Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Joker dan Legitimasi Kejahatan

7 Oktober 2019   19:16 Diperbarui: 9 Oktober 2019   11:08 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arthur pandai menyembunyikan maksud sebenarnya, ciri khas orang delusional dan psikopat. Dalam acara Murray Franklin Show alih-alih melawak, Arthur malah live mengaku bahwa dirinyalah yang membunuh tiga bankir karyawan Thomas Wayne di gerbong kereta. Ohya, diacara inilah Arthur pertama kali meminta nama panggungnya menjadi "Joker" (pelawak) dan disetujui Murray Franklin.

Sontak pengakuan ini membuat hadirin terperangah, tak terkecuali Murray Franklin. Rasa penasaran membuat Murray Franklin bertanya terus untuk menggali maksud pengakuan Arthur sebenarnya.

Atas pertanyaan Murray, Joker menjawab dengan dagu bergetar, menahan emosi, bahwa Murray sengaja menerima dirinya untuk jadi bahan tertawaan. Tiba-tiba Joker berdiri dari duduknya dan pistol Joker menyalak tepat mengenai kening Murray Franklin yang langsung terkulai seketika. Dua tembakan lagi bersarang di dada Murray Franklin. Idola Arthur inipun tewas seketika secara live di tv.

Sesaat setelahnya, Joker ditangkap polisi. Namun di perjalanan mobil yang membawa Joker ditabrak orang yang hendak menyelamatkan idola baru kota Ghotam ini. Joker selamat dan polisi yang menangkapnya tewas. Joker dielu-elukan massa.

Kota Ghotam jatuh dalam anarki. Kemarahan massa ditumpahkan dengan perusakan, pembakaran, dan aksi pembunuhan main hakim sendiri.

Pertanyaannya, benarkah Arthur adalah orang baik menjadi jahat karena kepahitan hidup, karena disakiti? Ada yang bilang, jahat ya jahat saja. Kisah Joker di atas sebenarnya telah menjawabnya.

Secara hukum universal, penyakit jiwa menjadi alasan untuk meniadakan pertanggungjawaban pidana atas perbuatan yang dilakukan. Jadi, kalau saya atau anda orang normal, maka tak punya legitimasi untuk melakukan kejahatan seperti Joker. Menjadi baik adalah takdir hidup orang normal.(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun