Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Treking Cantik ke Gunung Talang

19 Oktober 2015   14:07 Diperbarui: 19 Agustus 2017   16:45 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di simpang ini belok kiri, sekarang di sini sudah ada pos pendaftaran (dokpri)

Gunung Talang dengan ketinggian 2597 mdpl, merupakan salah satu gunung berapi aktif tercantik di Sumatera Barat, yang terletak di Kabupaten Solok, berjarak sekitar 9 km dari Arosuka ibu kota Kabupaten Solok atau 40 km dari Kota Padang ke arah Alahan Panjang Solok Selatan. Gunung bertipe stratovolcano ini cukup aktif meletus, dari 1833 hingga terakhir tahun 2007.

Ke sanalah saya treking hari Sabtu-Minggu (17-18/10/2015) lalu, melalui jalur di Air Batumbuk yang baru resmi dibuka tahun 2013 lalu. Selain rute Air Batumbuk, ada juga jalur Bukik Sileh yang lebih berat.

Senja di puncak gunung Talang (dokpri)
Senja di puncak gunung Talang (dokpri)
Sebagai perbandingan, melalui jalur Air Batumbuk hanya butuh waktu sekitar 3 jam, start dari pos sekretariat pendakian hingga sampai ke area camping ground di cadas, dengan medan treking yang relatif mudah.

Sedangkan melalui jalur Bukik Sileh disebut butuh waktu setidaknya 4-6 jam, start dari Bukit Sileh, Kabupaten Solok, langsung menuju puncak, dengan medan treking yang jauh lebih berat.

Pemandangan pagi hari dari puncak hutan mati (dokpri)
Pemandangan pagi hari dari puncak hutan mati (dokpri)
Saat saya ke sana, gunung Talang masih diliputi kabut asap kiriman provinsi tetangga. Kadang-kadang angin menghalau kabut sehingga pemandangan terlihat sedikit lebih jernih, seperti foto-fotonya terlihat di artikel ini.

Sekalipun berkabut, jumlah pengunjung mencapai lebih dari 200-an orang. Saat langit jernih, pemandangan di camping ground cadas sangatlah indah, baik siang maupun malam hari, terutama saat malam bertabur bintang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Menuju pintu rimba (Foto: Gurindam12)
Menuju pintu rimba (Foto: Gurindam12)
Gunung Talang saat ini memang salah satu tujuan pendakian favorit nomor dua di Sumatera Barat, setelah gunung Marapi. Trendnya terus meningkat sejak dibuka jalur baru di Air Batumbuk, ada potensi mengalahkan Marapi.

Jalur treking yang mudah, gunung yang relatif rendah, jarak yang dekat dari pusat kota Padang, pemandangan memikat sepanjang perjalanan, dengan hamparan kebun teh, dan pemandangan menakjubkan dari puncaknya, menjadikan gunung talang jadi favorit baru para pendaki.

Dari kota Padang, rute untuk mencapai gunung Talang melalui jalan raya Padang menuju kabupaten Solok. Sesampai di Simpang Empat Arosuka, dekat/sebelum Polres Solok, belok ke kanan menuju Alahan Panjang atau Solok Selatan.

Sepanjang jalan pengunjung akan disuguhi pemandangan kebun teh. Sekitar 10 km dari simpang ini, sesampai di simpang Masjid Muhajirin, Air Batumbuk, belok kiri. Posko sekretariat pendakian (tempat pendaftaran) hanya berjarak sekitar 100 m dari plang Masjid Muhajirin ini.

Ketemu Simpang ini, belok kiri (dokpri)
Ketemu Simpang ini, belok kiri (dokpri)
Pos Pendaftaran (dokpri)
Pos Pendaftaran (dokpri)
Jika Anda bawa motor atau mobil titipkan di pos sekretariat ini. Biaya pendaftaran Rp.10.000/orang dan penitipan motor Rp.10.000. Kendaraan para pendaki tidak diperbolehkan dibawah ke gerbang base camp, karena menyulitkan panitia untuk mengawasi. Nomor kontak pos sekretariat pendakian Gunung Talang dapat dihubungi di 085356929213 dan 081364055959.

Hanya berjarak sekitar 20 m dari Simpang Masjid Muhajirin tadi, Anda akan bertemu rambu R01 bercat merah/kuning. Ikuti arah petunjuknya. Jalur treking gunung Talang telah diberi rambu mulai dari R01 s/d R54, jadi pendaki kecil kemungkinan nyasar. Berhadapan dengan rambu R01 ini, di seberang jalan, ada rumah penyewaan peralatan kemping jika pengunjung tidak membawa peralatan atau ada terlupa membawa perlengkapan (nomor kontaknya ada di foto).

Ikuti rambu begini hingga ke puncak (dokpri)
Ikuti rambu begini hingga ke puncak (dokpri)
Penyewaan tenda sebelum pos pendaftaran, no kontak ada di foto ini (dokpri)
Penyewaan tenda sebelum pos pendaftaran, no kontak ada di foto ini (dokpri)
Dari rambu R01 terus berjalan menyusuri jalan semen. Setelah berjalan sekitar 100 m, akan ketemu Pos Pendaftaran dan simpang ke kiri pertama berupa jalan berkerikil menuju kebun teh, ikuti jalan tsb. Selanjutnya, pada tiap persimpangan atau dalam jarak tertentu akan ditemui rambu penunjuk arah. Tinggal ikuti saja rambunya.

Sepanjang perjalanan dari pos sekretariat menuju gerbang base camp, melewati hamparan kebun teh yang berundak berlapis hijau indah, dengan medan yang mudah dilalui dengan berjalan kaki. Jalan ini milik PTPN VI untuk jalur angkutan ke kebun teh. Sekitar 30 menit perjalanan, pengunjung akan sampai di gerbang base camp dan warung di kiri-kanan jalan, sebelah kanan ada warung milik Pak Bambang dengan camping ground di depannya.

Di simpang ini belok kiri, sekarang di sini sudah ada pos pendaftaran (dokpri)
Di simpang ini belok kiri, sekarang di sini sudah ada pos pendaftaran (dokpri)
Gerbang terakhir basecamp R6, sekarang sudah tumbang (dokpri)
Gerbang terakhir basecamp R6, sekarang sudah tumbang (dokpri)
Pak Bambang dan istrinya mengelola warung. Saya terkesan dengan keramahan, kemurahatian dan antusiasme Pak Bambang dan ibu pada para pendaki. Di kedainya, saya ngobrol cukup lama dengan Pak Bambang, bahkan sempat diajak tour ke kebun sayuran yang dikelolanya, di samping kedai.

Pada musim kemarau, ada baiknya ambil air di kedai Pak Bambang ini. Saat musim pendakian dan musim kemarau (sekitar bulan Mei s/d Agustus), stok air di camping ground cadas kadang-kadang menipis. Untung saat kami treking baru hujan lebat sehingga stok air di cadas melimpah ruah.

Camp ground basecamp di R6 (dokpri)
Camp ground basecamp di R6 (dokpri)
Camp ground di R6 (dokpri)
Camp ground di R6 (dokpri)
Jalur treking dari gerbang base camp hingga ke shelter 1 mulai menanjak tapi tergolong sangat bagus, bersih. Hanya saja, mulai dari shelter 1 hingga batas pintu rimba, jalan cukup berlumpur di saat hujan lebat. Ada baiknya pakai gaiter atau sepatu boot panjang saat musim hujan.

Sesudah shelter 1 jalan makin menanjak, tapi tergolong moderat, bahkan dibanding medan gunung Marapi yang tergolong mudah. Setelah memasuki rimba, medan treking mulai lembab, licin, akar-akar pohon, kadang melalui penghalang pohon tumbang. Di sepanjang jalan rimba ini, khususnya musim panas, akan banyak ditemui stroberi hutan yang rasanya asem-manis.

Shelter 1 (dokpri)
Shelter 1 (dokpri)
Pemandangan sekitar shelter 1 (dokpri)
Pemandangan sekitar shelter 1 (dokpri)
Menuju pintu rimba (dokpri)
Menuju pintu rimba (dokpri)
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mendekati cadas tempat camping ground, vigetasi mulai berubah, satu-satu ditemui bunga edelwies tapi tidak terlalu subur. Edelwies yang subur bisa ditemui cukup banyak di jalur treking dari camping ground di cadas menuju puncak. Yang jahil memetik edelwies dan tertangkap waktu razia akan dihukum mengembalikan ke puncak atau denda Rp100.000.

Ada baiknya waktu perjalanan diatur sedemikian rupa supaya sampai di cadas lewat tengah hari, terutama di musim panas. Terik matahari sangat terasa di cadas pada musim panas, bahkan di dalam tenda sekalipun akan terasa terpanggang. Waktu yang pas sampai di cadas adalah sesudah Ashar, sekitar jam 16 s/d 17 waktu setempat.

Suasana Cadas (dokpri)
Suasana Cadas (dokpri)
Malam bertabur bintang di Cadas (foto: Gurindam12.co)
Malam bertabur bintang di Cadas (foto: Gurindam12.co)
Tanda sudah sampai di camping ground cadas akan ditemui rambu R54 (terakhir). Sila memilih tempat untuk mendirikan tenda. Area lapang sangat luas, bisa muat ribuan tenda. Jadi tenang saja, tidak akan kehabisan tempat mendirikan tenda. Tapi sekedar saran, akan lebih baik pilih tempat mendirikan tenda di dekat lereng bukit sebelah kanan dari pintu masuk, untuk mengurangi kemungkinan terpaan badai atau setidaknya angin malam.

Di cadas inilah para pendaki biasanya beristirahat semalam, untuk melakukan summit keesokan paginya. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dari area perkemahan di cadas menuju puncak 2597 mdpl. Tinggal dihitung saja waktunya bila ingin melihat mata hari terbit dari puncak.

Tanjakan 80 derajat menuju puncak (dokpri)
Tanjakan 80 derajat menuju puncak (dokpri)
Jalur treking menuju puncak cukup berat, menanjak hampir tegak lurus. Sangat tidak dianjurkan pakai sendal jepit, seperti sering terlihat pada para pendaki pemula. Akan lebih aman pakai sepatu gunung. Jalurnya tanah gembur bercampur pasir dan kerikil. Sangat dibutuhkan ekstra hati-hati. Andai tergelincir bisa terhempas ke bebatuan.

Saya sendiri muncak sudah pukul 6.30 waktu setempat. Maksud hati sengaja tidak melihat sunrise karena diperkirakan akan terhalang kabut seperti biasanya. Eh tahunya cuaca pagi lumayan bersahabat. Langit lumayan bersih.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah melawati "tanjakan setan", sampailah di jalur trek sedikit mendatar, di daerah yang disebut "hutan mati". Di sini pendaki bisa menikmati eksotisme hutan mati, berupa pohon-pohon mati berwarna hitam, seperti sebuah instalasi seni. Pohon-pohon mati tsb akibat letusan terakhir gunung Talang tahun 2007 lalu. Jangan lewatkan foto-foto di tempat eksotis nan unik ini.

Hutan mati (dokpri)
Hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Setelah trek melalui hutan mati, sampailah di "jembatan neraka": sebuah jalan setapak kecil sekitar 50 m menghubungkan hutan mati dengan puncak, dengan jurang beruap belerang di kiri-kanan. Para pendaki harus antri saat melewati trek ini. Berhenti dulu di ujung, saat tidak ada orang lewat, baru start jalan. Sangat riskan bila berhenti di tengah jalur, terutama bila uap belerang datang menerpa.

Sangat dianjurkan pendaki membawa masker N95 atau sejenisnya. Terutama bila pendaki hendak muncak melewati "jembatan neraka" tadi. Lebih aman lagi bila bawa oksigen tabung. Tak terbayangkan andai tumbang di jembatan neraka ini, jatuh ke jurang yang dibawahnya mengepul uap belerang sangat panas.

Setelah melewati"jembatan neraka", sampai di bukit kecil, naik ke atasnya, terus saja turuni lembahnya, lalu naik lagi ke puncak bukit, dan terus saja ke jalur trek sebelah kiri menuju puncak 2597 mdpl yang ditandai papan plang dan bendera merah putih sisa acara 17 Agustus 2015 lalu.

Area di puncak 2597 mdpl tidak cukup luas. Perkiaraan saya, di musim pendakian yang ramai, seperti tanggal 17 Agustus dan tahun baru, puncak ini akan disesaki orang. Dibutuhkan kehati-hatian ekstra supaya tidak terpleset ke kiri-kanan yang terdiri jurang sangat dalam.

Puncak (dokpri)
Puncak (dokpri)
Ketinggian puncak (dokpri)
Ketinggian puncak (dokpri)
Suasana puncak (dokpri)
Suasana puncak (dokpri)
Susana puncak (dokpri)
Susana puncak (dokpri)
Waktu itu, dari semua rombongan kami, hanya saya sendiri yang ke puncak 2597 mdpl. Anggota rombongan lain memilih istirahat di tenda, karena semalam tentunya tidak bisa tidur. Jadi malas untuk muncak. Ngantuk dan kurang bertenaga.

Salah satu ciri khas pendaki di Sumbar, selain keramahannya dengan panggilan "pak", etiket sosialnya perlu ditingkatkan. Ini kalau boleh sedikit mengkritik. Kebanyakan pendaki akan nanyi-nyanyi atau teriak-teriak semalam suntuk. Suara bising masuk dalam tenda seperti toa, bikin tak bisa istirahat, padahal keesokan paginya akan summit.(*) 

SUTOMO PAGUCI

Artikel Terkait:

Pendaki: Trek Gunung Talang Jahat!

Pemandangan Spektakuler di Puncak Gunung Talang

5000-an Warga Rayakan HUT ke-72 RI di Gunung Talang

Bahkan Saat Mendung pun Gunung Talang Tetap Indah

Semarak Bunga Cantigi Menyambut Para Pendaki di Puncak Gunung Talang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun