Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Solo Hiking ke Gunung Marapi Jalur Selatan, Jalur Paling Indah yang Jarang Dijamah

8 Februari 2021   11:41 Diperbarui: 11 Februari 2021   11:07 3411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut panorama dilihat dari camping area tugu Getrakoda (dokpri)

Kali ini saya solo hiking ke Gunung Marapi 2.891 mdpl lewat jalur selatan atau jalur Tungku Tigo, di Jorong Padang Panjang, Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Sebenarnya sudah lama saya ingin mendaki gunung Marapi lewat jalur ini. Tetapi selalu saja tidak jadi. Mungkin juga karena alasan lewat jalur ini lebih jauh dibandingkan jalur Kotobaru dan banyak pacet. Bikin males gerak.

Niat mendaki lewat jalur ini makin kuat dipicu adanya konflik pengelola jalur pendakian Kotobaru, seperti pernah saya tulis di sini. Mending cari jalur alternatif lain, pikir saya.

Start treking lewat gerbang jalur Tungku Tigo (dokpri)
Start treking lewat gerbang jalur Tungku Tigo (dokpri)
Posko jalur Tungku Tigo tidak dijaga (dokpri)
Posko jalur Tungku Tigo tidak dijaga (dokpri)
Kebetulan, titik awal pendakian "Posko Tungku Tigo" sudah ada di Google Maps. Jadi, sesampai di gerbang Nagari Pariangan, di kiri jalan Padang Panjang -- Batusangkar, tinggal ikuti saja panduan Google Maps. Nanti akan dipandu hingga sampai ke posko Tungku Tigo.

Pendakian dimulai pukul 8.20 WIB, Sabtu, 6 Februari 2021, start dari gerbang jalur Tungku Tigo. Sampai ke camping area "Taman Edelweiss" pukul 15.30 WIB. Total 7 jam berjalan kaki dengan tempo santai.

Saya benar-benar sendirian. Tidak ada pendaki lain mulai dari awal berjalan hingga sampai ke camping area Taman Edelweiss. Bahkan hingga esok hari. Jalur ini benar-benar sepi.

Ketemu persimpangan pertama ambil ke kiri (dokpri)
Ketemu persimpangan pertama ambil ke kiri (dokpri)
Karena lepas hujan, sepanjang jalan sangat banyak pacet. Untung saya pakai gaiter. Tapi tetap saja banyak pacet bisa lolos masuk ke dalam celana. Sampai di shelter 1 terpaksa buang pacet dulu sambil istirahat sejenak.

Jalur selatan ini merupakan jalur lama, atau "jalur tuo" istilah warga setempat, dari semua jalur pendakian gunung Marapi, atau untuk menyebut jalur di nagari tertua di Minangkabau. Tapi tidak banyak pendaki lewat jalur ini. Mungkin karena alasan jalurnya lebih jauh dan sangat banyak pacet.

Plakat selamat datang di kiri posko Tungku Tigo (dokpri)
Plakat selamat datang di kiri posko Tungku Tigo (dokpri)
Dibandingkan jalur Kotobaru, jalur ini memang lebih panjang sedikit. Namun ada kelebihannya, antara lain panorama danau Singkarak dan camping area di taman edelweiss dengan latar pemandangan puncak Marapi yang spektakuler.

Trik agar tidak nyasar, ikuti saja jalur jalan setapak yang paling nampak jejak pendaki. Setiap persimpangan sudah ada rambunya. Ikuti arah rambu itu. Ketemu simpangan pertama ambil kiri. Simpangan kedua dekat mata air "aia kalek", juga ambil kiri. Simpangan ketiga ada balai-balai di kanan jalur, ambil lurus.

Di sumber air/dokpri
Di sumber air/dokpri
Rambu/dokpri
Rambu/dokpri
Karena perjalanan lumayan panjang, maka ada baiknya bawa stok air yang memadai. Sumber air ada di tiga lokasi: aia kalek sekitar 20 menit setelah posko Tungku Tigo, di kanan menurun ke arah lembah di shelter 2, dan di camping area taman edelweiss.

Perjalanannya sendiri akan lumayan menguras tenaga. Trek yang dilalui bervariasi antara tanjakan ringan hingga sedang. Secara umum karakter jalur ini relatif landai. Hanya ada beberapa titik tanjakan sedang.

Sampai di shelter 1, istirahat dan buang pacet (dokpri)
Sampai di shelter 1, istirahat dan buang pacet (dokpri)
Sumber air di kanan shelter 2 menurun ke dasar lembah (dokpri)
Sumber air di kanan shelter 2 menurun ke dasar lembah (dokpri)
Tanjakan relatif tanpa henti mendekati ketinggian 2100 mdpl, atau setelah batas vegetasi, atau sekitar 1,5 jam sebelum camping area tugu Getrakoda.

Tenaga terkuras di tanjakan terjal terbayar dengan pemandangan di belakang yang sangat indah: hamparan luas Tanah Datar, Padang Panjang, Solok, dan danau Singkarak!

Panorama danau Singkarak (dokpri)
Panorama danau Singkarak (dokpri)
Setelah keluar batas vegatasi hutan hujan, menuju puncak, pacet sudah tidak ada lagi. Pemandangan ke arah bawah sudah sepenuhnya terbuka.

Sekitar 1-1,5 jam berjalan akan sampailah di area yang ditandai sebuah tugu Getrakoda. Tersedia luas tempat mendirikan tenda di kanan dan kiri tugu ini. Atau, bisa juga mendirikan tenda di taman Edelweiss, tak jauh dari area ini.

Sampai di shelter 3 atau area tugu Getrakoda (dokpri)
Sampai di shelter 3 atau area tugu Getrakoda (dokpri)
Tugu Sispala Getrakoda (dokpri)
Tugu Sispala Getrakoda (dokpri)
Tugu Getrakoda sendiri berupa plakat kramik yang disemen. Tugu penghormatan ini didirikan pada tanggal 19 November 2009 lalu, untuk mengenang 4 orang pendaki Sispala Getrakoda SMAN 1 Batusangkar yang hilang pada tanggal 19 November 1999 di gunung ini.

Keempat orang Sispala Getrakoda yang hilang tersebut bernama Rahmat Hidayat, Yan Alvin, Dewi Oktra, dan Tut Wuri Handayani.

Ucapan takzim tertulis di tugu Getrakoda: "10 Tahun berbagi rasa menggapai asa dalam menghargai hidup."

Salah satu sudut panorama dilihat dari camping area tugu Getrakoda (dokpri)
Salah satu sudut panorama dilihat dari camping area tugu Getrakoda (dokpri)
Dari area tugu Getrakoda ini terhampar pemandangan yang menakjubkan. Di bawah, arah selatan, ada hamparan Tanah Datar, Padang Panjang, Solok dan Danau Singkarak. Di utara, nampak puncak Merpati gunung Marapi yang gagah berwarna kecoklatan.

Di kiri dan kanan tugu Getrakoda banyak bunga edelweiss. Para pendaki dapat mendirikan tenda di sini, di antara rumpun bunga edelweiss, dengan pemandangan dahsyat di sekelilingnya.

Sepasang bunga edelweiss (dokpri)
Sepasang bunga edelweiss (dokpri)
Mendirikan tenda (dokpri)
Mendirikan tenda (dokpri)
Berjalan sedikit agak ke bawah, ke arah utara dari tugu Getrakoda, para pendaki akan dipertemukan dengan hamparan bunga edelweiss yang luas, yang disebut para pendaki dengan "taman edelweiss".

Taman edelweiss seindah ini yang tidak akan ditemui bila lewat jalur Kotobaru, sekalipun jalur ini terbilang paling ramai dilewati pendaki.

Di taman edelweiss ini ada sumber air tawar yang melimpah dan bersih. Sumber air begini juga tak ditemui di camping area cadas jalur Kotobaru/Batupalano, kalaupun ada sudah tercemar sampah dan tinja para pendaki.

Di batas vegatasi menuju camping area tugu Getrakoda (dokpri)
Di batas vegatasi menuju camping area tugu Getrakoda (dokpri)
Para pendaki yang lewat jalur Kotobaru acap mencari air dari camping area cadas hingga ke taman edelweiss dengan cara berjalan kaki hampir 2 jam lamanya.

Para pendaki yang camping di area tugu Getrakoda dan Taman Edelweiss cukup berjalan sekitar 30-60 menit untuk mencapai puncak Merpati. Acara muncak dilakukan para pendaki biasanya pada pagi hari untuk mendapatkan momen sunrise di puncak.

Momen sunset di dekat tenda (dokpri)
Momen sunset di dekat tenda (dokpri)
Sedangkan momen sunset cukup dinikmati dari sekitar tenda di area tugu Getrakoda atau Taman Edelweiss. Jika cuaca mendukung, Anda akan disuguhi sunset yang memukau dari sekitar sini.  

Selamat berpetualang!

SUTOMO PAGUCI


Bila berkenan sila kunjungi juga media sosial saya lainnya:

YouTube: https://www.youtube.com/channel/UC_fpP2LuhpRmbO26BkmR27Q

Instagram: https://instagram.com/tompaguci 

Twitter: https://twitter.com/tompaguci 

Facebook: https://www.facebook.com/sutomopaguci






HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun