Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membakar Lahan, Kearifan Lokal yang Tak Lagi Arif

26 Oktober 2015   11:31 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:31 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk antisipasinya ya itu tadi, di sekeliling lahan akan dibersihkan sekitar satu sampai empat meter, supaya api tidak merambat ke hutan atau kebun tetangga. Jika sedang musim kemarau dan angin cukup kencang, tidak jarang petani akan meminta tolong tetangga atau kerabat untuk berjaga-jaga sekeliling lahan, sambil memegang kayu berdaun untuk jaga-jaga andai api merambat.

Pembakaran yang disengaja demikian lebih mudah untuk dikendalikan. Hal mana karena sebelum dilakukan pembakaran dapat dibuat semacam persiapan keamanan terlebih dahulu. Berbeda halnya dengan insiden yang tak disengaja, seperti lupa mematikan puntung rokok di hutan, puntung kayu api unggun yang belum mati semua setelah disiram, batu besi yang terjatuh dan beradu satu sama lain hingga menghasilkan api, dll.

Namun demikian, untuk saat ini, keariflan lokal demikian sudah selayaknya ditinjau ulang. Meluasnya kebakaran lahan dan hutan hampir di seluruh Indonesia sudah lebih dari cukup untuk bahan pertimbangan.

Pemerintah setempat selayaknya mencabut aturan yang membolehkan pembakaran lahan. Untuk selanjutnya dibuat aturan tegas: dilarang membuka lahan dengan cara membakar. Aturan berlaku umum baik bagi petani lokal tradisional maupun korporasi.

SUTOMO PAGUCI

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun