Kadang-kadang sebagai sahabat atau lawyer bisa juga memberi nasehat. Agar tak usah pusing, serahkan saja masalah hukum pada lawyer, biar lawyer yang pusing. Jangan sampai terjadi malah tersangka yang pusing memikirkan kasusnya, sedangkan lawyer-nya santai saja karena mampu memisahkan urusan profesional dan emosional.
Tersangka tinggal serahkan semua bukti, berikan narasi kronologis yang jujur, selanjutnya biar lawyer yang bekerja. Klien biar fokus menata hatinya, menata pikiran, menyiapkan mental keluarga, dan mengonsolidasi aset-aset yang tak terkait korupsi biar tidak ikut disita apara hukum.
Sementara, bagi yang merasa benar-benar korupsi, nikmati saja rasa malu itu. Tak perlu menunjukkan muka tak tahu malu, karena itu sangat menjijikkan bagi publik yang melihatnya. Akui dengan jujur, karena pengakuan akan melapangkan perasaan.
Biarkan rasa malu dan hukum bekerja untuknya, akui dengan gagah, dan terima semuanya sebagai ganjaran yang pantas atas perbuatan yang telah dilakukan. Ungkap semuanya. Itulah "penebusan dosa" di dunia, semoga ada pengampunan di akherat. Memangnya siapa di dunia ini yang tidak pernah berbuat salah?(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H