Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gunung Talamau Aman Didaki Sendirian, Berikut Ini Tips dan Triknya

15 April 2021   13:43 Diperbarui: 7 Mei 2021   13:46 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, pada musim hujan, seperti pengalaman penulis mendaki gunung ini kali pertama. Dulu, sangat banyak pacet mulai bekas peladangan/pintu rimba hingga pos Bumi Sarasah. Berbeda saat musim kemarau, nyaris tidak ada pacet.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
  • Hindari berjalan malam

Karakter jalur pendakian gunung ini 2/3-nya melewati hutan hujan yang lebat. Berjalan pada malam hari, selain kurang sehat, apalagi saat musim hujan, apalagi saat angin kencang, sangat rawan kejatuhan dahan pohon.

Para pendaki bisa melihat pada beberapa titik ditemui pohon tumbang atau dahan pohon yang jatuh tepat di jalur pendakian.

Bisa dibayangkan bila berjalan malam dengan visibilitas atau daya pandang yang rendah tiba-tiba ada pohon tumbang atau dahan jatuh. Di tengah kegelapan, pendaki sulit menentukan arah pohon tumbang atau dahan yang jatuh.

Di samping itu, binatang buas biasa menjelajah atau berburu pada malam hari. Ular di balik semak-semak, di antara dedaunan, atau sedang menjalar di ranting pohon rendah dekat jalur pendakian juga sulit terlihat jelas pada malam hari.

Memang belum pernah terdengar pendaki dimangsa binatang buas saat berjalan malam hari, tetapi lebih baik antisipasi sebelum benar kejadian.

  • Perlengkapan dan logistik

Pastikan bawa perlengkapan dan logistik yang cukup, meliputi tas carrier, tenda, perlengkapan masak lengkap, kantong tidur, pakaian ganti, obat-obatan, dan logistik untuk minimal 4 hari 3 malam.

Jumlah logistik dilebihkan satu hari dari batas normal pendakian demikian untuk berjaga-jaga, siapa tahu butuh tambahan hari karena berbagai alasan.

Saat turun gunung ini tempo hari penulis sempat melihat rombongan pendaki yang kehabisan bekal logistik saat mereka turun, tepatnya di bawah pos Peninjauan. Peristiwa begini harusnya tidak boleh terjadi. Terbayang andai dihajar hujanan atau badai, nyawa taruhannya.

Saat mendaki gunung butuh asupan makanan sebagai sumber energi untuk mengganti tenaga yang terkuras dan untuk menangkal hawa dingin. Tanpa makan yang cukup, hipotermia mengintai. Dan hipotermia adalah pembunuh nomor satu di gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun