Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Sunyi yang Indah di Danau Gunung Tujuh

3 April 2017   13:51 Diperbarui: 7 April 2017   00:00 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAAT ANGIN bertiup pelan, permukaan Danau Gunung Tujuh nampak begitu tenang seolah berhenti bernafas. Di bawah langit mendung bulan April, permukaan danau ini berganti-ganti warna antara biru, hijau toska dan biru-silver.

Sabtu pagi, 1 April 2017, suasana danau nampak sangat sunyi. Hanya ada saya, dua orang pendaki lainnya, dan Pak Wis, operator biduk yang menawarkan jasa mengantar para peziarah ke seberang danau.

Memandang danau dari sisi Utara (dokpri)
Memandang danau dari sisi Utara (dokpri)
Suasana danau yang hening dan tenang (dokpri)
Suasana danau yang hening dan tenang (dokpri)
Waktu itu saya mendaki sendiri. Sengaja tiba di danau pada Jum'at (31/3/2017), sore, pada saat susana danau masih sepi. Sampai di tepi danau sekitar pukul 17.30. Pada awalnya saya benar-benar sendiri, tidak ada orang lain terlihat di sekitar danau.

Pukul 18.10 tiba dua orang pendaki lain dari Jambi. Keduanya sama tujuannya dengan saya, yaitu menikmati suasana sunyi di danau ini. Pada hari Jumat biasanya memang masih jarang pendaki yang berziarah ke danau ini. Dengan demikian hanya ada dua tenda di tepi danau pada hari Jum'at sore, 31/3/2017.

Mengintip danau di pagi yang mendung (dokpri)
Mengintip danau di pagi yang mendung (dokpri)
Sisi Barat danau (dokpri)
Sisi Barat danau (dokpri)
Sisi Barat danau hanya ada dua tenda (dokpri)
Sisi Barat danau hanya ada dua tenda (dokpri)
Sesaat setelah tenda berdiri di sisi Barat danau, matahari terbenam persis di balik gunung Madura Besi atau Gunung Gajah. Warna senja magenta sejenak meliputi area danau. Tak lama kemudian hujan pun turun dan kami masuk ke tenda masing-masing. Suara air hujan menerpa atap tenda dan gemuruh air terjun di samping kiri tenda mengiringi aktivitas di dalam tenda sampai tertidur.

Senja magenta di gunung Tujuh (dokpri)
Senja magenta di gunung Tujuh (dokpri)
Pemandangan spektakuler gunung Kerinci dilihat dari Danau Gunung Tujuh (dokpri)
Pemandangan spektakuler gunung Kerinci dilihat dari Danau Gunung Tujuh (dokpri)
Sebaliknya, ini pemandangan spektakuler Danau Gunung Tujuh dilihat dari puncak Gunung Kerinci (dokpri)
Sebaliknya, ini pemandangan spektakuler Danau Gunung Tujuh dilihat dari puncak Gunung Kerinci (dokpri)
Pukul 5.30, 1 April 2017, saya terbangun. Hujan sudah reda. Langit di atas danau memang masih mendung, tapi setidaknya tidak lagi hujan. Tanpa pikir panjang saya langsung mandi. Ternyata air danau tidak terlalu dingin. Brr, tubuh terasa segar.

Pagi yang mendung bersama minuman hangat, cemilan dan danau (dokpri)
Pagi yang mendung bersama minuman hangat, cemilan dan danau (dokpri)
Udara segar, langit mendung dan segalanya tampak begitu tenang (dokpri)
Udara segar, langit mendung dan segalanya tampak begitu tenang (dokpri)
Setelah memasak dan sarapan pagi, aktivitas kami hanya di tepian danau sekitar tenda. Menjelang pukul 8, saya menyeberang ke tepian danau sebelah Utara. Tempat penyeberangannya merupakan aliran air danau ke hilir yang jatuh menjadi air terjun.

Pagi itu, sisi danau sebelah Utara sama sekali tidak ada tenda pendaki. Di sini biasanya tempat favorit para pendaki mendirikan tenda, karena hanya di sini area cukup luas untuk mendirikan banyak tenda.

Sisi Selatan danau dilihat dari sisi Utara (dokpri)
Sisi Selatan danau dilihat dari sisi Utara (dokpri)
Pagi yang silver (dokpri)
Pagi yang silver (dokpri)
Sangat menyenangkan menikmati suasana danau yang indah, sendirian, ditemani cemilan dan minuman hangat. Hampir empat jam saya mengitari sisi Utara danau, duduk-duduk, foto-foto, main air dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Cuaca siang agak redup karena langit dipenuhi awan mendung.

Selepas siang, satu per satu peziarah berdatangan di tepi sebelah Barat danau. Banyak sekali pendaki, mayoritas remaja belasan tahun, sebagian besar warga lokal. Hingga sore dan malam, para pendaki terus berdatangan. Pada pukul 21 sisi Barat dan Utara danau yang strategis praktis sudah terisi semua dengan tenda. Malam minggu yang riuh.

Melepas pandang ke kejauhan (dokpri)
Melepas pandang ke kejauhan (dokpri)
Pagi semakin silver saja (dokpri)
Pagi semakin silver saja (dokpri)
Gunung Tujuh memang jauh lebih banyak dikunjungi pendaki dibandingkan gunung Kerinci. Masuk akal karena gunung Tujuh jauh lebih rendah dibanding gunung Kerinci, akses ke sana cukup mudah, jalannya relatif landai dan bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun