Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Treking Cantik ke Gunung Talang

19 Oktober 2015   14:07 Diperbarui: 19 Agustus 2017   16:45 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di simpang ini belok kiri, sekarang di sini sudah ada pos pendaftaran (dokpri)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah melawati "tanjakan setan", sampailah di jalur trek sedikit mendatar, di daerah yang disebut "hutan mati". Di sini pendaki bisa menikmati eksotisme hutan mati, berupa pohon-pohon mati berwarna hitam, seperti sebuah instalasi seni. Pohon-pohon mati tsb akibat letusan terakhir gunung Talang tahun 2007 lalu. Jangan lewatkan foto-foto di tempat eksotis nan unik ini.

Hutan mati (dokpri)
Hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Hamparan hutan mati (dokpri)
Setelah trek melalui hutan mati, sampailah di "jembatan neraka": sebuah jalan setapak kecil sekitar 50 m menghubungkan hutan mati dengan puncak, dengan jurang beruap belerang di kiri-kanan. Para pendaki harus antri saat melewati trek ini. Berhenti dulu di ujung, saat tidak ada orang lewat, baru start jalan. Sangat riskan bila berhenti di tengah jalur, terutama bila uap belerang datang menerpa.

Sangat dianjurkan pendaki membawa masker N95 atau sejenisnya. Terutama bila pendaki hendak muncak melewati "jembatan neraka" tadi. Lebih aman lagi bila bawa oksigen tabung. Tak terbayangkan andai tumbang di jembatan neraka ini, jatuh ke jurang yang dibawahnya mengepul uap belerang sangat panas.

Setelah melewati"jembatan neraka", sampai di bukit kecil, naik ke atasnya, terus saja turuni lembahnya, lalu naik lagi ke puncak bukit, dan terus saja ke jalur trek sebelah kiri menuju puncak 2597 mdpl yang ditandai papan plang dan bendera merah putih sisa acara 17 Agustus 2015 lalu.

Area di puncak 2597 mdpl tidak cukup luas. Perkiaraan saya, di musim pendakian yang ramai, seperti tanggal 17 Agustus dan tahun baru, puncak ini akan disesaki orang. Dibutuhkan kehati-hatian ekstra supaya tidak terpleset ke kiri-kanan yang terdiri jurang sangat dalam.

Puncak (dokpri)
Puncak (dokpri)
Ketinggian puncak (dokpri)
Ketinggian puncak (dokpri)
Suasana puncak (dokpri)
Suasana puncak (dokpri)
Susana puncak (dokpri)
Susana puncak (dokpri)
Waktu itu, dari semua rombongan kami, hanya saya sendiri yang ke puncak 2597 mdpl. Anggota rombongan lain memilih istirahat di tenda, karena semalam tentunya tidak bisa tidur. Jadi malas untuk muncak. Ngantuk dan kurang bertenaga.

Salah satu ciri khas pendaki di Sumbar, selain keramahannya dengan panggilan "pak", etiket sosialnya perlu ditingkatkan. Ini kalau boleh sedikit mengkritik. Kebanyakan pendaki akan nanyi-nyanyi atau teriak-teriak semalam suntuk. Suara bising masuk dalam tenda seperti toa, bikin tak bisa istirahat, padahal keesokan paginya akan summit.(*) 

SUTOMO PAGUCI

Artikel Terkait:

Pendaki: Trek Gunung Talang Jahat!

Pemandangan Spektakuler di Puncak Gunung Talang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun