Baca juga:Â Telaga Dewi, Surga Tersembunyi di Puncak Gunung Singgalang
Saya sendiri, kali ini, karena berjalan sangat santai dan sambil mendokumentasikan perjalanan, butuh waktu hampir 8 jam.
Jalurnya cukup terawat, jelas terlihat, khususnya setelah masuk pintu rimba. Tak perlu khawatir nyasar.
Kelebihan lain, jalur ini tidak licin/berlumpur, seperti halnya jalur Koto Baru/Pandai Sikek. Hutannya juga cantik sekali.
Sedikit saja jalur tertutup semak, pada beberapa titik, yakni sebelum pintu rimba atau pada saat setelah melewati peladangan warga. Namun jalurnya tetap terlihat jelas kok.
Hanya saja, sepanjang perjalanan, sering ditemui pacet sampai ketinggian sekitar 2.500 mdpl, terutama selepas hujan seperti saat saya mendaki.
Memakai gaiter atau lotion anti nyamuk dapat membantu mengurangi gigitan pacet.
Baca juga:Â Mengenal Zona Kematian di Gunung Singgalang
Oh iya, sepanjang jalur, khususnya setelah masuk rimba, tidak ada sumber air. Kalaupun ada sumber air, harus turun jauh ke lembah yang sangat curam. Karena itu, sebaiknya pendaki bawa stok air dari bawah.