menyelenggarakan aksi tanam pohon yang akan dilakukan di area Patok 54B Perum Perhutani LMDH Sumbergondo, DAS Kali Krecek salah satu titik yang mengalami alih fungsi lahan yang menjadi titik longsor dalam bencana banjir bandang Kota Batu. Melalui aksi tanam pohon yang kami lakukan, diharapkan dapat meningkatkan daerah resapan air dan meminimalisir terjadinya bencana alam dan menjaga kelestarian lingkungan hidup

Berdasarkan tingkat kerentanan bencana dari kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografisnya Kota Batu merupakan salah satu wilayah yang berpotensi mengalami bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional3 . Data pola kecenderungan bencana hidrometeorologi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, menunjukkan bahwa Kota Batu termasuk dalam daerah rawan bencana dan salah satu daerah dataran tinggi di Jawa Timur selain Kabupaten dan Kota Blitar yang berpotensi mengalami bencana banjir. Salah satu bencana banjir yang baru saja terjadi adalah banjir bandang pada 4 November 2021 yang membawa dampak yang cukup signifikan terhadap semua aspek kehidupan baik aspek fisik, ekonomi, psikologis, maupun sosial.

20 Desember 2021 pelepasan pejuang muda Kota Batu bersama bersama Dinas Sosial kota Batu. 
20 Desember 2021 pelepasan pejuang muda Kota Batu bersama bersama Dinas Sosial kota Batu. 
Foto bersama tim Pejuang Muda kota Batu kesayangan. Image caption
Foto bersama tim Pejuang Muda kota Batu kesayangan. Image caption

Di sini banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan ketika hadir dan juga berdinamika di tengah tengah masyarakat Kota Batu. Hal tersebut saya dapatkan ketika berbincang mengenai keluhan keluhan mereka yang membuat air mata saya menetes. Atau juga mendengar cerita mereka yang harus tinggal sendirian dan harus bekerja setiap hari dengan keadaan umur yang sudah tidak muda lagi. Kemudian juga dengan nada tangis seorang ibu yang di tinggal anak nya karena sang anak sudah berkeluarga sendiri. Pengalaman lainnya yakni ketika bertemu dengan sepasang orang tua yang hidup nya berpisah atau tidak tinggal lagi dengan anaknya dikarenakan orang tua yang memiliki prinsip untuk tidak membebankan atau menjadi tanggungan anaknya. Dalam masa akhir program saya juga menemui single parents yang harus bekerja keras demi anaknya agar memiliki pendidikan yang lebih bagus daripada orangtuanya.

Suatu ketika saya juga bertemu dengan seorang pemulung yang mau mencabut PKH nya karena beliau rasa masih banyak yang lebih butuh dari beliau, berdasar kejadian tersebut saya memiliki benak pemikiran yang tajam mengenai rasa syukur seperti: Rasa syukur mana yang sudah kita ucapkan? Lantas apakah kita pantas untuk mengeluh mengenai hari ini?. Padahal di luaran sana banyak saudara  kita yang memiliki ekonomi lemah dari kita namun, memliki rasa syukur yang melebihi kita semua.

Dengan adanya Program Pejuang Muda saya banyak belajar mengenai hal hal yang menurut saya baru seperti belajar menjadi orang rendah hati dan juga senantiasa berbagi dengan orang sekitar. Karena menurut saya ketika kita menolong orang lain sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri, dan juga harus memiliki kepercayaan bahwa Allah akan membalas kebaikanmu dengan berkat lain yang lebih indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun