Gunung Singgalang berketinggian 2.877 meter di atas permukaan laut (mdpl) berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Gunung api tidak aktif bertipe stratovolcano ini memiliki empat jalur pendakian: paling umum jalur Koto Baru/Pandai Sikek; Padang Laweh; Sikadunduang; dan Balingka.
Kali ini saya melakukan pendakian secara solo ke gunung Singgalang via jalur Balingka, Sabtu-Minggu (30-31/10/2021).
Baca juga:Â Trek Singgalang Sangat Ekstrem, Hindari Dua Hal Ini
Titik awal pendakian berada di Jorong Pahambatan, Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Untuk mencapai titik awal pendakian tersebut, para pendaki dapat mengikuti panduan Google Maps. Ketik saja kata kunci "Jalur Balingka".
Nanti akan diarahkan ke Pondok Pak Kosasih, titik awal pendakian, sekaligus tempat menitipkan sepeda motor; hanya sepeda motor moda kendaraan yang bisa sampai ke sini.
Belum ada posko pendaftaran resmi di jalur ini. Cukup permisi pada Pak Kosasih/Zul atau keluarganya waktu menitipkan motor padanya. Setidaknya warga tahu bahwa ada pendaki di wilayahnya. Mudah-mudahan ke depan ada posko resmi di jalur ini.
Estimasi waktu pendakian, dari titik awal tersebut hingga sampai ke Top Singgalang 2.877 mdpl, sekitar 5-6 jam berjalan normal.
Baca juga:Â Telaga Dewi, Surga Tersembunyi di Puncak Gunung Singgalang
Saya sendiri, kali ini, karena berjalan sangat santai dan sambil mendokumentasikan perjalanan, butuh waktu hampir 8 jam.
Jalurnya cukup terawat, jelas terlihat, khususnya setelah masuk pintu rimba. Tak perlu khawatir nyasar.
Kelebihan lain, jalur ini tidak licin/berlumpur, seperti halnya jalur Koto Baru/Pandai Sikek. Hutannya juga cantik sekali.
Sedikit saja jalur tertutup semak, pada beberapa titik, yakni sebelum pintu rimba atau pada saat setelah melewati peladangan warga. Namun jalurnya tetap terlihat jelas kok.
Hanya saja, sepanjang perjalanan, sering ditemui pacet sampai ketinggian sekitar 2.500 mdpl, terutama selepas hujan seperti saat saya mendaki.
Memakai gaiter atau lotion anti nyamuk dapat membantu mengurangi gigitan pacet.
Baca juga:Â Mengenal Zona Kematian di Gunung Singgalang
Oh iya, sepanjang jalur, khususnya setelah masuk rimba, tidak ada sumber air. Kalaupun ada sumber air, harus turun jauh ke lembah yang sangat curam. Karena itu, sebaiknya pendaki bawa stok air dari bawah.
Intinya, secara umum, jalurnya relatif berat. Karakternya mirip jalur pendakian gunung Talamau. Terus menanjak. Nyaris tanpa bonus.
Tapi tak perlu khawatir. Jalurnya jelas kok. Bila masih ragu, sila ikuti panduan video di bawah ini.
Selamat berpetualang!
Baca juga: Panduan Pendakian Gunung Singgalang Jalur Tercepat via Padanglaweh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H