Mohon tunggu...
Suwanda Alfasha
Suwanda Alfasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago (Dua Sistem Pemerintahan Menurut Adat Minangkabau)

23 Maret 2021   21:22 Diperbarui: 23 Maret 2021   21:41 36770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Lareh

Lareh berasal dari bahasa Minangkabau. Dalam bahasa Indonesia dibaca laras, artinya pemerintahan adat. Zaman dahulu kala di daerah Minangkabau ada dua "lareh" (Lareh nan duo), yaitu Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago. Lareh Koto Piliang artinya sistem pemerintahan adat koto Piliang. Lareh Bodi Caniago artinya sistem pemerintahan adat Bodi Caniago.

Pada zaman Belanda, penjajah menggabungkan beberapa nagari yang disebut kelarasan.

B. Pengertian Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago

1. Lareh Koto Piliang

Lareh Koto Piliang disusun oleh Datuak Katumangguangan. Datuak Katumangguangan ini adalah raja yang suka memerintah dan sifatnya sangat keras. Jika aturanya dilanggar, ia marah sekali. Datuak Katumangguangan juga keras dalam memerintah. Lareh Koto Piliang diatur dan ditata dengan cara-cara yang keras pula. Semua peraturan dibuat oleh pemimpin. Rakyat tidak diikutsertakan. Kekuasaan tertinggi berada di tangan pemimpin. Rakyat hanya melaksanakan aturan saja. Apabila ada yang melanggar harus dihukum.

Pelaksanaan aturan Lareh Koto Piliang ini diungkapkan dalam kata petitih di bawah ini :

 Nan babatih nan bapaek

Nan baukua nan bacoreng

Titiak dari ateh

Turun dari tango

Tabuja lalu tabalintang patah

Apakah arti petitih di atas? Artinya rakyat tiada berdaya kekuasaan berada ditangan pemimpin [datuak]. Begitulah Lareh Koto Piliang, terukir dalam sejarah dan Budaya Alam Minangkabau.

2. Lareh Bodi Caniago

Lareh Bodi Caniago dibentuk oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Ia bukanlah anak raja, melainkan anak pembantu raja. Bapaknya seorang yang arif, bijaksana, suka bermufakat, dan tidak keras. Selain itu, Datuak Parpatiah Nan Sabatang dididik secara lembut dan penuh kasih sayang oleh Bapaknya. Hasil didikan dari keluarganya itu menjadikan ia seorang pemimpin yang disegani oleh rakyat.

Aturan di dalam Lareh Bodi Caniago dibuat berdasarkan mufakat. Semua aturan (adat) dibuat oleh pimpinan bersama-sama rakyat. Kemudian, rakyat dan pimpinanya melaksanakan peraturan itu dengan senang hati .

Apabila ada yang melanggar aturan tidak langsung dihukum. Pimpinan bermusyawarah terlebih dahulu.

Lareh Bodi Caniago menetapkan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Peraturan yang dijalankan adalah hasil musyawarah pemimpin dan rakyat. Pelaksanaan aturan Lareh Bodi Caniago ini diungkapkan dalam petitih berikut:


Putuih rundingan dek sakato

Rancak rundiangan disapakati

Kato basamo kato mufakaik

Sasukua mangko manjadi

Sasuai mangko talamak

Tuah dek sakato

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun