Seiring berjalannya waktu teknologi informasi kian memposisikan diri sebagai nasi dan lauk-pauk di atas meja makan. Semua kalangan baik kelas bawah, menengah, dan elit beramai-ramai mengonsumsi kecanggihannya. Tak kenal usia, keberadaannya pun kian mengancam dominasi pacar dalam kehidupan kita, hehe.Â
Diakui atau tidak, pacar sudah bukan sosok orang pertama dalam mencurahkan keluh kesah keadaan jiwa yang dialami. Mungkin saja karena pacar belum mampu sepenuhnya menerima apa yang kita rasakan. Sehingga teknologi seringkali dijadikan pelarian yang bikin kecanduan.
Salah satunya Gadged. Telepon cerdas itu kini menjadi pasangan setia dan telah menggusur posisi dompet seisinya. Lebih praktis, cepat dan dapat menyimpan ATM, identitas, dunia beserta dinamika yang ada. Sebuah maha karya manusia paling mutaakhir di abad ini.Â
Hal itu mendukung dengan adanya internet. Informasi dari belahan dada manapun terasa lebih mudah diakses. Semudah mengebalikan ingatan dengan si mantan yeah.
Internet dan telepon pintar menjadi satu kesatuan yang lengket. Keduanya menjadi pasangan ideal, serasi, setia hidup sampai mati. Sebab keduanya tak akan berarti apa-apa jika salah satu di antara mereka tidak ada.Â
Saya beri contoh, hape tanpa internet hanya sebatas mesin yang seolah tak berfungsi apa-apa. Sebaliknya, internet tanpa hape tak bisa diapa-apakan. Walaupun dapat diakses dengan perangkat lain, namun tak sepraktis mesin sebesar tempe goreng itu.
Masih soal teknologi dan informasi, tanpa kita sadari ternyata keduanya seringkali menyetir hidup kita. Aktivitas sosial lebih banyak kita lakukan melalui layar hape. Karena, hape dan media sosial membuat yang jauh terasa dekat, yang dekat terasa jauh.Â
Manfaat lain menambah pertemanan, mempererat persaudaraan bahkan sebaliknya menimbulkan permusuhan. Bisa pula menjadi sarana yang mencerdaskan, menambah kekayaan, dan menyebabkan kemiskinan. Pokoknya segala macam ada, kalian bisa memilihnya sendiri, cantik natural atau cantik karena kamera oppo hehe.
Berkaitan dengan bersosial media, pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan bertentangga dan bermasyarakat pada umumnya. Maka etika sosial dalam dunia maya harus dijunjung tinggi. Kita harus peka dan mawas diri sebab warganet juga manusia memeliki perasaan dan sifat berbeda-beda.Â
Sisi lain kita dapat menilai karakter masing-masing warganet dari kebiasaannya di media sosial. Sehingga seringkali kita jumpai perilaku-perilaku yang menurut saya menjengkelkan. Ada beberapa tingkah warga +62 itu yang menurut saya menjadi penguasa jalan raya di jagad maya. Persis emak-emak naik motor versi online.
1. Hamba Nol Satu dan Nol Dua