Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

5 Alasan Konyol Mendaki Gunung

22 Januari 2018   09:12 Diperbarui: 5 Februari 2018   13:12 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)

Rasa-rasanya saya sudah pernah menikmati semua air mineral kemasan branded yang beredar di Indonesia. Semua lewat! Masih jauh lebih lezat air yang saya buru ini.

Saya juga telah menikmati air alami di rimba-rimba tersembunyi, di ceruk-ceruk telaga, di lembah-lembah angker yang sunyi, di tempat-tempat yang tak pernah disangka orang. Namun semua air tersebut belum mampu mengalahkan candu air di puncak gunung Kerinci ini.

Selengkapnya.

3. Melihat bunga cantigi

Bunga cantigi di Gunung Talang (Dok. Pribadi)
Bunga cantigi di Gunung Talang (Dok. Pribadi)
Pada sekitar bulan Maret s/d April tiap tahunnya saya biasanya tidak melewatkan berziarah ke Gunung Talang, di Solok, Sumatera Barat, khusus untuk melihat bunga cantigi (Vaccinium varingifolium) di sekitar puncak hutan mati. Pada saat inilah momen paling tepat untuk melihat semarak musim bunga cantigi bermekaran di Gunung Talang.

Umumnya pendaki yang saya amati tidak terlalu memperhatikan semarak bunga berwarna mirip buah naga ini, tapi tidak dengan saya.

Memang sedikit orang yang suka memperhatikan detail. Para pendaki biasanya akan larut dalam suka cita kebersamaan. Detail bunga edelweiss yang berangsur berkurang, burung gagak hitam yang berkejaran, dsb jarang diperhatikan orang.

Padahal, bunga cantigi itu bermekaran sangat mencolok. Sesampai di puncak satu Gunung Talang, para pendaki langsung dihadapkan pada daun-daun cantigi muda berwarna merah menyala dan bunga cantigi yang berwarna senada.

Selengkapnya.

4. Membaca buku

Membaca di gunung (Dok. Pribadi)
Membaca di gunung (Dok. Pribadi)
Tempat membaca buku bagi orang kebanyakan cukuplah di rumah, di perpustakaan, cafe dan tempat-tempat nongkrong lainnya. Sedangkan saya sangat menikmati membaca buku di tempat-tempat ekstrem semisal di puncak gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun