Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Tenda Merapi Mountain Half Moon 2 UV Setelah Pemakaian 4 Tahun

21 Agustus 2021   06:47 Diperbarui: 29 Agustus 2021   15:21 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenda Merapi Mountain Half Moon 2 UV di danau Gunung Tujuh, Kerinci, Jambi (Dokumentasi Pribadi)

APA ALASAN penulis membeli tenda ini, bagaimana keadaannya setelah dipakai berulang kali selama 4 tahun, dan apa yang penulis suka dan tidak sukai dari tenda ini? Berikut ulasannya.

Sudah jadi prinsip soal pertendaan, tidak perlu mahal tapi wajib sesuai kriteria keperluan di gunung, terserah untuk kapasitas satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang atau lebih.

Pasalnya, tenda merupakan salah satu peralatan krusial terpenting untuk kegiatan luar ruang (outdoor) seperti mendaki gunung. Masalahnya adalah, tidak setiap tenda cocok digunakan di gunung.

Penulis menghindari memakai tenda satu lapis (single layer), satu pintu untuk tenda kapasitas dua orang atau lebih dan tanpa tali pengencang (guyline), karena kurang cocok digunakan di gunung, cocoknya untuk daerah dataran rendah seperti pantai.

Spesifikasi tenda mesti cocok untuk gunung-gunung daerah tropis dengan curah hujan tinggi, kelembaban tinggi, kadang badai, dan panas pada siang hari.

Empat tahun lalu penulis memutuskan untuk membeli tenda karya anak bangsa Merapi Mountain Half Moon 2 UV seharga Rp1,3 juta dengan ongkirnya, dengan spesifikasi yang sesuai dengan kriteria itu.

Hal yang disukai

Spesifikasi pokok tenda ini: bobot totalnya 2,5 kg; memiliki dua pintu dengan teras yang cukup lebar; dua lapis dengan bahan lapisan luar (flysheet) 190T polyester PU2000mm seam taped dengan lapisan anti UV dari Dupont; dan memiliki tali pengencang di sudut-sudutnya.

Pertama, bobot 2,5 kg untuk tenda kapasitas 2 orang masih tergolong wajar. Tenda ini lebih sering digunakan untuk berkemah sendirian. Kadang-kadang bersama dua orang anak, jadi total diisi 3 orang. Masih muat.

Kedua, wajib dua pintu bila tenda kapasitas dua orang atau lebih. Ini supaya nyaman di dalam tenda saat tengah hari yang terik. Dua pintu tersebut membuat sirkulasi udara di dalam tenda sangat lancar.

Tidak seperti tenda satu pintu, apalagi tenda besar, siang hari terik serasa di dalam oven. Penulis tetap pakai tenda model satu pintu hanya saja kapasitas kecil untuk satu orang, jadi di dalam tidak terlalu panas saat cuaca terik.

Baca juga: Dua Tahun Berpetualang Bersama Tenda Merapi Mountain Moonlight 1

Di puncak hutan mati gunung Talang (Dokumentasi Pribadi)
Di puncak hutan mati gunung Talang (Dokumentasi Pribadi)

Khusus tenda ini, selain sirkulasi udara sangat lancar karena dua pintu, juga flysheetnya memiliki lapisan antiUV dari Dupont. Ini cukup membantu mengurangi panas dan sinar UV menerobos ke dalam walau tidak terlalu signifikan.

Hal lain yang penulis sukai, bahan flysheet tenda ini cepat kering. Cukup membantu saat perlu packing pagi hari atau setelah hujan, tidak perlu terlalu lama menunggu flysheet kering atau dilap pakai kain. Pasalnya, membawa tenda basah cukup menambah beban perjalanan.

Teras pada masing-masing pintu diperlukan untuk menarok barang dan tempat memasak bila hari hujan. Tenda tanpa teras terasa kurang nyaman dan kurang safety terutama karena saat hujan terpaksa memasak di dalam tenda.

Dengan panjang teras depan dan belakang 70 cm, tenda ini sangat fungsional untuk tempat menyimpang barang dan tempat memasak saat turun hujan. Tidak perlu repot-repot bawa dan pasang flysheet tambahan untuk terasnya.

Dengan konstruksi frame tenda menyilang dan ditambah ada tali pengencang di setiap sudutnya, tenda ini cukup tahan badai.

Pemakaian perdana di gunung Talang tahun 2017 lalu kebetulan dilanda badai yang cukup dahsyat siang malam. Tenda ini tetap tangguh tanpa kerusakan apapun.

Kurang suka

Tidak ada gading yang tak retak. Beberapa hal terkait tenda ini kurang penulis sukai. Pertama, bobot yang masih terbilang berat. Innernya terasa berat karena bagian pintu dua lapis. Resletingnya juga nampak tebal dan berat.

Kedua, lapisan dalam (inner) kurang kencang atau agak kendor ke dalam, ini membuat ruang tenda "termakan" dan saat di dalam ada perasaan lebih sempit dibandingkan tenda kapasitas serupa seperti Naturehike Star River 2P.

Baca juga: Review Tenda Naturehike Star River 2P 210T Setelah Pemakaian Dua Tahun 

Ketiga, lantainya kurang tahan air. Wajib membuat parit di sekeliling tenda kalau tidak mau kebanjiran saat hujan tiba.

Setelah 4 tahun

Bagi siapa saja yang memantau kegiatan penulis mendaki gunung di media sosial, khususnya Facebook, pasti tahu intensitas penulis mendaki gunung.

Memang tenda ini tidak selalu dibawa mendaki gunung. Tenda kapasitas satu orang lebih sering penulis bawa saat mendaki sendirian (solo).

Tenda ini penulis bawa mendaki saat ramalan cuaca cerah/panas atau saat mendaki lebih dari dua hari agar berkegiatan dalam tenda lebih nyaman.

Di shelter 1 gunung Kerinci (Dokumentasi Pribadi)
Di shelter 1 gunung Kerinci (Dokumentasi Pribadi)

Dengan pemakaian ala penulis tersebut, keadaan tenda ini masih terlihat seperti baru. Tiga bulan lalu, saat dipakai di gunung Talang masih ada yang menyangkanya tenda baru dibeli.

Belum ada kerusakan berarti. Frame masih utuh dan tidak pernah patah. Lapisan luar, dalam dan lantai masih bagus.

Baca juga: Review Tenda Merapi Mountain Moonlight 1 Setelah Dua Tahun Pemakaian

Kalaupun disebut kerusakan minor, lapisan flysheet di bagian teras agak sedikit rembes halus saat hujan benar-benar deras.

Cara penulis memperlakukan tenda ini agar kondisinya terjaga, antara lain, setelah pemakaian cukup dilipat lalu dimasukan dalam ransel, tidak perlu digulung dan dimasukan dalam kantongnya.

Lapisan tenda yang masih panas atau basah agak rentan saat digulung kencang dan dimasukan dalam kantongnya. Bagian yang rawan rusak adalah seal-sealnya.

Kemudian, penulis menghindari mencuci tenda. Termasuk tenda ini.

Saat tenda ini kotor cukup disiram pakai air tanpa sabun atau diterjen, lalu dilap dan diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Baru setelahnya dimasukan ke dalam peti peyimpangan peralatan pendakian.

Kira-kira begini video cara mendirikan tenda ini seorang diri:


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun