Baru saja sampai di kantor polisi, seorang penyidik lain lagi, sebut saja namanya Z, langsung berkata kepada istri Yunisman, "Aduh, Bu, kenapa Ibu transfer uangnya?!" katanya dengan nada menyesalkan. "Ibu sudah kena tipu," pungkasnya terdengar seperti sambaran petir di telinga istri Yunisman dan keluarganya.
Mendengar hal ini, Ardi (bukan nama sebenarnya), abang dari Yunisman yang ikut serta ke kantor polisi, nyeletuk, "Kami kan belum pernah cerita kepada bapak Z soal transfer ini, dari mana bapak Z tahu? Kami jadi curiga pada bapak," ujarnya tajam.
Oknum polisi Z jadi tercekat mendapat "serangan" tiba-tiba demikian.
"Saya ada berkomunikasi dengan teman dari LSM, jadi tahu," kata Z beralasan.
Merasa sudah kena tipu, istri Yunisman dan saudara-saudaranya seketika itu juga mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) setempat untuk melapor.
Dari penelusuran sementara, rekening bank penerima berdomisili di Kalimantan, jadi berbeda pulau dengan tempat kejadian perkara. Dan rekening itu telah dikosongkan beberapa menit setelah menerima transfer. Hingga saat ini, setelah beberapa waktu laporan tersebut, belum ada kemajuan siapa pelakunya.
"Ini duri dalam daging," kata salah satu polisi lain yang ditemui oleh keluarga Yunisman. Dari kalimat polisi tersebut, keluarga Yunisman memahami bahwa pelakunya dari kalangan internal kepolisian sendiri.
Indikasinya, tidak mungkin si penelpon tahu identitas tersangka (Yunisman) dan barang bukti yang disita, kecuali diinformasikan oleh polisi yang menangkap dan penyidiknya. Belum lagi gelagat mencurigakan dari oknum polisi X dan Z.
Beberapa hari setelah kejadian ini, istri Yunisman kembali ke kantor polisi sekalian menjenguk suaminya. Di sana ia menyaksikan seorang ibu-ibu menangis, mengaku ditipu Rp40 juta oleh penelpon yang mengaku oknum polisi. Modusnya lebih kurang sama dengan yang dialami keluarga Yunisman.
Dari kejadian di atas, khalayak masyarakat perlu waspada modus penipuan klasik demikian. Pasanglah selalu sikap curiga jika ada orang menelpon dengan janji mampu membebaskan keluarga yang ditangkap polisi. Itu pasti penipuan. (*)
SUTOMO PAGUCI