Perjalanan panjang antara 3-18 hari membawa beban berat dan banyak, melalui medan naik-turun, melintas rimba, dan trek berbatu dan sebagainya, tentunya butuh tas carrier yang tangguh dan nyaman.Â
Salah memilih carrier akan mengakibatkan "neraka" selama perjalanan, sekalipun telah packing dengan teori dan cara yang benar. Antara lain yang dirasakan: beban lebih berat dari seharusnya, bahu sakit, pinggang sakit dan pegal tak wajar, serta gelayut beban pikiran karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari sektor punggung.
Karena itu, sebelum petualangan trekking jarak jauh, pastikan pilih tas carrier yang benar dengan kriteria: cocok teknologinya, pas ukuran liter sesuai kebutuhan, dan tepat pengaturan torsonya.
Yang tidak kalah penting, pastikan sesuai ukuran panjang punggung (torso) carrier, tidak kependekan dan tidak ketinggian, agar beban tas merata di punggung. Tiap orang sangat mungkin memiliki ukuran torso yang berbeda-beda, jadi harus disesuaikan.Â
Cara pengukuran torso: dimulai dari titik ruas tulang belakang pinggul (di tengah-tengah pinggul) s/d pangkal leher belakang (tulang benjolan serviks atau cervical ke-7 atau C7), akan ketemu berapa cm ukuran torsonya (lihat gambar di bawah).
Berdasarkan pengalaman, banyak tas nyaman tapi tidak tangguh (mudah robek dll). Ada tas nyaman hanya saat beban ringan, saat dikasih beban berat terasa menggelayut, berbunyi decit, dll. Cara pilih terbaik, setelah tentukan kriteria, adalah dengan mencobanya langsung.
Mampu bawa beban berat dan banyak jumlahnya, artinya, tas carrier itu harus cukup besar ukurannya, paling kurang 70-100 liter. Nyaman di punggung, berarti teknologi back system tas carrier tersebut harus bagus, menyentuh ke punggung sekaligus memiliki ruang sirkulasi udara yang baik. Bahannya tangguh, tidak mudah putus, robek, dst.
Berdasarkan pengalaman, back system berupa jaring dan berongga di bagian belakang tidak cocok untuk beban berat dan treking jarak jauh. Back system demikian akan memberikan efek "membuang" ke belakang saat tas dibawah berjalan, khususnya di trek menanjak, dan kurang stabil mengikuti pergerakan bahu dan pinggul saat berjalan.
Bergerak independen maksudnya: tali bahu bisa bergerak ke samping kiri-kanan mengikuti irama pergerakan bahu sewaktu berjalan; tali pinggang bisa bergerak naik-turun mengikuti irama pinggul sewaktu berjalan. Jadi tali bahu dan tali pinggang tidak kaku "menahan" sewaktu badan bergerak.
Disamping itu, mengingat pembagian beban antara tali bahu dan sabuk pinggang bisa 60:40, maka tali pinggang carrier mestilah tebal, kuat dan sanggam. Sabuk pinggang yang tipis dan ringkih tak akan mampu membagi beban ke pinggul dengan maksimal.
Selebihnya, tinggal tergantung pada pengaturan penyetel tali bahu (agar bagian belakang carrier menempel ke bahu, tidak menjauh dan longgar dari bahu, dan tidak melorot ke bawah), pengaturan penyetel tali pinggang (agar tali pinggang kokoh dan tidak longgar).Â
Yang terakhir, teknik packing yang baik: barang berat diletakkan menempel ke bagian belakang-tengah carrier, barang ringan di depan dan bagian permukaan carrier, sedangkan bagian terbawah carrier diisi alas yang ringan dan empuk misalnya kantong tidur.(*)
SUTOMO PAGUCIÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI